Part 1

4.6K 202 66
                                    

Krist menarik kopernya memasuki bandara sembari berbicara dengan seseorang lewat panggilan telpon.

*Brukk... Terdengar sesuatu yang bertabrakan, krist melihat seseorang menabrak kopernya.

"M-maaf tuan, saya terburu-buru" ucap pria itu.

Krist hanya mengangguk kemudian mematikan panggilannya dan berjalan menuju pesawatnya yang sebentar lagi akan berangkat.

Krist masuk di kelas bisnis, menatap ke arah jendela pesawat, tak lama pramugara dan pramugari mulai memberi isyarat jika pesawat akan take off, tatapan krist tertuju pada seorang pria di depannya, itu pria yang sama tadi, pria yang menabrak kopernya.

Begitu juga dengan pria itu yang menatap ke arah krist kemudian ia tersenyum manis membuat krist ikut tersenyum membalas senyuman pria itu.

Pesawat segera take off, para cabin crew mulai memeriksa keamanan satu persatu penumpang mereka.

"Pastikan anda memasang sabuk pengaman anda, tuan" ucap pramugara itu kepada krist.

Ia memasangkan sabuk pengaman itu melingkar di perut krist kemudian memberikan sedikit sentuhan menggoda di sana, jari jemarinya mulai nakal dan naik ke kancing kemeja teratas, membuka satu kancing kemejanya sehingga membuat dada putih krist terlihat.

"Ku pikir, anda kepanasan" ucapnya.

"Jika anda membutuhkan sesuatu panggil aku" ucap pramugara itu sembari mengedipkan satu matanya kemudian ia beranjak pergi dari sana memeriksa penumpang lainnya, wangi parfumnya sangat menggoda hingga membuat krist menatap ke arah pramugara itu lagi dan memperhatikan aktifitasnya.




***
Sudah tiga jam mereka berada di dalam pesawat, perjalanan memakan waktu hampir 5 jam, berarti masih ada waktu 2 jam untuk mereka landing, krist menguap karna baru saja bangun dari tidurnya kemudian ia memainkan ponselnya untuk membuang rasa bosannya.

Tak lama datang para cabin crew membawa makanan dan minuman untuk para penumpang.

"Silakan di nikmati, tuan" ucap pramugara tadi.

Krist hanya menganggukkan kepalanya.

"Apa anda membutuhkan sesuatu?"

"Tidak" jawab krist singkat.

"Ingin bertanya dimana toilet mungkin?" Ucap pramugara itu.

Krist menatap ke arah pramugara itu, keduanya saling menatap dalam diam.

"Tidak" ucap krist, setelah lama terdiam.

"Hmm, baiklah. Jika anda membutuhkan sesuatu panggil aku"

"Hmm"

Pramugara itu langsung beranjak dari posisinya dan pergi meninggalkan krist.

"Shit, pria itu benar-benar keterlaluan!" Keluh singto pada temannya sesama pramugara.

"Siapa?"

"Ada seorang pria di kelas bisnis"

"Kenapa?"

"Tidak, dia sepertinya sangat sombong" ucap singto acuh sembari duduk di kursinya.

Beberapa menit berlalu, krist beranjak dari kursinya dan berjalan mencari toilet, ia mencari seseorang yang bisa dirinya tanyai.

"Dimana toiletnya?" Tanya krist, pada pramugari yang di temuinya.

"Di sana tuan" ucap pramugari tersebut, kemudian krist berjalan menuju arah yang di sebut tadi.

"Apa anda membutuhkan sesuatu?" Ucap seseorang.

"Tidak, aku hanya ingin ke toilet" ucap krist.

"Baiklah, ayo ku antar" ucap pramugara tadi.

Krist hanya mengangguk keduanya berjalan menuju toilet.

Krist masuk ke dalam dan mengunci pintunya, beberapa menit kemudian krist keluar lagi dan ia masih melihat keberadaan pramugara itu.

"Apa anda membutuhkan sesuatu lagi, tuan?"

"Tidak"

"Sesuatu... Mungkin?" Ucapnya sembari meraba dada krist dan memainkan jarinya membentuk pola abstrak di sana.

"Oh, shit! Berapa bayaran mu?" Tanya krist.

"Aku bukan jalang!" Ucapnya marah.

"Lalu?"

"Sudahlah" pramugara itu hendak beranjak namun krist memegang tangannya.

"Bukankah kamu yang menawarkan sesuatu itu tadi?" Ucap krist sembari mengukung tubuh pria itu di dinding.

Krist mengusap wajahnya memperhatikan setiap inci wajah pramugara itu.

"Siapa nama mu, manis?" Bisik krist.

"Singto"

"Sepertinya kamu masih sangat muda dan sudah berani menggoda seseorang yang bahkan tampak jauh lebih dewasa dari mu" lirih krist.

Singto terdiam menatap pria tampan dewasa di hadapannya, sejujurnya ia jatuh cinta pada pandang pertama kepada krist tadi, saat mereka tak sengaja bertabrakan di bandara.

"Sayang sekali, aku tak tertarik pada pria muda seperti mu" ucap krist sembari tersenyum manis, kemudian ia langsung beranjak pergi dari sana meninggalkan singto sendiri yang masih terdiam.

***
Beberapa jam berlalu, pesawat mulai landing, para cabin crew mulai memberi instruksi lagi pada penumpang termasuk singto.

"Tuan dan nyonya, sembari kita mulai mendarat, mohon pastikan punggung kursi dan meja Anda berada dalam posisi tegak. Pastikan juga sabuk pengaman Anda terkait dengan baik dan seluruh barang bawaan tersimpan di bawah kursi di depan Anda atau di penyimpanan atas. Terima kasih" ucap singto sopan sembari tersenyum.

Sangat berbeda jauh dari perilaku nakalnya tadi saat menggoda krist.

Singto melayani satu persatu penumpang dengan baik dan semua itu tak luput dari perhatian krist.

Satu persatu penumpang mulai turun, setelah penumpang turun para cabin crew mulai mengerjakan tugas mereka kembali dan keluar dari pesawat.

Singto berlari mencari seseorang di sekitar bandara berharap menemukan pria tadi.

"Kita belum berkenalan, tuan" ucap singto, setelah ia menemukan keberadaan krist.

"Tak perlu karna kita tak akan bertemu lagi" ucap krist.

"Setidaknya beri tahu aku nama mu!" Ucap singto yang mulai kesal.

"Ucapan mu benar-benar tak sopan, apa kau tak lihat jika aku lebih dewasa dari mu?"

"Ya itu sebabnya beritahu aku nama mu dan usia mu?"

"Krist, 34 tahun"

"Wow! Benar-benar tua" ejek singto, mengingat jika singto baru berusia 23 tahun.

"Tapi tak masalah, biasanya pria tua kuat melakukan itu beberapa jam" bisik singto di dekat telinga krist.

Krist hanya tersenyum menanggapinya lalu pergi dari sana meninggalkan singto sendiri.















Tbc.

Flight With Love ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang