Singto berjalan menelusuri koridor rumah sakit, ia memang ingin menemui papanya sekarang karna sudah lama mereka tak bertemu, singto mengetuk pintu lebih dulu kemudian terdengar papanya menyuruh untuk masuk, baru singto membuka pintu, singto melihat papanya tengah berbicara dengan krist sekarang.
Singto terdiam di tempatnya hingga papanya selesai bicara dan krist keluar dari sana.
"Apa yang kamu pikirkan?" Tanya dr. Richard.
"Tidak, aku hanya tak ingin mengganggu tadi"
"Kamu menatapnya berbeda, apa kamu menyukainya?" Ucap dr. Richard.
"Tentu saja tidak" ucap singto sembari duduk di kursi depan papanya.
"Padahal banyak suster dan dokter berlomba-lomba untuk mendapatkannya sekarang"
"Maksud papa?"
"Ya, istrinya sudah meninggal 4 tahun yang lalu dan sekarang dia menjadi duda tampan yang kaya, semua staf rumah sakit ingin mendapatkannya"
*Deg... Singto benar-benar terkejut mendengarnya, jadi istri krist sudah meninggal.
Singto mengalihkan pembicaraan mereka, dia mengatakan jika dia akan melakukan penerbangan besok ke luar negri dan itu memakan waktu satu minggu, itu sebabnya singto menghampiri papanya lebih dulu untuk melepas rindu.
Hampir dua jam singto berada di ruangan papanya, akhirnya singto keluar. Dia berjalan menuju ruangan seseorang.
Singto mengetuk pintu ruangan namun tak ada jawaban membuatnya memberanikan diri untuk membuka pintu tersebut. Singto melihat ruangan krist kosong, singto hendak pergi namun pintu ruangan lebih dulu terbuka, ada krist yang baru saja masuk.
Keduanya saling terdiam, tak ada yang mengeluarkan suara mereka.
"Ada keperluan apa?" Tanya krist yang akhirnya mengeluarkan suaranya.
"A-aku--"
Singto memeluk tubuh krist dan menangis, walau sedikit terkejut tapi krist juga membalas pelukan singto, dia tak lagi bertanya sekarang dan membiarkan singto menangis. Mungkin singto membutuhkan tempat untuk bersandar, itu yang berada di benaknya.
"Hei, kamu kenapa? Apa ada masalah?" Tanya krist lembut, sembari mengusap wajah singto.
Singto mengalungkan tangannya di leher krist kemudian menyatukan bibir mereka, singto melumat bibir krist dengan lembut dan penuh perasaaan mengungkapkan apa yang di rasanya, walau sedikit terkejut dengan serangan singto tapi krist tetap membalas lumatan itu.
Cukup lama keduanya berciuman, akhirnya krist melepas lumatan mereka dan menatap wajah singto yang memerah karna menangis.
"Apa ada yang menyakiti mu?" Tanya krist.
"Tidak, aku hanya merindukan phi"
"Aku juga merindukan mu" ucap krist kemudian ia memeluk singto lagi.
"Phi krist, a-aku-"
"Kenapa, hmm?"
Singto tak menjawab, ia menyatukan bibir mereka lagi, mencium bibir krist dengan sedikit menuntut, walau heran tapi krist tetap membalas itu, ia memasukan lidahnya ke dalam mulut singto dan mengajak lidah singto bersilat, terdengar lenguhan kecil keluar dari bibir singto saat lidah krist semakin nakal.
Krist mengangkat tubuh singto tanpa melepas lumatannya membawa singto ke dalam kamar mandi, ia hanya takut ada seseorang yang memergoki mereka nanti, krist mendudukan singto di atas wastafel dan memperdalam lumatan mereka.
Jari-jari singto mulai membuka kancing kemeja krist seakan memberikan kode jika dia mau melakukan ke tahap berikutnya, walau merasa aneh tapi krist tetap mengikuti permainan singto.

KAMU SEDANG MEMBACA
Flight With Love ✓
Krótkie OpowiadaniaSeorang dokter tampan bertemu dengan pramugara nakal di pesawat. bxb, boylove, mature content, krist seme! singto uke!