Setelah berbagai macam drama, singto terus meminta ijin untuk tak masuk kerja kepada bosnya dan akhirnya bosnya memberi ijin.
Itu demi agar ia bisa pergi dengan krist, Krist menjemput singto di rumahnya lebih dulu, di depan sudah ada singto yang siap dengan kopernya, krist membantu memasukan koper singto ke bagasi mobil kemudian membukakan pintu mobil untuk singto.
"Berapa hari kita di sana?" Tanya singto.
"Dua hari" ucap krist.
Perjalanan memakan waktu 5 jam, akhirnya mereka tiba di sebuah villa.
"Kita tak menginap di hotel?" Tanya singto.
"Tidak, ini villa milik ku. Di belakangnya ada pantai" ucap krist.
Krist mengeluarkan koper mereka dan membawanya masuk ke villa itu, krist dan singto membawa koper mereka ke kamar. Kemudian krist membawa singto ke dapur untuk membuat sesuatu yang bisa di makan karna sekarang sudah jam 2 sore tapi mereka belum makan siang.
Krist memang sudah menyuruh penjaga villa agar menyiapkan bahan makanan di kulkas kemudian melarangnya untuk ke villa selama dua hari agar tak ada yang mengganggu mereka.
Krist sengaja mengajak singto berkencan di tempat private seperti sekarang, karna takut mereka akan ketahuan oleh teman-temannya atau dokter yang berkerja di rumah sakitnya.
Singto hanya membuat nasi goreng untuk makan siang mereka sedangkan krist menunggu di meja makan.
"Setelah ini aku ingin melihat pantainya" ucap singto.
"Iya" ucap krist
Keduanya makan dalam diam, setelah makanan mereka habis krist mengajak singto ke belakang villa membuka pintu belakang kemudian terlihat pantai di sana.
"Kenapa sepi sekali di sekitar sini?" Ucap singto.
"Ini memang milik pribadi" ucap krist.
Singto menghentikan langkahnya dan menatap kesal pada krist.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Apa phi malu membawa ku ke tempat umum? Padahal wajah ku tak terlalu jelek!?" Ucap singto.
"Aku hanya ingin menghabiskan waktu berdua dengan mu tanpa gangguan orang lain" ucap krist.
"Ya, anggap orang lain hanya figuran di dunia kita! Aku ingin pamer kepada orang-orang jika aku mempunyai kekasih yang tampan" ucap singto.
"Baiklah, besok kita ke tempat keramaian" ucap krist.
"Hmm" jawab singto singkat kemudian melanjutkan langkahnya.
Krist mengejar singto kemudian melingkarkan tangannya di pinggang singto. Mereka terus berjalan tak tentu arah dengan di temani deburan ombak dan angin laut yang kencang.
"Semuanya milik phi?" Tanya singto, saat melihat sekitar mereka hanya ada rerumputan dan pohon tak ada villa lagi selain villa milik krist tadi.
"Ya, semuanya milik ku" ucap krist.
"Kekasih ku benar-benar kaya, jika kita menikah nanti aku tak perlu berkerja lagi" ucap singto, kemudian ia duduk di pasir pantai dengan di susul oleh krist.
"Apa ini yang di namakan sugar daddy? Teman-teman ku sering membahas ini, phi seorang dokter yang hebat, tampan, dewasa, bahkan juga sangat kaya, jika phi sugar daddy itu berarti aku sugar baby" ucap singto sambil terkikik geli.
"Terserah kamu ingin menganggapnya apa" ucap krist.
Krist menyatukan bibir mereka dan melumat bibir singto, rasa manis dari kembang gula yang di makan singto tadi sangat terasa di bibirnya, membuat krist semakin bersemangat menghisap lidah singto. Begitu juga dengan singto yang membalas lumatan krist, perlahan krist merebahkan tubuh singto ke pasir dan mengukung tubuhnya di sana.
"Apa phi yakin tak akan ada orang lain selain kita?" Tanya singto memastikan.
"Iya, kamu tenang saja" ucap krist sembari membuka celana singto.
Krist mengambil kondom dalam saku celananya, singto yang melihat itu langsung mengambil alih kondom tersebut, singto mengocok penis krist kemudian mengulum penis besar kekasihnya itu hingga di rasa cukup, singto membuka kondomnya dan memasangkannya di penis krist.
Singto terbaring pasrah di pasir, sedangkan krist mengangkat dua kaki singto agar lubangnya terbuka lebar dan menuntun miliknya masuk dengan perlahan, singto mendesis saat penis besar krist masuk sempurna.
Rasanya sudah tak sakit seperti kali pertama mereka melakukan itu, krist mulai bergerak perlahan sambil menatap wajah singto di bawahnya, keduanya saling menatap dengan tersenyum.
Singto mengalungkan tangannya di leher krist dan menyatukan bibir mereka. Angin pantai menyapa kulit keduanya namun mereka tetap merasakan panas, keringat membasahi kening singto karna genjotan krist semakin kasar.
Singto bebas mendesah bahkan berteriak tanpa takut desahannya akan terdengar oleh orang lain, mereka benar-benar melakukan public seks kan? Hanya saja tak ada orang di sana. Mereka melakukannya di alam terbuka bahkan tepi pantai dan entah kenapa singto menyukai itu. Dia semakin terangsang sekarang, penisnya bergerak tak karuan saat genjotan krist semakin kasar, beberapa menit kemudian keduanya mengeluarkan cairan mereka.
Krist melepas kondom yang berisi cairan miliknya kemudian membuangnya ke laut.
Krist membetulkan posisi celananya lagi dan memakaikan celana pada singto.
"Ini belum berakhir, sayang" bisik krist.
Kemudian ia menggendong tubuh singto membawanya kembali ke villa.
Krist memang hanya membawa satu kondom tadi itu sebabnya ia tak melanjutkan permainan mereka di sana.