"Sayang, apa kamu sudah baik-baik saja?" Tanya krist.
"Hmm, apa kamu mempunyai perkerjaan?" Tanya aye.
"Ya.. aku harus pergi sekarang"
"Hati-hati" ucap aye.
Krist tersenyum kemudian beranjak pergi dari kamarnya, aye memang sempat drop beberapa hari ini membuat krist tak bisa bergerak kemana-mana dan hanya fokus merawat istrinya.
Sudah dua minggu ponsel singto tak aktif, itu sebabnya krist memilih untuk menghampiri singto di rumahnya sekarang.
Beberapa menit mengemudi akhirnya krist tiba, ia memencet bell tak lama pintu terbuka.
Singto memasang wajah datarnya saat melihat kehadiran krist.
"Aku merindukan mu, kenapa nomor mu tak aktif?" Tanya krist."Aku sudah mengganti nomor ponsel ku" ucap singto singkat.
"Kenapa tak menghubungi ku lebih dulu?"
"Sebaiknya phi pergi sekarang"
"A-apa salah ku? Apa kamu marah pada ku?"
"Harusnya phi tahu sendiri apa kesalahan phi"
"Sing... Jelaskan pada ku"
Mata singto memerah dan siap ingin mengeluarkan air matanya sekarang namun ia mencoba menahan itu.
"Aku ingin putus" lirih singto dengan suara yang hampir tak dapat terdengar.
"K-kenapa? Apa aku mempunyai salah? Aku minta maaf, tapi aku benar-benar sibuk sekarang, banyak pasien membutuhkan ku, maaf baru bisa menemui mu lagi sekarang"
"Ya, salah phi bahkan sangat banyak" ucap singto dengan air mata yang mengalir.
Mata krist juga memerah mendengarnya, hatinya benar-benar perih saat mendengar singto meminta untuk putus.
"Sing.. kita bisa bicarakan semuanya baik-baik"
"Tak ada yang perlu di bicarakan lagi, phi. Aku sudah tahu semuanya"
"Tahu apa?" Tanya krist tak mengerti.
"Tahu jika phi sudah menikah! Phi bahkan sudah mempunyai anak! Aku berpikir jika selama ini phi selingkuh di belakang ku tapi ternyata aku yang menjadi selingkuhan phi" ucap singto sembari menangis.
"S-sing... Maafkan aku. A-aku--"
"Sekarang phi pulang! Jangan pernah perlihatkan wajah phi lagi!!" Ucap singto sedikit berteriak.
"Ku mohon, jangan seperti ini, aku benar-benar mencintai mu" ucap krist sembari memeluk singto namun singto malah melepas pelukannya.
"Pergi phi!!" Teriak singto.
"A-aku benar-benar mencintai mu"
"Tapi cinta phi itu salah, phi sudah mempunyai anak dan istri. Lupakan aku, fokus pada keluarga phi mulai sekarang, aku sudah merelakan phi" ucap singto.
"Kita bisa tetap bersama, walau aku sudah mempunyai istri, apa kamu melupakan kenangan kita selama satu tahun ini?"
"Aku tak ingin menjadi perusak rumah tangga orang dan aku sudah melupakan semuanya" ucap singto.
"Sing..."
"PERGI!!"
Singto langsung meninggalkan krist sendiri di depan, dia berjalan menuju kamarnya dengan di susul oleh krist dari belakang.
Singto masuk ke kamarnya kemudian mengunci pintu kamarnya, air matanya mengalir deras, tubuh singto melemas, dia duduk bersandar di daun pintu sembari menangis.
"Sing, buka pintunya. Kita bisa bicarakan ini baik-baik" ucap krist sembari mengetuk pintu kamar singto.
Singto hanya menganggap jika dia tak mendengar ucapan krist dan mengabaikan krist sembari terus menangis, bohong jika dia merelakan krist, bohong jika dia sudah melupakan semua kenangan mereka, tapi singto juga tak bisa bersikap seolah tak tahu apa-apa. Mengingat jika ada tawa anak kecil yang harus tetap di jaga.
Cukup lama krist berdiri di depan pintu kamar singto namun singto belum juga membukakan pintu untuknya, krist memilih untuk beranjak pergi dari sana.
Krist masuk ke dalam mobilnya kemudian menangis, ini kali pertama dia menangis setelah sekian lama dan itu karna masalah percintaan, harusnya krist malu, usianya bahkan sudah tak muda lagi sekarang.
Lama terdiam di mobil, akhirnya krist menjalankan mobilnya untuk pergi dari sana, singto hanya melihat itu dari kaca rumahnya, air matanya kembali menetes saat melihat mobil krist semakin menjauh.
Tbc.
KAMU SEDANG MEMBACA
Flight With Love ✓
Short StorySeorang dokter tampan bertemu dengan pramugara nakal di pesawat. bxb, boylove, mature content, krist seme! singto uke!