01. Bertemu dengan iblis

986 42 0
                                    

Sanji Vinsmoke adalah seorang CEO dari sebuah perusahaan besar di Jepang. Saat dia tengah bersantai di ruangannya, dia tiba-tiba tertarik kepada seorang mahasiswa yaitu Roronoa Zoro. Zoro sendiri adalah anak dari keluarga sederhana dan dia bermimpi bisa menjadi seorang samurai yang hebat, untuk mengejar mimpinya itu dia berusaha mati-matian agar bisa menggapai mimpinya namun sayangnya takdir mempertemukan dia dengan seorang pria yang nantinya dia anggap sebagai iblis.

Di ruangan kantor Sanji...

"Siapa pria itu?". Tanya Sanji kepada Dion sang kepala pelayan.

"Kalau tak salah dia Zoro tuan, Roronoa Zoro, dia sering lewat sini ketika di pagi hari dan di sore hari.". Jawab dari seorang pria gagah, kekar, tinggi dan juga berpakaian serba hitam. Itu adalah Dion, kepala pelayan Sanji yang selalu mendampingi Sanji kemanapun Sanji pergi.

"Cari tahu tentang dia sebanyak-banyaknya"

"Baik, tuan"

Dion pergi untuk menjalankan tugas yang diberikan padanya.

Keesokan paginya Dion itu datang ke ruangan Sanji dengan membawa informasi tentang Zoro.

"Kalau kamu menghampiriku berarti kamu sudah berhasil melakukan apa yang ku suruh bukan?". Tanya Sanji.

"Iya, Tuan"

"Seberapa banyak informasi yang telah kamu dapatkan?"

Kepala pelayan itu memberikan berkas yang berisi informasi tentang Zoro.

"Roronoa Zoro, anak dari Tuan Mihawk. Dia dari keluarga yang biasa? Hmm… sepertinya ini akan menarik. Bawa dia kepadaku". Ucap Sanji sembari membaca lembaran-lembaran yang diberikan Dion

"Baik tuan"

Dengan cepat Dion melaksanakan tugas yang Sanji berikan, tentunya dia tak sendirian, dia bersama anak buahnya pergi untuk membawa Zoro ke kediaman Sanji.

Dengan waktu yang singkat, esok paginya Zoro sudah berada di dalam sebuah ruangan milik Sanji yang berada di dalam rumah Sanji, tentunya hanya beberapa orang saja yang mengetahui ruangan tersebut.

Zoro membuka matanya perlahan, berusaha menyadarkan dirinya sendiri.

"Dimana aku?". Tanya Zoro sembari berusaha memfokuskan pandangannya yang kabur.

"Sudah sadar ya? Mainanku yang manis". Sapaan dari Sanji yang tak jauh dari tempat Zoro.

"Menjijikkan, siapa kamu?"

"Jangan seperti itu sayang, bukankah itu terlalu jahat?"

"Dimana aku? Lepaskan aku."

"Tenang, kamu tak akan bisa kabur dari sini. Disini banyak orang-orangku yang menjaga tempat ini"

"Lepaskan aku!"

*Plak
Sanji menampar pipi Zoro.

"Maafkan aku, sejujurnya aku tak mau melukaimu. Tapi ku harap kamu bisa sedikit mengetahui posisimu disini, mainanku yang manis". Sanji mengatakan itu sambil mengelus pipi Zoro.

"Berhenti menyentuhku, itu menjijikkan". Zoro menjauhkan wajahnya dari tangan Sanji.

"Tuan, sudah saat nya pergi ke rapat"

"Sayang sekali aku harus pergi padahal tadi aku ingin bermain denganmu. Yaudah lah gimana lagi, aku pergi dulu ya. Selagi menungguku pulang kamu makan saja makananmu dengan mulutmu karena tangan dan kakimu aku ikat"

Sanji pergi meninggalkan ruangan itu bersama kepala pelayannya. Sekarang hanya ada Zoro di dalam ruangan besar yang menakutkan bagi Zoro.

"Sialan. Aku harus melakukan sesuatu untuk pergi dari sini, firasat ku tak enak"

Zoro berusaha melepaskan ikatannya lalu berusaha pergi dari tempat itu. Dengan susah payah akhirnya Zoro bisa melewati semua penjaga di tempat itu.
Meski begitu, Zoro tak tahu harus pergi kemana. Tempat itu berada di tengah-tengah hutan.

Walaupun ini di pagi hari, Zoro tetap saja tersesat. Dia terus berjalan maju, meski terjatuh dia tetap bangun dan berlari lagi. Tubuhnya banyak sekali luka, luka kemarin yang dia terima dari orang suruhan Sanji masih belum sembuh dan sekarang di tambah luka yang dia terima saat melarikan diri.

Hari sudah akan menjelang malam, namun Zoro masih tak menemukan jalan keluar. Dia berlari dan terus berlari, lalu dia melihat sebuah cahaya kebebasan. Sedikit lagi Zoro dapat menuju cahaya itu, sedikit lagi tapi sayangnya dia tak bisa. Sanji telah mengetahui lokasi Zoro dan Zoro sudah terkepung.

"Ketemu. Kamu seperti anak kucing yang sedang tersesat". Ucap Sanji dari kejauhan, melangkah mendekati Zoro.

"Lepaskan aku! Aku tak kenal kalian"

"Kamu sangat lucu, aku jadi semakin ingin memiliki mu"

"Apa kau gila?"

"Ya. Aku tergila-gila padamu. Mainanku yang manis"

Zoro langsung di bawa paksa ke ruangan sebelumnya dan tangan serta kakinya di borgol lalu lehernya di rantai layaknya seekor hewan.

Tentu, Zoro tak mau dan memberontak, namun setiap dia memberontak dia selalu mendapatkan hukuman. Kini badannya penuh dengan luka memar dan goresan.

"Ku harap kamu tak akan mencoba kabur lagi"

"Aku tak sudi berada ditempat ini bersama kalian!"

"Lihatlah, badanmu banyak sekali luka memar. Kasihan sekali tapi kamu semakin manis jika tubuhmu seperti itu"

"Dasar iblis. Menjauhlah dariku"

"Ya. Tapi cepat atau lambat kamu akan menjadi milikku"

"Tak usah bermimpi. Aku takkan menjadi milikmu"

"Kalau begitu, besok kamu akan menjadi milikku. E- aku harus pergi, nantikan itu ya sayang"

- Bersambung

Sampai jumpa dihari Sabtu, bye-bye (⁠◍⁠•⁠ᴗ⁠•⁠◍⁠)

Be My Favourite Toy by Zera - (Ongoing)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang