Ayla berbaring diatas perut suaminya yang sedang membaca Al-Qur'an, mereka baru saja selesai melaksanakan sholat Maghrib berjamaah. Izam yang tengah fokus dengan bacaannya, sesekali memainkan wajah istrinya. tangan Izam berasa diatas perut istrinya sambil mengusap tangannya.
"Mas" panggil Ayla, Ayla terbuyar dengan lamunannya. perasaan Ayla tak enak, serasa ada yang menjanggal dihatinya.
"hm?" Izam menutup Al-Qur'annya lalu menatap Ayla, Ayla tidak tau kenapa dia tiba-tiba merasa sedih melihat wajah suaminya. rasa gelisah meliputi hati Ayla.
"hei, kenapa sayang?" panik Izam saat Ayla meneteskan air matanya, Izam memperbaiki duduknya. mengusap lembut air mata Ayla.
Ayla duduk memeluk suaminya dengan erat.
"Mas jangan tinggalin Ayla ya? Ayla takut" Ayla terisak dengan pikirannya sendiri. Ayla berusaha menghilangkan pikiran buruk dihatinya."gak, gak akan sayang. Mas selalu ada untuk kamu, Mas disini" Izam membalas pelukan istrinya, walaupun Izam tidak tau kenapa istrinya tiba-tiba sedih.
"kanapa?hm? cerita sama Mas" ucap Izam.
"Ayla bentar lagi mau lahiran, setelah dede lahir kita harus sama-sama lagi ya? kita bertiga gak boleh pisah-pisah ya? kita berdua harus ada untuk dede Mas" ucap Ayla.
"Mas janji selalu ada untuk kalian, kalian separuh hidup Mas. bagaimana mungkin Mas mau ninggalin kalian? udah ah, pikiran buruknya hilangin" ucap Izam.
"tapi... Mas gimana kalau salah satu dari kita Allah ambil duluan? Ayla cuman bisa minta untuk ambil Ayla dulu sebelum suami dan a-" ucapan Ayla terpotong karena Izam membekap mulutnya. Izam tidak suka dengan ucapan Ayla.
"Ayla!" sentak Izam.
"Maaf Mas, Ayla cuman ada rasa takut" ucap Ayla.
"Iya gak papa, lain kali jangan bilang gitu ya? hilangin pikiran buruk dengan takdir Allah, masa depan hanya Allah yang tau. mungkin suatu saat nanti kita akan berpisah tapi setelah kita punya cucu buyut okey? minta sama Allah umur yang panjang dan minta supaya kita dipersatukan didunia dan akhirat”jelas Izam. Ayla mengangguk mengerti, air mata Ayla masih menggenang.
"Kita harus janji dulu kalau kita harus sama-sama okey?" Ayla mengacungkan jari kelingkingnya.
"Mas Janji" Izam mengangguk sambil tersenyum.
"Ayla juga janji" begitupun dengan Izam. Izam memeluk Ayla, mengusap punggung yang terbalut hijab itu dengan sayang.
Izam ikut takut, tapi jika memikirkan hal yang buruk tentang masa depan itu juga sikap suudzon dengan Allah. Izam percaya, segala takdir yang dan ujian yang diberikan Allah adalah kebaikan untuknya. Izam percaya akan segala takdir Allah, Izam tau Allah sudah mengatur takdirnya sebaik mungkin.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta halal (END)
Teen Fiction𝐂𝐢𝐧𝐭𝐚 𝐬𝐚𝐦𝐩𝐚𝐢 𝐣𝐚𝐧𝐧𝐚𝐡 "𝓬𝓲𝓷𝓽𝓪 𝓴𝓲𝓽𝓪 𝓪𝓴𝓪𝓷 𝓪𝓴𝓾 𝓫𝓪𝔀𝓪 𝓼𝓪𝓶𝓹𝓪𝓲 𝓙𝓪𝓷𝓷𝓪𝓱 𝓐𝓵𝓵𝓪𝓱" "𝓐𝓴𝓾 𝓽𝓲𝓭𝓪𝓴 𝓫𝓮𝓻𝓳𝓪𝓷𝓳𝓲 𝓾𝓷𝓽𝓾𝓴 𝓼𝓮𝓵𝓪𝓵𝓾 𝓪𝓭𝓪 𝓶𝓮𝓷𝓭𝓪𝓶𝓹𝓲𝓷𝓰𝓲𝓶𝓾 𝓽𝓪𝓹𝓲 𝓪𝓴𝓾 𝓫𝓮𝓻𝓳𝓪𝓷𝓳𝓲...