Special Chapter Pt3

1.7K 108 47
                                    

Setelah menikah singto berhenti berkerja sebagai pramugara dan hanya berdiam diri di rumah, menemani carl bermain, mengerjakan tugas sekolah.

Semenjak kehadiran singto di tengah-tengah mereka, carl sudah tak kesepian lagi sekarang, dia bahagia dengan papa barunya, walau carl hanya anak tirinya, tapi singto menyayangi carl dengan tulus.

Seperti sekarang, singto tengah mengikat rambut caroline karna dia baru saja selesai mandi, singto mendandani anak perempuannya itu hingga cantik kemudian mengajaknya makan malam bersama.

"Kapan adik keluar?" Ucap caroline sembari menyuapkan makananya.

"Sebentar lagi, apa kamu tak sabar ingin bertemu adik?" Tanya singto.

"Ya" ucap caroline sembari mengusap perut besar singto.

Iya, singto memang tengah hamil sekarang, usia kandungannya sudah sangat besar, sudah memasuki 9 bulan.

"Sebentar lagi kamu akan mempunyai teman bermain" ucap singto.

Setelah makan malam bersama, singto membantu carl mengerjakan tugas sekolahnya, pukul 9 malam carl mulai ngantuk dan tidur baru singto kembali ke kamarnya.

Saat singto kembali, ia melihat kekosongan di kamar mereka, itu berarti krist belum pulang. Kamar bahkan sudah di dekor sebagus mungkin dan sudah ada box bayi di samping ranjang mereka. Singto tersenyum senang dan mengusap perutnya berharap anaknya cepat keluar.

Pintu kamar terbuka, krist berjalan mendekati singto dan memeluk tubuhnya dari belakang.

"Kenapa, hmm?" Tanya krist.

"Aku hanya tak sabar dengan kehadirannya" ucap singto.

Krist mengusap perut besar singto sedangkan singto hanya memejamkan matanya menikmati itu.

Krist berjongkok di bawah singto dan menyingkap bajunya, terlihat perut yang sangat besar di sana, krist mengecup perutnya sebentar kemudian mengajak anaknya berbicara, anaknya merespon dengan menendang perut singto membuat krist tersenyum senang.

"Apa kalian merindukan daddy?" Tanya krist.

Ya, setelah melakukan USG saat itu, mereka tahu jika anak mereka kembar, itu sebabnya perut singto terlihat sangat besar.

Krist mencium perutnya lagi dan terus melakukan itu berulang kali.

"Twins bilang mereka merindukan ku" ucap krist sembari menarik tangan singto membawanya ke ranjang.

Singto duduk di tepi ranjang dengan wajah kesalnya, apa si kembar sudah bisa berbicara di dalam sana?

Krist merebahkan singto perlahan, tangannya mulai membuka satu persatu kancing kemeja singto sedangkan bibirnya sudah menjelajahi setiap inci leher singto, menghirup aroma menenangkan dari sana hingga membuat singto melenguh.

"Phi... Aarrghhh"

"Ya, sayang?" Ucap krist dengan suara serak basahnya.

"Geli" lirih singto, saat krist mulai menghisap lehernya.

Krist tersenyum kemudian membuka celananya, singto yang mengerti langsung menyambar milik krist memasukannya ke dalam mulutnya dan menghisapnya perlahan, singto memejamkan matanya menikmati penis besar dan keras itu, sedangkan krist meremas rambut singto menekannya semakin dalam di sana hingga membuat singto tersedak.

Singto menungging di ranjang sedangkan krist menghisap lubangnya untuk mempersiapkan lubang tersebut kemudian bersiap memasuki singto dari belakang.

Perutnya yang semakin besar tak bisa membuat krist menyetubuhinya dari depan lagi sekarang, singto berpegang erat dengan kepala ranjang sedangkan genjotan krist semakin kasar di sana.

Flight With Love ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang