7 tahun telah berlalu, kini Gin telah duduk dibangku kelas 1 Sekolah Dasar.
Suatu hari Gin mendengar telepon rumahnya berbunyi. Gin pergi untuk mengangkat telepon itu tapi saat Gin sudah dekat dengan telepon itu, Gin berhenti. Dia melihat mama nya telah mengangkat telepon itu lalu disusul oleh papanya.
Dari kejauhan Gin bisa melihat apa yang orang tuanya lakukan, Gin sudah terbiasa melihat orang tuanya melakukan hal itu disetiap penjuru rumah.
"Tuan muda? Mengapa anda berdiam diri disana?". Tanya seorang pelayan dari kejauhan.
"Tidak, aku hanya ingin menjawab telepon itu tapi sepertinya orang tuaku sudah mengangkatnya". Jawab Gin dengan tersenyum ramah kepada pelayan tersebut.
"Bagaimana jika kita bermain ditaman saja?"
"Ide bagus"
Gin pun pergi bersama pelayan itu ke taman.
Tangan Sanji meraba dada Zoro membuat suara Zoro menjadi tidak jelas.
"Nyonya Noa, apakah anda tidak apa?". Tanya orang yang sedang berada dipanggilan itu.
"T-tidak apa, aku hanya sedikit tidak enak badan". Jawab Zoro.
"Oh, begitu ya? Ya sudah, hanya itu saja yang ingin saya sampaikan dan semoga anda lekas sembuh. Terimakasih, sampai jumpa."
"Iya, terimakasih banyak, sampai jumpa".
Zoro segera menutup telepon tersebut.
"Kenapa kamu sangat terburu-buru? Bukankah itu tak baik ketika sedang mengobrolkan hal yang penting?". Tanya Sanji
"Itu salahmu". Jawab Zoro.
Zoro memejamkan matanya, tangannya memegang erat-erat pundak Sanji, badannya bergemetar.
"Ada apa? Apakah begitu nikmat?". Tanya Sanji
"Tidak sama sekali, ini menjijikkan"
"Kamu tetap saja ya tak berubah"
Zoro tak menjawab Sanji, dia membuka matanya perlahan. Dia melihat Gin berjalan melewatinya bersama seorang pelayan.
"G-gin?". Tanya Zoro.
"Huh? Ada apa?"
"Sepertinya Gin melihat kita seperti ini"
"Bukankah itu sudah biasa bagi dia? Dari dulu bukankah kita sudah biasa seperti ini dimanapun bahkan didepan dia?"
"Iya tapi aku tak ingin anakku melihat ini"
"Sudah terlambat"
Sanji mengangkat tubuh Zoro menuju kamar Zoro.
Sesampainya dikamar Zoro. Sanji menurunkan tubuh Zoro diatas kasur dengan hati-hati dan lembut.
Ketika mereka hendak melakukannya tiba-tiba handphone Zoro berdering.
*Drettt... drettt...
Bunyi dering handphone."T-tunggu, aku angkat telpon dulu". Ucap Zoro.
"Sial, ganggu saja"
"Pelayan rumah?". Tanya Zoro ketika melihat nama kontak yang menelponnya.
"Untuk apa pelayan menelponmu?". Tanya Sanji.
"Halloo?"
"Eh... maaf mengganggu nyonya, tuan muda Gin menangis dia ingin pergi keluar bersama tuan dan nyonya. Sudah ku bujuk berkali-kali tetapi dia kekeh ingin pergi keluar dengan tuan dan nyonya". Jawab pelayan tersebut melalui telepon di handphone.
KAMU SEDANG MEMBACA
Be My Favourite Toy by Zera - (Ongoing)
Fiksi RemajaSeorang CEO yang terobsesi dengan seorang pria. Akankah CEO tersebut bisa mendapatkan pria tersebut? Dan bagaimana cerita mereka? ⚠️Ini ceritanya red flag ya🚩🏳️🌈⚠️ Aku baru bikin cerita, jadi kalau ada kritik dan saran tulis aja di kolom komenta...