Part 7

1.2K 121 69
                                    

"Kapan kita bisa berkencan, phi?" Tanya singto, pada krist di sebrang sana.

"Jadwal ku benar-benar padat sekarang di rumah sakit"

"Selalu seperti itu, jika aku libur phi sibuk, jika phi libur aku yang sibuk" keluh singto.

"Aku akan menyelesaikan perkerjaan ku dulu di sini, minggu depan aku ada perjalanan ke luar negri, apa kamu bisa?"

"Kemana?"

"Kanada?"

"Hari apa?"

"Khamis" ucap krist.

Singto mengecek jadwalnya kemudian tersenyum.

"Hari khamis aku ada penerbangan ke sana! Apa phi naik pesawat yang sama dengan ku?"

"Ya"

"Kita bisa bertemu di pesawat" ucap singto bahagia.

"Hmm, berapa hari kamu di sana?" Tanya krist.

"Dua hari, bagaimana dengan phi?"

"Aku satu minggu, tapi kita bisa berkencan sebentar sebelum kamu pulang" ucap krist.

"Baiklah, aku sangat merindukan phi" ucap singto manja.

"Aku juga merindukan mu" ucap krist.

"Sebentar lagi aku ada operasi besar" ucap krist.

"Baiklah" ucap singto kemudian ia mematikan panggilan itu.

Krist kembali melanjutkan perkerjaannya memeriksa riwayat penyakit pasiennya dan mencoba untuk memahaminya.
.
.
.
.
Satu minggu berlalu, krist bersiap dengan kopernya sekarang.

"Daddy selalu keluar negri" ucap Caroline, saat melihat mommynya tengah mengemasi pakaian daddynya.

"Daddy ada beberapa perkerjaan sayang, carl ingin oleh-oleh apa? Daddy akan membelikan mu nanti"

"Aku ingin.... Adik!" Ucap caroline.

"Bagaimana bisa" gumam krist.

"Daddy pergi berkerja, sayang. Lagi pula mommy tak ikut" ucap aye.

"Apa ingin adik hadir, mommy harus ikut?" Ucap caroline.

"Ya" ucap krist, singkat.

"Ya sudah, ayo mom kita ikut daddy" ucap caroline.

"Sayang, daddy berkerja di sana, bukan untuk liburan"

"Tapi aku ingin adik" ucap caroline.

"Kenapa tiba-tiba ingin adik?" Tanya aye.

"Teman ku mempunyai adik"

"Nanti daddy akan berkerja lebih keras lagi agar kamu memiliki adik" ucap krist sembari mengedipkan satu matanya kepada istrinya.

Wajah aye memerah mendengarnya dan tersenyum malu. Siapa pun yang melihat keluarga kecil itu pasti akan iri. Tak pernah ada pertengkaran di tengah-tengah mereka, rumah tangga krist benar-benar terlihat sangat harmonis.

"Peluk daddy dulu" ucap krist, pada anaknya.

Caroline mendekati krist kemudian memeluknya.

Aye juga sudah selesai membereskan pakaian suaminya.

"Apa mau ku antar ke bandara?" Tanya aye.

"Tak usah" ucap krist.

Krist menghampiri aye dan mencium kening istrinya, kemudian mereka sama-sama keluar dari kamar berjalan ke depan, beberapa menit setelahnya taxi pesanan krist sudah tiba.

Flight With Love ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang