"Bagaimana? Apa kata dokter?"
"Dokter berkata bahwa Zoro sedang mengandung"
"He... Apa dia seorang omega?"
"Sepertinya begitu"
"Itu bagus tapi juga buruk. Tak ada pilihan lain selain aku membatasi waktu permainan ku. Mulai besok persiapkan makanan, minuman dan pakaian yang bagus untuknya agar dia bisa melahirkan bayi ku"
"Baik tuan"
"Untuk hari ini kau sampaikan saja itu pada Zoro dan berikan apa yang dia mau selagi itu tak aneh-aneh atau hal yang bisa membuat dia lolos, turuti saja. Pindahkan dia ke kamar yang ada di rumah ini juga"
"Baik tuan"
•
Besok harinya...
"Selamat pagi sayang"
"Sanji kah?"
Suara Zoro terdengar lesuh dan tak bersemangat. Melihat itu Sanji bergegas mendekati Zoro.
Sanji duduk sebelah Zoro sambil tangan kirinya memegang pundak kiri Zoro sedangkan tangan kanannya mengelus perut Zoro.
"Ada apa? Apa ada yang sakit?"
"Tidak... Apa benar aku hamil?"
"Ya. Kamu hamil anakku tapi tunggu, kamu pernah bermain dengan orang lain jadi mungkin itu anakku dan anak mereka. Tapi siapa yang peduli dengan itu, mereka semua sudah ku bunuh jadi anakmu adalah anakku juga"
"Begitu ya?"
"Apa kau sudah makan? Mandi?"
"Ya, sudah"
"Ayo main sebentar? Aku sangat kesepian tanpamu"
"T-tunggu, aku sedang mengandung loh dan tubuhku sedang lemas"
"Jangan khawatir, aku akan bermain dengan hati-hati"
"Meski begitu-"
Zoro belum sampai selesai ngomong, Sanji sudah membuka pakaian Zoro.
"T-tunggu. Ku mohon, berhenti sebentar sampai aku melahirkan anak kita"
"Aku tak bisa menunggu selama ini"
"Apa kau tak takut anak kita kenapa-kenapa?"
"Ya, aku takut"
"Makanya jangan dulu"
"Aku menolak"
"Kenapa?"
Sanji berbisik kepada Zoro.
"Karena aku merindukanmu, sayang"
Lalu Sanji menjilat telinga Zoro.
"A-apa yang kau katakan? Emm"
"Hari ini kamu lebih sensitif ya? Hanya karna telingamu ku jilat punyamu sudah berdiri. Apa kamu merindukan ku?"
"Jangan berbicara aneh seperti itu"
Sanji memasukkan jarinya kedalam milik Zoro.
"Woahh disini sudah banjir. Apa kau sangat tak sabar?"
"Tidak. Itu pasti karna aku sedang mengandung"
"Berhentilah mengelak, sayang"
Jari-jari Sanji menari lihai didalam milik Zoro.
"Jangan... aku akan keluar"
"Wow kamu keluar hanya dengan ini? Ini luar biasa"
"Hah...AHAHH..."
"Oke. Aku akan masuk"
"Tunggu-"
Sanji langsung saja masuk tanpa menunggu Zoro selesai berbicara.
"Ach…"
"Woahh didalam sangat licin, meski begitu kamu sangat masih saja sangat erat, tidak, ini lebih erat daripada sebelumnya. Luar biasa"
"Cepat selesaikan"
"Jangan buru-buru. Aku ingin menikmatinya dengan perlahan, jika aku buru-buru akan bahaya bukan untuk anak kita? Mama..."
•
2 jam berlalu...
"Hari ini cukup sampai disini saja"
"Sudah selesai?"
"Apa kau minta tambahan?"
"Bukan bergitu. Kau biasanya sangat lama"
"Kau sekarang sedang mengandung, aku tak ingin anakku cacat apalagi sampai mati"
"Kau ternyata baik juga ya"
"Nanti malam aku ada acara. Aku akan mengajakmu ke acara itu"
"Eh? Apa kau menyewakanku lagi?"
"Tidak. Aku membawamu sebagai pacarku"
"Kenapa kau membawaku?"
"Aku ingin memamerkan bahwa aku mempunyai kekasih yang cantik, apa aku salah?"
"T-tidak"
"Nanti sore akan ku berikan baju untukmu dan akan ku suruh orang untuk mendandani. Akan bahaya jika orang yang mengenal mu tahu bahwa kamu bersamaku"
"I-iya"
"Jangan salah faham dulu. Meskipun kita di luar kamu tetap tak akan bisa lari dariku"
"Aku takkan lari"
"Kenapa? Apa kau sudah menyerah?"
"Bukan begitu. Jika aku lari bagaimana dengan bayi ini? Aku tak mau merawatnya sendiri dan apa kata keluargaku nanti"
"Kau mama yang buruk ya?"
"Aku tak ingin dibilang begitu olehmu"
"Baiklah, aku pergi dulu. Kau istirahat lah agar saat malam nanti kau tak kecapekan"
"Baiklah"
•
Sore harinya Sanji menghampiri Zoro di kamarnya bersama seorang perias dan membawa totebag berisikan pakaian yang akan dikenakan Zoro.
"Ini pakaianmu dan dia lah yang akan meriasmu"
"Aku ganti baju dulu"
"Apa kau sudah mandi?"
"Ya"
"Aku akan menunggu di depan kamarmu, jika sudah bilang lah"
"Ya"
"Kau, lakukan tugasmu". Perintah Sanji kepada periasnya
"Baik, tuan"
...
"Sanji, aku sudah selesai". Ucap Zoro dari dalam ruangan
Sanji membuka pintu.
"Woahh kamu cantik sekali sayang. Kau boleh pergi". Perintah Sanji kepada periasnya.
"Baik, tuan"
Perias itu pergi.
"Ayo berangkat sayang". Ajak sanji kepada Zoro.
•
Sesampainya di sebuah gedung mewah milik teman Sanji.
"Ayo turun, sayang"
Sanji mengulurkan tangannya untuk membawa kekasihnya keluar dari mobil.
"Terimakasih"
- Bersambung
Zera : "Di chapter 07 yang akan datang ada karakter baru loh, kalian pasti mengenalnya dengan baik. Btw maaf ya, aku telat update. Ada masalah dikit disini, maaf yaa"
Sampai jumpa di Sabtu besok, bye-bye (◍•ᴗ•◍)
KAMU SEDANG MEMBACA
Be My Favourite Toy by Zera - (Ongoing)
Ficção AdolescenteSeorang CEO yang terobsesi dengan seorang pria. Akankah CEO tersebut bisa mendapatkan pria tersebut? Dan bagaimana cerita mereka? ⚠️Ini ceritanya red flag ya🚩🏳️🌈⚠️ Aku baru bikin cerita, jadi kalau ada kritik dan saran tulis aja di kolom komenta...