25. Pamit dan berkunjung

33 2 0
                                    

Seperti biasa, sebelum pulang Anasui menyempatkan untuk mampir membeli bucket bunga di toko biasanya untuk Zoro.

Setibanya di kamar, seperti biasa Zoro menaruh bunga yang baru kedalam vas yang baru juga.

Saat Zoro tengah menata bunga pemberian Anasui, terdengar suara pintu kamarnya terbuka disusul dengan suara yang sangat tak asing baginya.

"Lagi sibuk?". Tanya Sanji sembari melangkah mendekati Zoro.

"Ada perlu apa kemari?"

Sepasang tangan terasa melingkar memeluk tubuh Zoro dengan kepala yang menyandar pada pundaknya.

"Kangen aku gak?"

"Sejujurnya, gak"

"Kamu tetap tak berubah, tetap menjadi orang yang tak jujuran"

Satu gigitan kecil terasa dari daun telinga Zoro.

"Tumben? Kenapa gak sama Chrollo?"

"Pengen kamu"

Sanji memasukkan tangannya kedalam kaos Zoro, meraba mendekati payudara Zoro, memberikan cubitan kecil diputingnya.

"San…"

"Hmm?"

"Jangan disini"

"Mau diatas kasur?"

Sanji menggendong Zoro lalu meletakkannya diatas kasur, melucuti pakaian Zoro kemudian memulai permain, dimulai dengan jari-jari yang masuk kedalam lubang Zoro menggelitik bagian dalamnya.

"Emh…"

"Masih saja sempit"

"Jangan disitu"

"Inikan". Sanji menekan titik kelemahan Zoro membuat badan Zoro seperti kesetrum.

"Egh- aahh"

"Responmu selalu menggoda"

"Itu tak benar, jika iya mengapa kamu tergoda dengan orang baru?"

"Jangan membahas orang lain"

"Jangan membawa orang lain kedalam cerita kita"

"He… sekarang kamu berani? Bersyukurlah karna aku lagi pengen sama kamu"

"Persetan"

Sesuatu yang besar terasa masuk melalui lubang Zoro.

"Aahhh… apa tak bisa memberi aba-aba terlebih dahulu?"

"Aku kesal dengan jawabanmu"

"Dan aku kesal dengan kelakuan mu"

"Ouhh zor, bisa gak sekali aja kamu berperilaku manis?"

"Gak"

Setelah itu mereka melanjutkan permainannya hingga 3 jam kedepan.

Kini kedua pria itu terbaring dengan nafas terengah-engah.

"Zor"

"Ha?"

"Aku akan pergi ke rumah Chrollo, aku tak tahu disana berapa lama tapi sepertinya sebulan, selama aku pergi kamu bebas kemana saja tapi bawalah setidaknya satu bodyguard atau kalau gak gitu bawa Gin, dia ku suruh bertanggung jawab atasmu"

"Baiklah, jangan lupa oleh-olehnya"

"Kamu tak marah?"

"Untuk apa? Aku hanya mainanmu, berhak apa aku?"

"Maaf"

"Semua perlakuanmu kepadaku akan ku maafkan selain kamu yang seenaknya membuang katana ku"

"… . Ya sudah aku kembali ke kamar dulu"

Zoro beranjak dari kasurnya, menuju kamar mandi bersama Hijikata untuk mandi.

Di depan rumah.

"Kami pergi dulu, kalian jaga rumah ini dan juga istriku serta anak-anakku"

"Baik tuan". Jawab serentak mereka.

Sanji dan juga Chrollo pergi meninggalkan rumah itu. Tepat setelah Sanji pergi dan orang-orang kembali mengerjakan tugas mereka, Zoro mendapat pesan dari Anasui.

"Aku ingin membawamu ke rumah ku, apa kamu mau?"

"Baiklah"

"Aku jemput ya?"

Setibanya di rumah Anasui, Zoro tercengang. Rumah Anasui seperti kastil, begitu indah, besar dan mewah, jauh lebih besar daripada rumah Sanji.

Anasui kembali membukakan pintu untuk Zoro dan anak-anaknya. Mereka berjalan berdampingan dan bergandengan tangan.

"Om, aku ingin menjelajahi rumah ini apa boleh?

"Tentu saja"

Anasui memanggil salah satu pelayanannya untuk menemani dan memandu Gin dan Hijikata.

"Gin sama pelayanan ku dulu ya? Aku ingin mengajak Noa ke taman"

"Siap om. Mama, nikmatilah mumpung papa lagi pergi"

Gin pun pergi menyisakan Anasui dan Zoro.

"Sanji kemana?". Tanya Anasui sembari berjalan menuju taman.

"Pergi ke rumah Chrollo, katanya akan pulang sebulan lagi"

"Woahh… bisa-bisanya dia meninggalkan pria secantik ini di rumah bersama anak-anaknya"

"Hahaha". Zoro tertawa karir

Selama perjalanan Zoro melihat ke kanan dan ke kiri, menikmati lingkungan yang baru, hidupnya terasa bebas rasanya dia tak ingin kembali ke rumah Sanji lagi.

Sesampainya di tempat minum teh ditengah taman, mereka menyeduh teh yang telah disediakan oleh pelayan Anasui.

"Tamanmu sangat indah dan menenangkan"

"Aku sering disini jika aku bosan dengan pemandangan dalam rumah"

Zoro mengamati seksama lingkungan sekitarnya sedangkan Anasui tak bisa memalingkan pandangannya dari wajah Zoro tanpa Anasui sadari itu membuat miliknya berdiri.

Tangannya yang nakal mulai meraba Zoro.

"Noa…"

"Sorry, Anasui?"

"Noa kali ini saja, aku tak bisa menahan diri, maaf…"

"Anasui, aku sudah punya suami"

Be My Favourite Toy by Zera - (Ongoing)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang