Part 8

1.3K 109 42
                                    

"Besok aku pulang" ucap singto dengan cemberut.

"Apa tak bisa ijin dulu? Temani aku di sini?"

"Aku tak tahu, akan ku coba untuk meminta ijin nanti"

"Atau jika kamu sudah kembali ke sana kamu terbang ke sini lagi untuk menemui ku, aku yang akan membayar tiket pesawatnya nanti" ucap krist.

"Aku juga lelah, phi"

"Baiklah, coba meminta ijin dulu" ucap krist.

Ponsel singto berdering terdapat nama newwie di sana.

"Kenapa, new?" Tanya singto, saat ia mengangkat panggilannya.

"Penerbangan kita di tunda hingga dua hari, cuaca sedang tak bagus jika harus melakukan penerbangan besok" ucap newwie.

Singto tersenyum senang mendengarnya.

"Terima kasih" ucap singto kemudian ia mematikan panggilan itu.

"Penerbangan ku di tunda hingga cuaca membaik" ucap singto bahagia.

"Bagus sekali" ucap krist sembari memegang tangan singto.

Setelah makanan mereka habis, keduanya beranjak pergi menjelajahi kota tersebut mencari tempat rekreasi yang bagus, saling berpegangan tangan dan mengambil beberapa foto berdua.

"Apa kamu mau ikut pulang ke hotel ku?" Ucap krist.

"Ya, lagi pula aku bebas dua hari ini"

Krist tersenyum senang mendengarnya, mereka melanjutkan langkah mereka menatap pemandangan indah hingga malam semakin larut baru mereka pulang ke hotel.

Seharian mereka berkencan seperti layaknya orang yang tengah di mabuk asmara, apa lagi mereka berada di negara lain saat ini jadi krist tak takut untuk bermesraan dengan singto.

Pukul 8 malam baru mereka pulang ke hotel.

Singto mandi lebih dulu sedangkan krist mencari pakaiannya yang bisa di kenakan singto, karna semua barang-barang singto tertinggal di hotelnya.

Singto menunggu krist di atas ranjang sembari membaca novel, terdengar suara ponsel krist berdering, singto hanya melihat dari kejauhan dan tak berniat untuk mengangkatnya lagi pula itu privasi krist.

Krist keluar dari kamar mandi dengan hanya menggunakan handuk dan mengambil ponselnya, krist berjalan menuju balkon, mengangkat panggilan itu.

"Iya, sayang?" Ucap krist pelan.

"Seharian ini kamu tak ada kabar, krist" ucap aye di sebrang sana.

"Aku benar-benar sibuk"

"Baiklah, aku mengerti. Aku merindukan mu" ucap aye.

"Aku juga, padahal baru sehari kita tak bertemu" ucap krist.

Aye dan krist terus berbicara hingga 30 menit berlalu, mengungkapkan rindu masing-masing di selingi dengan gombalan receh dari krist.

Singto yang melihat krist masih betah di balkon beranjak dari ranjang dan menghampiri krist, ia memeluk tubuh krist dari belakang hingga membuat krist reflek langsung mematikan panggilannya.

"Kenapa lama sekali?" Tanya singto sembari mengecup bahu krist.

"Ada beberapa perkerjaan yang kami bahas tadi" ucap krist.

Krist mengubah posisinya menjadi menghadap singto, dia melepas ponselnya begitu saja tak peduli jika ponselnya akan pecah karna terbentur ke lantai kemudian memegang wajah singto dengan dua tangannya, mengusapnya dengan lembut perlahan ia mendekatkan wajahnya dan melumat bibir singto, keduanya saling melumat dengan penuh kelembutan, singto mengalungkan tangannya di leher krist memperdalam ciuman mereka.

Flight With Love ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang