"Apa kamu mau?". Sanji menyodorkan sebungkus makanan kepada Zoro.
"Ya... aku mau"
Sanji duduk di atas kasur.
"Minumlah cairanku terlebih dahulu"
Zoro ragu-ragu, sejujurnya dia tak mau meminum cairan itu lagi. Itu menjijikkan bagi Zoro, namun lagi-lagi dia terpaksa melakukan apa yang Sanji suruh.
"Kalau tak mau ya sudah"
"Tunggu, aku mau"
Zoro memasukkan milik Sanji kedalam mulutnya karna dia tak ingin sampai mati kelaparan. Yup, Zoro jarang sekali di beri makan, dia takkan makan jika penjaga ruangan itu tak disuruh Sanji untuk memberi Zoro makanan atau Sanji sendiri yang memberi makanan.
"Anak pintar"
Maju mundur mulut Zoro bergerak, lidahnya menyelimuti milik Sanji, hisapan Zoro berusaha memancing cairan kental itu keluar.
"Zoro, aku mau keluar..."
Sanji mengeluarkan cairannya ke makanan yang akan diberikan ke Zoro.
Zoro terkejut, dia tak ingin memakannya.Tak sampai disitu, Sanji mengaduk makanan itu dan memberikannya ke Zoro. Zoro terdiam, dia sudah tak tahu harus berkata apalagi.
"Tak mau? Padahal aku sudah memberikan cairan berhargaku". Ucap Sanji dengan nada yang kecewa serta ekspresi yang sedih.
Zoro masih tetap diam.
Sanji mendorong kepala Zoro sehingga mukanya menjadi satu dengan makanan itu."Makanlah, itu enak"
Zoro ingin membalasnya namun dia takut akan hukuman yang diberikan Sanji, jadi dia hanya melawan sedikit.
"Wajahmu sangat kacau. Habiskan makanan itu, aku pergi sebentar"
Saat Sanji telah keluar dari ruangan tersebut, Zoro langsung memuntahkan makanan itu ke toilet.
Tempat itu sudah menjadi seperti neraka untuk Zoro. Dia ingin bebas tapi dia tak ingin lebih parah dari ini, meskipun dia tau bahwa dia kabur atau tidak, dia tetap akan diperlakukan semakin parah.
•
5 Hari Sanji tak mengunjungi Zoro. Entah apa yang terjadi, Zoro mondar mandir seperti menantikan kedatangan Sanji.
Tak lama kemudian Sanji datang.
"Hallo mainan manisku, apa kau rindu padaku"
Saat Zoro mendengar suara Sanji, dia langsung merangkak mendekati Sanji dan mengarahkan wajahnya tepat di depan milik Sanji.
"Apa kau sangat merindukan milikku?"
Zoro mengangguk.
"Dasar kamu ini. Berikan aku yang terbaik"
Zoro langsung memasukkan itu ke mulutnya, namun tak lama dia menggigit milik Sanji dan melilit leher Sanji dengan rantai yang ada di lehernya.
Ternyata Zoro menantikan kedatangan Sanji untuk membunuh Sanji, namun sayangnya rencana itu gagal.
Sanji dengan cepat meloloskan diri dari rantai itu dan mendorong Zoro ke kasur.Badan Zoro membelakangi Sanji dengan tubuh depannya yang jatuh ke kasur lalu tubuh belakangnya masih menjujung tinggi seperti mempersilahkan milik Sanji masuk. Sanji segera memasukkan miliknya dengan kasar dan mengacak-acak isi perutnya Zoro. Sanji sangat marah karna Zoro melakukan hal seperti itu kepada Sanji.
"Hentikan. Maafkan aku. Aku takkan mengulanginya lagi. Aku berjanji. Ku mohon"
"Aku cukup baik menghukummu hanya seperti ini. Jika aku tak mencintaimu, kamu sudah habis ditanganku. Karna itu lah, jadilah mainan yang baik"
"Persetanan dengan kata-kata itu! Kamu bilang mencintaiku tapi ini sama sekali tidak ada cinta. Ini gila, kamu iblis!"
"Jahat sekali. Padahal aku cuma ingin memiliki mu. Ya... kamu hanya milikku seorang. Takkan ku biarkan orang lain mencurimu dariku. Satu duniapun akan ku lawan demi mu"
"Dasar gila!. Arghh itu sakit. Hentikan. Pelan-pelan saja. Disitu... rasanya sakit."
"Tak apa. Kamu akan segera menikmatinya"
"Kenapa milikmu kamu semakin besar?! Itu... memenuhi perutku. Rasanya sangat sesak. Aku tak bisa bernafas"
"Tenang saja. Hari ini aku tak sendiri. Aku mengajak pelanggan untuk bermain bersamamu"
"Kau becanda kan?!"
"Salam kenal, mainan yang manis. Bolehkah aku ikut memasukkannya?". Seorang pria paruh baya memasuki ruangan itu dengan pria-pria yang lain.
"Ya. Tentu saja"
"Baiklah, aku takkan sungkan"
Pria itu memasukkan miliknya kedalam lubang Zoro bersama milik Sanji.
"Tunggu. Itu akan robek. Itu tak cukup untuk berdua. Aku akan mati"
"Tak usah berlebihan. Kamu akan segera menikmatinya"
Zoro merasakan kesakitan luar biasa.
"Arghhhh! Itu sakit! Itu robek. Hentikan! Aku akan mati"
"Terlalu cepat untukmu mati. Aku membawakanmu beberapa orang, jadi bertahanlah sampai itu selesai"
"Jangan becanda!"
Itu sangat sulit bagi Zoro. Semua miliknya dimasukin milik pria. Selain itu dia digilir oleh 15 orang. Setiap satu ronde, semua lubangnya penuh, dari atas sampai bawah.
Tubuh Zoro sangat berantakan. Tubuhnya sangat penuh dengan cairan putih.
Itu berlangsung selama 5 jam. Meskipun Zoro pingsan, permainan itu tetap dilanjutkan.5 jam kemudian...
"Terimakasih. Mainan itu sangat bagus". Ucap pria paruh baya kepada Sanji
"Baguslah jika kalian menyukainya"
"Kami sudah selesai bermain. Kami pulang dulu"
"Ya. Sampai jumpa"
Selesai setelah pria-pria tersebut meninggalkan ruangan, Sanji mendekati Zoro yang sudah tak ada tenaga.
"Tubuhmu sangat berantakan, Zoro. Apa senikmat itu mereka?". Sanji melihat tubuh Zoro yang tak ada tenaga itu.
"Kalian. Bunuh orang-orang tadi.". Perintah Sanji kepada bawahannya
"Siap tuan."
Tak lama terdengar suara teriakan pria-pria itu.
"Ahhh... apa kau mendengar itu? Itu suara yang indah. Mereka menjerit seperti orang yang bodoh."
Sanji melihat Zoro seperti menghiraukan Sanji.
"Oi, apa kau mendengarkan ku?"
*Plak
Sanji menampar pipi Zoro.
"Sepertinya kau harus dihukum karna sudah menikmati punya orang lain dan menghiraukan ku"
- Bersambung
Zera : Kira-kira hukuman apa yang diberikan Sanji untuk Zoro?
Jawabannya akan ku berikan seperti biasanya, dihari Sabtu. Sementara kalian bersabarlah ya...(◍•ᴗ•◍)Sampai juga di hari Sabtu, bye-bye (◍•ᴗ•◍)
KAMU SEDANG MEMBACA
Be My Favourite Toy by Zera - (Ongoing)
Teen FictionSeorang CEO yang terobsesi dengan seorang pria. Akankah CEO tersebut bisa mendapatkan pria tersebut? Dan bagaimana cerita mereka? ⚠️Ini ceritanya red flag ya🚩🏳️🌈⚠️ Aku baru bikin cerita, jadi kalau ada kritik dan saran tulis aja di kolom komenta...