13. Mimpi

5.2K 217 3
                                    

assalamualaikum hai hai

pukul 19:56, Ayla baru saja selesai melaksanakan ba'da isya dimushola karena ia ingin sholat dimushola pesantren. Ayla sedang berjalan bersama Ana dan santri lainya.

"kak itu bukannya gus Izam yah?" ucap Ana melihat Izam baru saja turun dari kendaraannya bersama seorang perempuan. Aya segera mengalihkan pandagannya melihat Izam dan perempuan itu, hatinya merasa gelisah dan serasa sakit melihat mereka.

Izam dan perempuan itu terlihat akrab, bahkan Izam saja tidak menyadari keberadaanya. Ayla berusaha menghapus pikiran-pikiran yang negatif tetantang Izam.

"samperin kak" ucap Ana kesal dengan respon Ayla yang biasa saja.

"gak deh" ucap Ayla.

"gak sakit hati?" tanya Ana

"gak" geleng Ayla

"tapi kok matanya ada air" ucap Ana, melihat mata Ayla yang sudah berkaca-kaca. tidak mungkin Ayla tidak merasa sakit melihat suaminya begitu akrab dengan perempuan lain.

"gak ada" ucap Ayla mengangkat kepala menghadap langit.

"itu ning khadijah" ucap santri putri yang berada disamping Ana.

"ning khadijah?"

"iya, mereka pernah dijodohin sama ayah dari Ning khadijah tapi karena dulu gus Izam ingin melanjutkan kuliah dikairo jadi mereka gak jadi nikah. setauku sih gitu" ucap santri putri itu, sebut saja namanya Rantih.

"tapi sekarang Gus Izam udah punya istri masa dia deket lagi" ucap Ana jengkel, ia tidak bisa diam jika melihat kakanya menahan sakit melihat itu semua.

"mungkin mereka lagi ada urusan, na" ucap Rantih.

"kalau memang punya urusan, gak mungkin dong mereka seakrab itu apalagi Gus Izam yang gak lihat ada istrinya disini" ucap Ana.

"udah, kalian ke asrama kalian masing-masing." ucap Ayla.

"tapi kaka gak papakan" ucap Ana memastikan.

"gak papa, ini biar urusan kaka" ucap Ayla sembari tersenyum.

"ya udah deh, tapi kalau Gus Izam nyakitin kaka ke asrama aku aja. kita balas sakit hatinya oke?" ucap Ana.

"iya-iya" ucap Ayla.

"assalamualaikum" salam Ana dan Rantih.

"waalaikumussalam" jawab Ayla. Ayla kembali menuju Ndalem dengan perasaan yang tak karuan.

. . .

Ayla duduk bersama Umi Hani dan mbak Nadhira sambil bercerita, Ayla yang tidak terlalu mendegar fokus dengan pembicaraan karena pikirannya terus saja kepada Suaminya yang tidak pulang-pulang bahkan tak memberikan kabar.

"kamu kenapa nak?" ucap Umi Hani.

"gak papa umi" jawab Ayla.

"mikirin Izam?" ucap Umi Hani. Angguk Ayla sebagai jawaban.

"gak usah khawatir, suami kamu pasti pulang. kamu belum makan kan?" ucap Umi Hani.

"Ayla tunggu mas Izam aja" ucap Ayla.

"ya udah tapi jagan lupa makan ya? gak baik buat kesehatan kamu dan anak kamu" ucap Umi Hani.

"iya Umi"

tok tok

"assalamualaikum"

"waalaikumussalam" jawab mereka bertiga, Ayla segera berdiri dari duduknya untuk membuka pintu. Ayla pikir suaminya yang datang.

Cinta halal (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang