Singto melihat seorang anak perempuan menangis di tengah keramaian dengan memegang satu koper kecil miliknya, singto yang hendak melalukan chek in mengurungkan niatnya dan berjalan menghampiri anak kecil itu."Hei, ada apa?" Ucap singto.
"Daddy menghilang, padahal daddy mengatakan jika daddy hanya sebentar" ucap anak itu yang usianya mungkin baru sekitar 8 tahun.
"Om pramugara, bantu cari daddy" ucapnya lagi.
Singto bingung sebentar lagi ia harus berkerja, pesawat mereka akan berangkat tapi ia juga tak mungkin meninggalkan anak itu sendiri.
Singto memegang tangan anak kecil itu kemudian mereka berjalan di sekitar bandara berharap menemukan orang tuanya.
"Carl, kamu kemana saja" tanya seorang pria tampan khawatir saat ia melihat keberadaan anaknya dengan seseorang yang memakai seragam pramugara.
"Daddy yang kemana! Aku lama menunggu" ucap carl sembari memeluk daddynya.
Singto hanya terdiam melihatnya, begitu juga dengan pria itu yang kini melihat ke arah singto.
"Terima kasih, sudah menemani anak ku" ucap krist.
Singto hanya mengangguk kemudian beranjak pergi dari sana, air mata yang di tahannya sedari tadi menetes, sudah 4 tahun semua terjadi, tapi singto belum melupakan perasaannya pada krist dan mungkin krist sudah bahagia bersama anak dan istrinya itu.
Singto berjalan bergabung dengan para cabin crew lainnya dan siap untuk melakukan perkerjaan mereka.
Para cabin crew mulai berjalan ke tengah-tengah penumpang, mengatakan jika pesawat sebentar lagi akan take off.
"Om tampan" sapa seseorang membuat singto mengedarkan pandangannya dan melihat anak kecil yang di temaninya tadi bersama krist.
Singto tersenyum manis menanggapi sapaan itu kemudian mulai berjalan memastikan satu persatu penumpang mereka menggunakan sabuk pengaman.
"Om, terima kasih sudah menemani ku tadi. Perkenalkan aku caroline" ucap carl, saat singto berada di dekat mereka.
"Apa kamu sudah memasang sabuk pengaman mu, manis?" Ucap singto.
"Belum"
Singto memasangkan sabuk pengamannya kemudian tersenyum.
"Nama om, singto. Senang berkenalan dengan mu, carl" ucap singto kemudian ia beranjak pergi dari sana tanpa menghiraukan keberadaan krist di samping caroline.
Krist memasang sabuk pengamannya sendiri kemudian mereka terbang dengan sempurna.
"Jangan nakal saat di rumah nenek" ucap krist.
"Iya dad" ucap Caroline.
Krist memang ingin mengantarkan caroline ke rumah orang tua aye sekarang, karna caroline sudah libur sekolah dan carl memang sering liburan ke rumah neneknya.
***
Perjalanan memakan waktu 10 jam akhirnya mereka tiba di depan sebuah rumah, Krist memencet bell tak lama seorang wanita paruh baya membukakan pintu untuk mereka.
"Nenek" ucap caroline.
"Apa kabar, ma?" Tanya krist.
"Mama sehat, bagaimana dengan mu?"
"Aku juga, caroline ingin menginap di sini" ucap krist.
"Mama senang dia menginap di sini, itu bisa menghilangkan rasa rindu mama kepada aye"
"Benar, wajahnya sangat mirip dengan aye" ucap krist sembari tersenyum senang.
Saat ini mereka tengah duduk di ruang tamu dengan caroline yang memeluk neneknya.
"Sudah empat tahun berlalu, apa kamu tak ingin mencarikan ibu baru untuk carl?" Tanya mama aye.
"Aku belum memikirkan itu" ucap krist.
"Jika kamu mempunyai seseorang yang kamu cintai, mama mengijinkan mu menikah lagi, krist. Asal dia bisa menerima dan menjaga carl dengan baik, kamu juga masih sangat muda, aye pasti akan mengerti"
Krist hanya tersenyum menanggapinya, dia sudah mati rasa sekarang, cintanya sudah habis untuk aye dan juga singto... Iya krist tak akan menikah lagi dengan orang lain kecuali singto, tapi rasanya mereka tak mungkin akan bersatu, singto pasti sudah menikah sekarang.
Setelah berbicara banyak dengan mama aye, krist berjalan menuju kamarnya, kamar yang biasa di tempatinya jika mereka menginap, kamarnya dan aye dulu sedangkan carl tidur dengan neneknya, carl memang sedikit manja dengan neneknya.
Krist merebahkan tubuhnya melihat kamar itu dan mengingat aye, lama termenung ia kembali mengingat singto yang semakin tampan dan juga dewasa sekarang.
Air mata krist menetes mengingat masa lalu mereka yang benar-benar buruk.
Keesokan harinya, krist sudah bersiap untuk terbang kembali ke negaranya, dia mempunyai banyak perkerjaan di rumah sakit itu sebabnya ia tak bisa terlalu lama.
Krist sudah pamit dengan mama aye dan caroline tadi, sekarang ia berjalan di bandara melakukan chek in dan beberapa pemeriksaan lainnya kemudian masuk ke pesawat mencari kursinya.
Beberapa cabin crew lewat di hadapan krist dan dia melihat singto lagi sekarang, mereka hanya seperti orang asing yang tak saling sapa.
Krist terbangun dari tidurnya kemudian beranjak dari tempatnya berjalan menuju toilet sambil menguap.
Krist melihat singto tengah mencuci tangannya kemudian melanjutkan langkahnya dan masuk ke dalam salah satu bilik toilet, beberapa menit kemudian krist keluar lagi dan masih melihat keberadaan singto di sana.
"Bagaimana kabar mu?" Tanya krist.
"Seperti yang phi lihat, aku baik-baik saja, bagaimana dengan phi?"
"Aku juga baik"
Singto hendak beranjak namun krist memegang tangannya kemudian memeluk tubuh singto.
"Aku merindukan mu, maafkan aku" ucap krist.
"Aku juga merindukan phi" ucap singto datar.
Keduanya saling memeluk dengan sangat lama, sudah 4 tahun berlalu dan sekarang baru mereka bertemu lagi, padahal mereka tingga di kota yang sama dan singto sering ke rumah sakit untuk menemui papanya tapi takdir sekarang mempermainkan mereka membuat keduanya saling menghilang satu sama lain dan baru bertemu lagi sekarang.
"Apa kamu bahagia selama ini?" Tanya krist.
"Ya... Bagaimana dengan phi?"
"Aku juga, apa kamu sudah menikah?" Tanya krist.
Singto hanya diam tak menjawab, setelah hampir sepuluh menit saling berpelukan akhirnya krist melepas pelukan mereka dan menatap mata singto.
Banyak pancaran kesedihan dari mata keduanya, mata krist memerah menahan air mata yang hendak keluar seperkian detik kemudian bibir keduanya menyatu, entah siapa yang memulai, Tapi keduanya sudah saling melumat dengan menangis sekarang, bohong jika singto sudah tak mencintai krist lagi, bohong jika hidupnya bahagia selama 4 tahun ini.
Singto mengalungkan tangannya ke leher krist untuk memperdalam ciuman mereka, lumatan mereka terasa asin bercampur dengan air mata masing-masing. Beberapa menit kemudian singto menyudahi ciuman mereka.
"Maafkan aku, phi" ucap singto dengan bibir bengkaknya.
"Aku juga minta maaf" ucap krist sembari mengusap bibir bengkak singto.
Setelah itu singto langsung pergi dari sana meninggalkan krist sendiri.
Tbc.

KAMU SEDANG MEMBACA
Flight With Love ✓
Short StorySeorang dokter tampan bertemu dengan pramugara nakal di pesawat. bxb, boylove, mature content, krist seme! singto uke!