Part 16

922 96 59
                                    

Hanya membutuhkan waktu 30 menit akhirnya krist tiba di rumahnya, ia berlari masuk ke dalam menuju kamar mereka.

Di lihatnya aye tengah memegang kepalanya sembari merintih kesakitan dan darah mengalir dari hidungnya.

"Aye, apa yang terjadi!?" Tanya krist panik.

"Aku sedang tidur tadi, tiba-tiba aku terbangun karna kepala ku benar-benar pusing dan darah terus mengalir dari hidung ku" lirih aye.

Krist menggendong aye membawanya ke rumah sakit, krist benar-benar panik melihat aye yang sudah sangat lemas sekarang.

20 menit di perjalanan akhirnya mereka tiba, krist membawa aye ke ruang perawatan dan memeriksa aye sendiri, dia mengambil darah aye untuk tes darah dan menyumbat hidung aye agar darah berhenti mengalir.

Tak lama beberapa suster masuk, krist meninggalkan aye dengan suster itu sedangkan dirinya membawa darah aye ke ruang laboratorium untuk mengecek penyakitnya.

Tiga jam berlalu, krist datang kembali dengan membawa secarik kertas hasil pemeriksaan tadi dan melihat aye tengah terlelap, krist duduk di samping ranjang dengan memegang tangan istrinya, air matanya menetes tanpa bisa di tahan hingga mengenai tangan aye dan membuat aye terbangun.

"Kamu kenapa?" Lirih aye.

"Sejak kapan kamu merasakan pusing seperti tadi? Kenapa tak pernah cerita?" Tanya krist.

"Beberapa bulan ini, ku pikir hanya pusing biasa baru tadi yang pusingnya terasa luar biasa bahkan hidung ku sampai berdarah" ucap aye.

"Aye, kamu menderita kanker darah stadium akhir" ucap krist.

Aye terkejut mendengarnya kemudian menangis, bagaimana nasibnya kedepannya nanti.

"Krist, kamu berbohong 'kan?"

Krist memberikan secarik kertas hasil dirinya periksa tadi kepada aye.

"Maaf, aku sudah gagal menjadi suami yang baik, aku bahkan tak tahu jika istri ku sakit keras" ucap krist.

"Hei... Ini bukan salah mu, bukankah kamu memang selalu sibuk? Aku mengerti, krist. Lagi pula aku juga tak tahu jika aku sakit keras, aku malah berpikir jika aku hanya sakit kepala biasa" ucap aye berusaha untuk menghibur krist.

Krist semakin menangis kencang mendengarnya, aye begitu baik, di saat aye kesakitan tadi dia malah melakukan adegan panas dengan selingkuhannya, krist benar-benar brengsek.
.
.
.
.
.
.
.
.
Semenjak sakit, krist selalu memperhatikan aye, sekarang dia fokus untuk pengobatan istrinya karna sebulan sekali aye harus cuci darah di rumah sakit.

Tubuh aye semakin kurus sekarang, wajahnya juga memucat tak seperti dulu yang selalu cantik alami, krist khawatir tubuh aye tak kuat menahan semuanya.

Sedangkan di tempat lain saat ini singto tengah termenung, karna ia merasa akhir-akhir ini krist berubah. Krist jarang mengangkat panggilannya bahkan jarang menemuinya, krist selalu beralasan jika dia banyak perkerjaan dan sering melakukan perjalanan keluar negri.

Tidak, krist tak memutuskan hubungannya dengan singto, krist belum siap mengatakan itu dan krist belum siap untuk kehilangan singto.

Krist mencintai singto hanya saja krist juga tak bisa bersikap egois dengan bersenang-senang di saat istrinya sedang sakit.

Sesekali dalam sebulan krist selalu menemui singto sekedar untuk melepas rindu agar singto tak marah padanya.

"Apa yang kamu pikirkan?"

"Pa, aku hanya memikirkan kekasih ku" gumam singto.

"Sejak kapan kamu memiliki kekasih?" Tanya papa singto.

Flight With Love ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang