09. Jalan-jalan

229 14 0
                                    

Malam hari di Kota. Sanji dan Zoro berjalan bersebelahan di atas trotoar jalan, trotoar itu ramai dengan orang-orang berjalan ataupun orang-orang yang sedang antri untuk membeli di toko-toko yang berada di pinggir trotoar.

"Apa kau sudah memakainya?". Tanya Sanji.

"Ya. Ini sangat tak nyaman, boleh aku melepasnya?"

"Tak boleh, teruslah berjalan."

Sanji mengambil remot dari saku jasnya.

"Apa yang akan kau lakukan?"

"Kau akan tahu sendiri"

Sanji menekan tombol on di remot dan memilih opsi yang getaran rendah.

"Apa yang kau pikirkan? Disini banyak orang loh"

Badan Zoro gemetaran.

"Selagi kamu tak menunjukkannya di depan mereka itu tak apa"

"Kamu becanda? Hentikan itu"

Sanji kembali menekan tombol yang ad diremotnya dan menaikkan getarannya ke tingkat normal.

"Ku mohon jangan tambah lagi. Itu sangat mengacak-acak bagian bawahku"

"Kamu tak berhak meminta itu, disini semua terserah padaku"

Sanji menaikkan getarannya ke tingkat maximal.

"ARGHHH…". Zoro berteriak, badannya lemas, dia tak kuat lagi berdiri, dia berusaha tetap berdiri sambil memegang tangan Sanji.

"Oi, mereka melihat ke arah kita loh"

"Itu salahmu"

"Baiklah. Didekat sini ada taman, jika kamu bisa sampai ke taman itu maka akan ku hentikan"

"Kamu gak bohong kan?". Suara Zoro terdengar sangat gemetaran.

"Aku bukan orang yang suka berbohong"

Sesampainya di depan taman, badan Zoro sudah lemas, dia ingin ini cepat berakhir.

"A-aku... sudah sampai di taman, jadi... hentikan benda itu"

"Jangan buru-buru, berjalanlah lagi sampai di tengah-tengah taman maka akan ku matikan segera benda itu"

Zoro menuruti perkataan Sanji, dia berusaha tetap berjalan hingga tiba ditengah taman.

"S-sudahh... di tengah-tengahhh..."

"Sedikit lagi"

"Hentikan itu... aku sudah tak kuat"

"Baiklah, kita akan pergi ke toilet depan situ, disana akan ku lepas sekalian benda itu"

Sesampainya di dalam toilet, Sanji melepas benda tersebut dari lubang Zoro.

"Mnn... aahh... S-sanji..."

"Ya?"

"M-masukkan milikmu kedalam ku"

"Ha? Bukankah kau sendiri yang bilang bahwa dibawahmu masih sakit?"

"Aku sudahh... tak tahhan...ku mohon... berikan itu"

"Bicaramu berantakan, se tak tahannya itu ya?"

"Cepat berikan itu"

"Baiklah, sesuai permintaanmu".

Sanji memasukkan miliknya penuh ke dalam lubang Zoro.

"Uahh...hahh...ahhh... itu memenuhi perutku"

"Desahanmu terlalu keras, bagaimana jika orang lain mendengarnya?"

"Aku tak peduli..."

"Sepertinya aku harus membungkam mulutmu"

Sanji memasukkan celana dalam Zoro kedalam mulut Zoro.

"Gini kan enak, tidak berisik"

"Mnnn... emmm"

~ 50 menit kemudian...

"Kamu benaran tak apa kan? Badanmu gemetaran"

"Y-yahh... aku tak apa"

"Kamu sangat kacau"

"Tak apa. Aku akan membasuh tubuhku, kamu tunggu di depan saja"

"Baiklah, jangan lama-lama"

Sanji keluar dari toilet itu dan menunggu Zoro membasuh tubuhnya.

Selesai membasuh tubuhnya, Zoro keluar dari toilet.

"Sudah? Ayo pulang"

"Y-yah"

Dimobil...

"Kamu beneran tak apa?"

"Y-yahh..."

"Mengapa nada bicaramu seperti itu?"

"Aku tak apa, sungguh". Badan Zoro masih saja gemetaran.

"Kalau begitu ya sudah"

Di rumah...

"Kau tidur saja, aku juga ingin tidur. Besok kita tak main dulu sampai bawahmu benar-benar tak apa"

"Begitu ya"

"Ya."

Sanji melangkah keluar dari kamarnya Zoro.

"S-sanji"

"Apa?"

Zoro diam

Sanji menutup pintu kamar

"Apa kamu mau membicarakan sesuatu? Katakan saja"

Zoro menaruh anaknya ke tempat tidur bayi lalu duduk di atas meja, menghadap Sanji, merebahkan tubuhnya, melebarkan kakinya seakan dia berusaha menggoda Sanji.

"Apa kau ingin melakukannya?"

Zoro tetap diam tak menjawab, Zoro membuka celananya.

Sanji menghela nafas.

"Dasar kau ini aku sudah berusaha untuk menahan diri tapi kamu malah menggodaku. Baiklah kalau itu yang kamu mau tapi jika bawahmu lebih sakit dari sebelumnya jangan salahkan aku"

"Cepat... masukkan milikmu..."

"Kamu orang yang tak sabaran"

Sanji menuruti Zoro dan langsung memasukkan miliknya ke lubang Zoro. Mereka melakukannya hingga tengah malam.

"Sudah kan? Tubuhmu semakin gemetaran, bersihkan tubuhmu dan tidurlah. Aku pergi dlu"

Zoro menahan tangan Sanji.

"J-jangan pergihh... Aku ingin tidur bersamamu"

"Kamu ini kenapa? Langsung berubah seperti ini setelah ku masukkan alat itu"

"Aku tak tau... aku seperti kehilangan akal..."

"Merepotkan. Baiklah aku akan tidur disini"

"T-terimakasih"

Sanji tidur di sebelah Zoro, ini pertama kalinya mereka tidur berdua diatas kasur yang sama. Sanji melentangkan tangan kanannya.

"Sini, tidurlah diatas tanganku"

"Boleh?"

Dan merekapun tidur layaknya pasangan suami istri.

Semua berjalan seperti biasa, ketika lubang Zoro sepenuhnya telah sembuh mereka langsung melakukan permainan itu lagi dan lagi. Itu sudah seperti rutinitas mereka setiap hari.

Seminggu setelah lubang Zoro sembuh...

- Bersambung

Hayoo kira-kira lanjutan bagaimana?

Sampai jumpa Sabtu besok, bye-bye (⁠◍⁠•⁠ᴗ⁠•⁠◍⁠)

Be My Favourite Toy by Zera - (Ongoing)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang