02. Jadilah Mainanku

684 34 9
                                    

Esok paginya Zoro membuka matanya, dengan pengelihatan yang samar dia melihat seorang pria sedang diatasnya. Zoro terkejut ternyata yang diatas tubuhnya adalah Sanji.

"Apa yang kau lakukan diatasku?!"

"Kamu sudah bangun"

"Apa yang kau masukkan ke tubuhku? Cabut itu!"

"Merepotkan"

Sanji mengambil jarum yang sudah berisi cairan lalu menyuntikkannya ke lengan Zoro.

"Diamlah sebentar"

"A-apa itu? Hentikan...". Perkataan Zoro perlahan berhenti karna efek dari cairan tersebut.

"Akhirnya kamu diam juga"

Sanji lanjut menusuk Zoro.

Beberapa jam kemudian Zoro kembali sadar, Zoro mendapati dirinya yang lemas tak berdaya disana.

"Hentikan. Itu sakit. Maafkan aku. Ampuni aku. Biarkan aku pergi"

"Akhirnya kamu sadar juga, tak enak jika aku bermain denganmu saat kamu sedang tak sadarkan diri tapi tubuhmu tetap merespon setiap gerakanku"

"Ku mohon… hentikan itu, itu menyakitkan. Biarkan aku pergi"

"Bodoh. Mana mungkin aku membiarkan mainanku pergi? Kamu akan selamanya disini menjadi mainanku"

"Aku tak mau."

Sanji mencabut miliknya lalu menyodorkannya ke depan wajah Zoro.

"Bersihkan itu"

"Aku tak mau, itu menjijikkan"

Sanji membuka mulut Zoro secara paksa dan langsung memasukkan miliknya ke mulut Zoro.

"Bersihkan itu dengan baik. Jika sampai mengenai gigimu hukuman spesial akan menunggumu"

"Em... Aku tak bisa bernafas, keluarkan itu"

"Bersihkan dulu"

Sanji memaju mundurkan pinggulnya.

"Itu semakin membesar"

"Mulutmu sangat enak sama seperti yang di bawah" ... "Gawat, aku akan segera keluar. Telan milikku jangan sampai ada yang tersisa!"

Zoro tersedak cairan itu.

Sanji terus mengeluarkan miliknya.

"Anak pintar. Selanjutnya ini..."

"Apa yang kau lakukan dengan put*ingku? Hentikan!"

"Tenang saja, ini tak akan menyakitkan. Coba lah untuk menikmatinya"

"Bagaimana bisa… aghh"

"Ada apa ini kamu mendesah dan kamu tak membentakku lagi? Apakah segitu enaknya? Hingga kamu tak protes lagi?"

'Aneh, mengapa badanku menjadi aneh? Harusnya aku kesakitan tapi mengapa badanku terasa panas?'. Zoro merasa ada yang tak beres pada tubuhnya.

"Aku tak bilang seperti itu. Jauhkan benda itu dariku"

"E'em kamu telat, benda itu sudah menusukmu. Lihatlah, ini menjadi cantik"

Zoro merintih kesakitan.

"Dasar gila. Lepaskan itu! Itu sakit."

Zoro terus memberontak.

"Sepertinya aku harus menyuntikkan cairan itu lagi agar kamu tenang"

"Jangan! Hentikan! Aku tak mau. Itu membuatku kehilangan akal"

"Kalau begitu tenang dan nikmatilah"

Zoro menuruti perkataan Sanji dan diam.

"Bagus, jadilah mainanku yang penurut"

Sanji menusukkan benda ke miliknya Zoro.

"Tunggu, jangan. Hentikan. Ku mohon"

"Disini, semua tergantung padaku. Kamu tak bisa menghentikan ku"

"Ku mohon hentikan, itu sakit. Arghhh"

Zoro terpaksa memberontak karna dia kesakitan.

"Cantiknya. Kamu tenanglah"

Tak ada jalan lain bagi Zoro selain menuruti kemauan Sanji dan menerima semua mainan yang masuk atau menempel padanya.

Seminggu telah berlalu, Zoro terus telanjang dan bermandian dengan cairan putih itu. Tubuhnya sudah tak ada tenaga lagi, dia lemas dan beberapa kali dia pingsan.
Tentu saja dia tiduran bersama mainan-mainan yang ada ditubuhnya.

Suatu hari Sanji kembali dengan membawa sebuah makanan.

- Bersambung

Zera : "Wahh kira-kira selanjutnya apa yang terjadi ya? Sanji cukup baik untuk datang membawakan makanan, tapi apakah yang terjadi hanya itu?"

Sampai jumpa Sabtu besok, bye-bye (⁠◍⁠•⁠ᴗ⁠•⁠◍⁠)

Be My Favourite Toy by Zera - (Ongoing)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang