Part 15

946 91 48
                                    

Hubungan krist dan singto berjalan lancar selama enam bulan ini, tanpa singto curiga jika krist sudah mempunyai istri, begitu juga dengan aye yang tak menyadari jika krist selingkuh selama ini di belakangnya.

Hanya saja krist lebih sering memakan tubuh singto untuk kepuasan batinnya sekarang dan sangat jarang menyentuh istrinya.

Terkadang jika dia tak sibuk di rumah sakit, krist sering ke rumah singto dan mengatakan ia ke rumah sakit pada istrinya. Ia bahkan beberapa kali menginap di rumah singto dan sesekali singto menginap di rumahnya.

Iya, alamat rumah yang di berikan oleh krist waktu itu adalah alamat rumah yang baru krist beli, ia tak mungkin mengatakan alamat rumahnya yang sebenarnya 'kan?

Mereka sering menghabiskan waktu bersama di rumah itu atau di rumah singto.

Singto sering mengatakan ingin ikut tinggal bersama krist, namun krist selalu mempunyai beribu alasan untuk menolak itu. Hingga seperti itulah mereka sekarang, hubungan keduanya tetap aman dan tentram walau sesekali di selingi pertengkaran.

"Phi krist, aku ingin ke rumah phi sekarang" ucap singto, saat krist mengangkat panggilannya.

"Ya, sebentar lagi aku pulang" ucap krist.

Singto menarik kopernya keluar dari bandara mencari taxi, dia memang masih menggunakan seragam pramugara sekarang dan baru selesai melakukan penerbangan.

Singto merindukan kekasihnya itu sebabnya singto menelpon krist dan mengatakan akan ke rumah krist. Singto memang mempunyai satu kunci rumah tersebut.

Saat sampai di rumah, singto berjalan menuju kamar mereka, membuka seragamnya kemudian membersihkan dirinya di kamar mandi.

Krist memang menyuruh orang untuk membersihkan rumahnya agar rumah tersebut seperti tampak di huni setiap hari.

Krist ke rumah itu hanya jika singto menghubungi dirinya dan dia akan bersikap seolah dia tinggal di sana.

Singto memakai kemeja oversize tanpa celana lagi sekarang, singto memang sering melakukan itu, kemudian ia berjalan ke dapur membuka kulkas dan melihat isinya.

Di sana terdapat banyak bahan makanan, bahkan banyak macam minuman.

Singto mengeluarkan satu persatu bahan untuk dirinya memasak dan mulai memasak untuk makan malam mereka.

"Aku lembur, ada pasien yang harus ku tunggu hingga keadaannya benar-benar membaik, aku tak yakin akan pulang larut atau bahkan tak akan pulang nanti" ucap krist pada seseorang di sebrang sana.

"Ya, jaga kesehatan" ucap aye, tanpa curiga sedikit pun.

"Iya, sayang. Jangan tidur terlalu larut" ucap krist kemudian ia mematikan panggilannya.

Krist membuka pintu rumahnya dan masuk ke dalam, krist mencari singto ke kamar mereka namun ia tak menemukan keberadaan singto jadi krist sudah bisa menebak jika singto di dapur sekarang.

Benar saja, krist melihat singto tengah berkutat dengan peralatan dapur, paha mulusnya terlihat karna ia tak menggunakan celana, sedangkan pundaknya juga sedikit terlihat mungkin singto tak mengancingkan seluruh kancing kemejanya.

Krist memeluk singto dari belakang, kemudian mencium pundak singto.

"Apa kamu lelah?" Tanya krist, mengingat jika singto baru mendarat kemudian harus memasak lagi.

"Lelah ku menghilang saat di peluk oleh phi" ucap singto.

Krist mengubah posisi singto hingga menghadap dirinya kemudian mengangkat tubuh singto ke atas wastafel dan melumat bibir singto.

Singto menyimpan tangannya di pundak krist dan membalas lumatan krist, keduanya saling menyesap dengan rakus karna seminggu tak bertemu.

Krist membuka kancing kemeja singto hingga pundak mulusnya terlihat kemudian mendaratkan ciumannya di sana memberikan banyak kecupan cinta sesekali menggigitnya kecil hingga membuat singto melenguh.

Krist membuka celananya mengeluarkan miliknya.

"Apa kamu mempunyai kondom?" Tanya krist.

"Tidak" ucap singto.

"Shit!" Umpat krist, dia juga lupa membeli kondom tadi.

"Phi krist, fuck me" lirih singto.

Krist mengangkat tubuh singto kemudian membaringkan singto di atas meja makan dengan kaki yang di biarkan menjuntai ke bawah.

Krist menghisap lubang singto dan mempersiapkan lubang tersebut hingga di rasa cukup, krist mendekatkan miliknya ke lubang singto hingga miliknya tertelan habis oleh lubang singto.

Ini kali pertama mereka berhubungan tanpa menggunakan kondom, ingatkan krist jika dia harus mengeluarkan cairannya di luar nanti jika tidak itu akan menjadi seorang bayi.

Meja makan bergerak seirama dengan hentakan krist yang semakin cepat, singto merintih nikmat tangan singto berpegang erat pada tangan krist di pinggangnya.

*Plokk... Plokk.

"Phii... Aarghhh"

*Crott... Singto mengeluarkan cairannya di perutnya sendiri mengotori kemejanya, hentakan krist semakin cepat dan kasar penis singto bergerak tak karuan beberapa menit kemudian krist menekankan miliknya semakin dalam kemudian menumpahkan cairannya memenuhi lubang singto.

Singto tersengal menikmati rasa hangat yang menyelimuti perutnya, cairan krist benar-benar banyak dan memenuhi perutnya sekarang.

Krist melepas miliknya perlahan, kemudian banyak cairan ikut keluar dari dalam sana.

"Oh, shit!" Umpat krist, saat mengingat jika dia mengeluarkan cairannya di dalam lubang singto.

"Kenapa, phi?" Tanya singto.

"Aku mengeluarkannya di dalam" ucap krist panik.

"Kenapa harus sepanik itu? Aku sudah dewasa dan siap menikah, semoga dia cepat hadir" ucap singto sembari tersenyum senang mengusap perutnya.

"Menungging sing" ucap krist.

Dengan sisa tenaga yang singto punya, singto mengubah posisinya menjadi menelungkup di atas meja, sedangkan krist mulai mengorek lubang singto mengeluarkan sisa cairannya tadi dengan jari telunjuknya.

"Ssshhh"

"Mmmhhh"

Singto mendesah saat jari-jari krist mengorek lubangnya membuat krist mengeram frustasi kemudian memasukan penisnya lagi dan kembali menyetubuhi singto dari belakang.

Mereka terus bermain tanpa mengingat berapa banyak cairan krist yang tertanam di perut singto, melampiaskan nafsu dan rindu yang menggebu satu sama lain hingga mereka kelelahan dan singto tertidur pulas.

Ponsel krist berdering, ia melihat ada nama aye di layar ponselnya.

Krist melihat singto di sampingnya dan memastikan jika singto benar-benar terlelap, baru dia mengangkat panggilan itu, krist terlalu malas untuk beranjak lagi.

"Ya, sayang?" Ucap krist.

"Krist, kepala ku pusing. Apa kamu bisa pulang?" Lirih aye.

"A-aku akan pulang sekarang" ucap krist sembari beranjak dan memakai pakaiannya.

Krist langsung keluar dari kamar sedangkan singto membuka matanya, jadi dia tak bermimpi saat mendengar krist menyebut kata sayang tadi, singto memang mengira jika dia tengah bermimpi, ia mendengar krist menyebut kata sayang kemudian krist beranjak dari ranjang membuat singto membuka matanya dan benar itu krist pergi.

"Apa phi krist selingkuh dari ku" gumam singto dengan perasaan bercampur aduk, jelas saja singto takut krist selingkuh darinya.
















Tbc.

Flight With Love ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang