17. Mainan Yang Ngelunjak

86 7 2
                                    

10 tahun berlalu. Gin kini telah berusia 17 tahun dan duduk di bangku SMA, dia sering sekali melihat orangtuanya melakukan itu di depannya. Awal Gin melihat mereka dia terkejut namun perlahan dia sudah biasa, baginya pemandangan itu sudah sangat wajar untuknya dan perlahan juga Gin ingin melakukan itu juga pada Zoro. Awalnya saat dia memikirkan itu dia langsung menghilangkan pikiran itu, namun lama-kelamaan dia jadi sering memikirkan itu dan sekarang dia ingin melakukannya. Jika kalian bertanya "mengapa Sanji tidak bermain dengan Gin juga?" Itu karena Zoro melindungi Gin, dia tak ingin anaknya juga gay.


Sepulang sekolah, dikamar Zoro.

"Mama, aku pulang". Ucap Gin saat memasuki rumah.

"Anakku sudah pulang. Kamu ganti baju lalu makan dulu ya?". Sambut Zoro.

"Ya. Tapi sebelum itu aku ingin bermain dengan mama"

"Bermain? Bermain apa?". Tanya Zoro dengan bingung.

"Memainkan permainan yang setiap hari mama lakukan bersama papa"

"Eh? Mama tak paham maksud mu"

Gin merangkul Zoro lalu berbisik...

"Aku ingin melakukan itu denganmu, mama"

Gin menjilat telinga Zoro.

"T-tunggu, mama tak paham"

"Jangan berlagak bodoh. Mama pikir saat kalian melakukan itu di depanku, aku takkan terangsang?"

"Hentikan. Kita tak boleh melakukannya. Bagaimana kalau papa tau"

Zoro mendorong tubuh Gin menjauh darinya.

"Selagi mama tutup mulut, semua aman kok"

Gin membawa Zoro ke atas kasur lalu meletakkannya. Gin tetap membuka pakaian Zoro perlahan meskipun Zoro sudah berusaha melawannya.

Saat Zoro sudah telanjang, Gin langsung memasukkan jarinya ke dalam lubang Zoro serti mencium bibir Zoro.

"Mnn... ini salah, hentikan ini. Papa akan marah jika tau ini"

"Tenang saja mama, papa takkan tau"

Gin menekan kelemahan Zoro dengan jarinya.

"Mnahh... jangan disitu"

"Disini ya?"

Gin terus menerus menekan titik kelemahan Zoro.

"Aghh... Gin... mama akan keluar"

"Woahh sudah mau keluar kah?"

"Gin...!"

Zoro mengeluarkan cairannya.

"Oke, sekarang aku masuk"

"Tunggu, apa yang kamu lakukan? Hentikan."

"Fuahhh... lubangmu sangat sempit, mama. Aku sampai kesusahan untuk masuk"

"Cabut itu, ku mohon. Mama tak mau papa marah"

"Mama, diamlah atau orang luar akan mendengar kita"

Gin menggerakkan miliknya.

"Mnahh... Gin..."

"Apa mama suka milikku? Antara milikku atau milik papa mana yang lebih mama suka?"

"Jangan bertanya yang aneh-aneh"

"Mama, kamu menjepit milikku dengan sangat hebat. Aku akan keluar mama"

Sanji melewati kamar Zoro, Sanji tak sengaja mendengar suara dari dalam kamar Zoro.

"Sepertinya aku mendengar suara dari kamar Zoro"

Sanji menguping dari depan pintu kamar Zoro.

"Jangan keluar didalam."

"Aku tak tahan, mama"

Gin mengeluarkan cairannya tepat di dalam tubuh Zoro. Cairan itu memenuhi seluruh perut Zoro.

"AAAHHHH... Itu banyak, itu mengalir deras di dalam"

Sanji membuka pintu kamar Zoro.

"Apa yang kalian lakukan?!"

"S-sanji..."

"Papa? Kenapa papa sudah pulang?"

"Kenapa? Apa ada yang salah?"

"I- ini tidak seperti yang kamu lihat, Sanji"

"Kalian melakukannya di belakang ku?"

*Plak
Suara tamparan keras dari Sanji untuk Gin.

"Sanji, apa yang kau lakukan?"

"Kamu juga"

Sanji menampar wajah Zoro.

"Kalian hebat juga ya bermain dibelakang ku?. Zoro, sudah berapa kali dan berapa lama kalian bermain?"

"Ini baru pertama kalinya. Sanji, jangan marah ataupun menghukum Gin"

"Kalian, bawa Gin ke ruangan".

Sanji menyuruh bawahannya untuk membawa Gin.

"Jangan, tunggu. Jangan bawa Gin". Zoro terus memohon kepada Sanji agar Sanji tidak membawa Gin ke ruangan itu.

"Ruangan? Ruangan apa? Aku tidak tahu, apa kalian menyembunyikan sesuatu dariku?". Tanya Gin yang kebingungan.

"Nanti juga kau akan tau. Oh iya, katakan kepada seluruh penjaga ruangan itu bahwa aku mengizinkan mereka untuk bermain sepuasnya dengan Gin dan jika kalian berhenti bermain maka berikan dia hukuman seperti apa yang dulu pernah ku berikan pada Zoro"

"Baik, tuan". Jawab bawahan Sanji.

"Apa maksud nya ini?". Gin kebingungan dengan keadaan saat itu.

"Itulah yang terjadi jika kamu berani bermacam-macam denganku. Asal kau tau, itu hanyalah hukuman terendah dari ku untuk mainanku"

"Mainan? Siapa? Aku anakmu!"

"Anakku? Kamu dan Zoro adalah mainanku, karna itulah aku menjaga kalian dengan sangat bagus"

"Sanji, jangan bawa Gin. Ku mohon"

"Kau diam saja!"

Sanjin menendang Zoro.

"Kami pergi dulu, tuan"

"Jangan sampai dia melarikan diri! Jika dia sampai melarikan diri kalian yang akan ku habisi!"

"Baik, tuan"

Di ruangan...

"Sekarang saatnya hukuman buat kamu. Mari kita pikir, hukuman apa yang bagus untuk menghukum istri yang melakukan itu bersama anaknya?"

Zoro kembali merasakan ketakutan yang dia rasakan saat terakhir kali mendapatkan hukuman dari Sanji.

"Jangan takut begitu, ini juga salahmu kalau kamu tidak melakukan itu aku juga takkan begini. A... aku tahu, apa kah kau harus ku sewakan kepada Akemi? Ya... dia sepertinya mempunyai permainan yang bagus"

"Jangan! Ku mohon. Aku tak mau"

"Apa kau pikir aku mau melihatmu melakukan itu dengan dia?!! Padahal aku sudah berbaik hati kepadamu dan aku juga memperlakukan Gin dengan sangat normal tapi ini balasanmu? Sungguh tak tahu diri!"

"A-aku tau aku salah tapi ku mohon, jangan bawa aku ke orang itu"

"Ini semua terserah apa kataku, kamu tak berhak untuk menolaknya. Sadarilah posisimu, disini kamu hanyalah tabung cairan untukku!"

Zoro sangat ketakutan, dia menangis, badannya gemetaran parah, dia sudah tak ada kata-kata yang bisa dia keluarkan dari mulutnya, dia tak bisa melawan Sanji.

Be My Favourite Toy by Zera - (Ongoing)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang