Part 2

2.3K 154 69
                                    

Krist berkerja seperti biasa di rumah sakit, melayani pasien, mendengar keluh kesah pasien dan memberi nasehat padanya.

Krist memang seorang dokter di sebuah rumah sakit, dokter ahli bedah tapi juga merangkap sebagai dokter umum dan direktur utama di rumah sakit tersebut, bahkan rumah sakit itu miliknya sendiri

Tak terhitung berapa banyak kekayaan yang krist miliki, dia mempunyai banyak cabang mall di setiap kota, toko perhiasan dan beberapa perusahaan.

Karna dokter memang cita-citanya sejak kecil, jadi krist memilih untuk menjadi seorang dokter sekarang dari pada menjadi CEO di perusahaannya sendiri.

"Dok, sebentar lagi operasi akan di mulai" ucap seorang suster yang baru saja masuk.

Krist menganggukan kepalanya dan memakai jas dokternya lalu keluar dari ruangannya berjalan menuju ruang operasi.

"Phi krist" ucap singto yang kebetulan melihat krist tengah berjalan.

"Phi seorang dokter!?" Ucap singto tak menyangka.

"Seperti yang kamu lihat" ucap krist cuek sembari terus berjalan.

Singto terus berjalan mengikuti kemana krist akan pergi hingga membuat krist menghentikan langkahnya dan menatap singto.

"Aku sibuk, jangan ikuti aku!" Ucap krist.

"Aku hanya ingin bicara"

"Aku tak ada waktu untuk itu" ucap krist.

"Baiklah, apa aku boleh meminta nomor ponsel phi?" ucap singto.

"Lain kali saja, jika kita bertemu lagi" ucap krist sembari melanjutkan langkahnya.

Sedangkan singto juga kembali pulang tak mengikuti krist lagi.

Beberapa jam berada di ruang operasi, krist keluar dan berjalan menuju kamar pasien, memeriksa pasien yang baru saja melakukan operasi tersebut setelah memastikan pasiennya baik-baik saja baru krist kembali ke ruangannya.



***
Sedangkan di tempat lain saat ini, singto tengah memakai seragam pramugaranya, mempersiapkan dirinya untuk berkerja kembali, memasukan beberapa bajunya ke dalam koper dan beberapa keperluan lainnya, kemudian keluar dari rumahnya menghampiri taxi yang sudah menunggunya di depan untuk mengantar dirinya ke bandara.

Singto memang sangat jarang berada di rumahnya mengingat jika dia sering melakukan penerbangan ke berbagai negara dan terkadang menginap di negara tersebut selama beberapa hari.

Kesibukannya yang membuat dirinya tak sempat untuk menjalin hubungan, seorang pria dewasa dengan sedikit kelebihan hormon membuat singto merasa ingin mempunyai kekasih sekarang. Tapi singto juga tipe pria yang sangat pemilih, dia tak mau menjalin hubungan dengan sembarang orang, kasian wajah tampannya nanti jika dia berkencan dengan pria jelek.

Tapi semenjak ia bertemu krist, sepertinya singto akan mencobanya dengan krist, walau krist belum tentu mau dengannya, mencoba dulu tak masalah 'kan? Apa lagi mengingat jika krist berkerja di rumah sakit yang sama tempat papanya berkerja. Ia akan mudah menemui krist di sana nanti.

Keberadaan singto di rumah sakit tadi memang untuk bertemu papanya karna sudah lama ia tak pulang ke rumah, jadi singto menyempatkan diri untuk menjenguk papanya di rumah sakit. Singto sudah tak mempunyai ibu lagi sekarang dan hanya mempunyai seorang papa, dia juga hanya anak tunggal.

Satu persatu cabin crew mulai masuk ke pesawat dan memulai perkerjaan mereka.

Singto melihat seorang anak kecil menangis di dalam pesawat dan terlihat ibunya tengah menenangkan anaknya.

"Kapan daddy menyusul!" Ucap anak kecil itu.

"Besok sayang, daddy banyak perkerjaan sekarang" ucap wanita itu.

Singto menghampiri mereka karna pesawat sebentar lagi akan take off, kemudian berjongkok menyamakan posisi tubuhnya dan anak kecil itu.

"Ada yang bisa ku bantu, manis?" Ucap singto lembut.

"Dia menangis hanya karna merindukan daddynya" ucap wanita itu.

"Oh, sebentar lagi pesawat akan take off, pastikan kamu memasang sabuk pengaman mu" ucap singto pada anak kecil itu sembari tersenyum.

Seorang pramugara memang harus di tuntut untuk selalu ramah dan tersenyum, membantu dan memberikan kenyamanan pada penumpang sudah menjadi kewajiban mereka.

"Aku mempunyai ini" ucap singto sembari memperlihatkan sebatang coklat yang di pegangnya.

Anak kecil itu menatap coklat tersebut kemudian menatap mommynya.

"Ambil" ucap singto.

"T-tapi daddy akan marah jika aku makan coklat, daddy seorang dokter yang galak" ucap anak kecil itu.

"Untuk sesekali tak masalah, lagi pula daddy tak ada" ucap mommynya.

Anak kecil itu mengambil coklat tersebut dari tangan singto kemudian tersenyum mengucapkan terima kasih.

"Siapa nama mu, sayang?" Ucap singto.

"Caroline, om" ucap anak kecil perempuan itu.

"Senang berkenalan dengan mu, om pergi dulu" ucap singto kemudian ia beranjak memeriksa penumpang lainnya.















Tbc.

Flight With Love ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang