08. Lahirnya Mainan Baru

308 14 0
                                    

9 bulan pun berlalu dan tibalah di hari dimana Zoro tiba-tiba teriak kesakitan dipagi hari, suaranya terdengar dari seluruh penjuru rumah. Sanji dan beberapa pelayan langsung bergegas menuju ke kamar Zoro.

Sesampainya didepan kamar Zoro Sanji bergegas memasuki kamar Zoro dan memeluk Zoro yang sedang kesakitan.

"Zoro. Kenapa? Ada apa sayang?".

Sanji bertanya dengan lembut, tangannya mengelus pipi Zoro namun suara Sanji terdengar sangat khawatir dengan Zoro yang sedang merintih kesakitan.

"P-perutku sakit... Tolong aku Sanji. Ini sangat sakit"

"Woi. Kalian cepat siapkan mobil dan telfon rumah sakit terdekat bilang pada mereka bahwa kita akan kesana"

"Baik, tuan."

Sanji menggendong Zoro menuju mobil dan langsung menuju ke rumah sakit lalu disusul Dion dan kepala pelayan wanita dengan membawa beberapa pakaian serta perlengkapan yang sekiranya dibutuhkan Zoro selama dia di rumah sakit.

Sesampai di rumah sakit, Sanji langsung menggendong Zoro keluar mobil lalu meletakkannya di kasur dorong milik rumah sakit dan mengikuti Zoro yang sedang dibawa beberapa suster menuju ruang persalinan.

Sesampainya di ruang persalinan Sanji harus menunggu di luar, Sanji tak bisa berhenti khawatir kepada kekasihnya, dia sangat-sangat takut kehilangan kekasihnya ataupun anaknya.

"Maaf pak. Anda harus menunggu disini"

"Berikan yang terbaik untuk Istriku dan anakku"

"Baik pak"

~ 15 menit berlalu...

"Kenapa ini? Pintu itu belum terbuka juga sedangkan Zoro dari tadi berteriak kesakitan". Ucap Sanji.

Sanji sangat mengkhawatirkan kondisi Zoro sambil mondar-mandir jalan kesana kemari, dia tak bisa duduk dengan tenang. Tak lama kemudian akhirnya kabar gembira didengar langsung oleh Sanji.

"Oekk... oekk..."

"Suara bayi? Apa dia berhasil?"

"Tuan Sanji Vinsmoke"

"Ya?."

"Anda boleh masuk"

Sanji langsung masuk kedalam ruangan itu untuk melihat keadaan Zoro dan bayinya.

"Selamat pak. Bayi anda laki-laki, bayi anda keluar dengan selamat dan sehat"

"Syukurlah. Terimakasih dok"

"Sama-sama pak. Saya permisi dulu"

Dokter dan para suster pergi dari ruangan tersebut.

"Terimakasih sayang"

"Y-yah…"

"Kamu sangat lemas, tidurlah dulu aku yang akan menjaga bayi kita"

"Ya"

~ 2 jam kemudian...

Zoro terbangun dari tidurnya.

"Kau sudah bangun?"

"Dimana bayi kita?"

"Dia tertidur disitu"

"Aku tak menyangka akan melahirkan seorang bayi"

"Karna kau omega"

"Apa kamu menginginkan anakku juga?"

"Ya. Dia akan menjadi mainan yang bagus untukku"

"Jangan becanda! Tak akan ku biarkan kau menyentuh anakku! Dasar iblis!"

"Jangan teriak begitu kita sedang berada di Rumah Sakit dan kamu masih lemas."

Bayi mereka bangun dari tidurnya.

"Dia bangun"

Sanji memberikan bayi itu ke Zoro.

"Dia tampan". Ucap Zoro kepada bayinya dengan tatapan yang sangat lembut dan tulus.

"Ya, dia anakku. Kita namain dia apa?"

"Gin?"

"Gin? Tapi rambutnya hijau kehitaman"

"Tak apa, bulu matanya perak"

"Baiklah"

Gin tertawa.

"Dia tertawa, sepertinya dia suka nama itu"

"Ya."

Seminggu kemudian, dikediaman Sanji Vinsmoke.

"Apa bagian bawah mu sudah tak apa?". Tanya Sanji kepada Zoro

"Y-ya tapi masih sakit"

"Argghh... apa aku harus menunggu hingga sebulan? Itu terlalu lama"

Sanji merasa frustasi karna sudah seminggu ini dia tak bermain dengan Zoro.

"Ah aku tau, setelah makan, kamu segeralah ke kamar"

"Ngapain?"

"Sudah, datang saja"

Dikamar Sanji terlihat kedua pria saling berdekatan.

Sanji membuka pakaian Zoro meski begitu tangan Zoro berusaha menahannya.

"Apa yang kau lakukan?"

"Selama aku tak memasukkannya tak apa kan?"

"Apa kau mau melakukannya? Jangan dulu, kumohon"

Sanji menghiraukan omongan Zoro dan langsung melakukan itu.

Sanji memberi kecupan dileher Zoro lanjut memainkan p*Ting Zoro. Sanji menjelajahi seluruh anggota tubuh Zoro tanpa ada yang terlewat sedikitpun bersama dengan gigitan kecil Sanji.

"Ahh aku tak tahan. Aku ingin memasukkannya"

"J-jangan…"

"Kalau begitu apa kau bisa membuatku keluar?"

"Akan ku usahakan…"

Zoro memasukkan milik Sanji kedalam mulutnya hingga Sanji keluar.

"Kau hebat juga ya?. Oh iya, nanti malam apa kau mau keluar denganku?"

"Kemana?"

"Jalan-jalan dikota"

"Selagi kau tak aneh-aneh aku mau"

"Baiklah. Kau pakai ini"

"Apa ini? Jangan bilang kau menyuruhku untuk memasukkan ini?"

"Ya. Tepat sekali"

"Bawahku masih sakit"

"Aku tau, hanya segitu tak apa bukan?"

"Jangan gila"

"Ku tunggu nanti malam ya sayang, aku keluar dulu. Muach"

Satu kecupan dari Sanji mendarat dipipi kekasihnya setelah itu Sanji pergi begitu saja.

"Apa kau mendengarkan ku?!"

- Bersambung

Zera : Apa yang akan terjadi saat malam nanti di Kota?
Seperti biasa, lanjutannya akan ku update di hari Sabtu besok ya(⁠◍⁠•⁠ᴗ⁠•⁠◍⁠)

Sampai jumpa di Sabtu besok, bye-bye (⁠◍⁠•⁠ᴗ⁠•⁠◍⁠)

Be My Favourite Toy by Zera - (Ongoing)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang