10. Rencana Mabar

175 12 0
                                    

"Zoro, setelah sarapan cepatlah bersiap-siap. Kita akan pergi"

"Kemana?"

"Teman-teman ku ingin berkumpul, sepertinya mereka akan merencanakan sesuatu"

"Baiklah"

Ditempat pertemuan...

"Maaf semuanya, aku terlambat"

"Noa kau datang juga?"

"Ya, aku diajak Sanji"

"Habisnya kalian semua membawa pasangan kalian masing-masing jadi ya aku ikut"

"Hahaha, kamu pesanlah dulu lalu kita akan mengobrol"

"Oke"

Sanji duduk bersama para seme lainnya, sedangkan Zoro duduk bersama para Uke lainnya.

"Jadi apa yang ingin kalian bicarakan?". Tanya Sanji kepada teman-temannya.

"Apa kalian tak bosan hanya bermain berdua dengan pasangan kalian? Kalau kita melakukannya ditempat yang sama bukan kah itu akan lebih menyenangkan?". Ucap Akemi.

"Benar juga"

"Lupakan itu, aku tak mau bermain dengan Akemi, dia menyeramkan. Lihat saja pacarnya, ntah apa yang sudah dilakukan Akemi". Tolak Sanji terhadap ajakan Akemi.

"Habisnya Itome berusaha melarikan diri jadi aku lumpuhkan saja kakinya agar dia tak bisa melarikan diri lagi". Jawab Akemi dengan nada yang sangat santai.

"Tuhkan, dia menyeramkan. Aku tak mau sampai Noa ku terkena"

"Tak apa, aku hanya melakukan apa yang ku ingin kan pada Itome saja". Bujuk Akemi agar Sanji mau ikut.

"Kau memang iblis"

"Aku tak mau dibilang seperti itu olehmu. Kau juga pasti telah melakukan sesuatu kan? Kepada Noa"

"Ya. Tapi tak separah kau. Kalau aku sih aku tak mau pacarku sampai cacat"

"Sudahlah, sepertinya disini yang normal hanyalah aku". Ucap Airi sebagai menengah mereka agak mereka tak semakin debat.

"Sepertinya iya tapi itu sangat membosankan, benarkan Nagi?". Ucap Akemi sambil menengok ke arah Nagi.

"Tidak, itu benar. Dia sangat lembut padaku, dia takkan melakukannya jika aku tak mengizinkannya". Jawab Nagi dari kursinya.

"Kalau aku jadi kau sih aku pasti sudah mati karna bosan"

"Jadi? Apakah kalian mau?"

"Aku sih tak keberatan, Sanji bagaimana denganmu?"

"Kalau begitu aku ikut sajalah"

"Kapan kita bermainnya?"

"Iya juga ya, kalian bisanya kapan?"

"Aku sih terserah"

"Aku juga"

"Bagaimana dengan besok Minggu?"

"Boleh-boleh saja, tempatnya?"

"Tentu saja di ruanganku"

"Woahh ruangan kematian itu". Ucap Sanji dengan nada yang meledek.

"A... kalau disitu aku tak tahu sih, aku pasti datang tapi aku tak yakin akan ikut bermain". Tolak Airi.

"Ruangan itu adalah ruangan yang paling ku hindari tapi sekarang kita malah akan bermain disitu". Ucap Sanji.

"Ya. Aku setuju denganmu"

"Apa yang salah dengan ruanganku? Disitu lengkap, kalian bisa menggunakan semua mainan yang ada disitu". Ucap Akemi dengan nada yang sangat bangga.

"Itu benar juga sih tapi aku mengingat saja sudah ngeri, aku tak bisa membayangkan betapa malangnya Itome"

"Ya, aku juga ragu Nagi akan mau bermain disitu"

"Semenyeramkan itu kah tempatnya?". Tanya Nagi dari jauh karena mendengarkan pembicaraan tersebut.

"Kau pasti ingin menghindari ruangan itu hanya dengan melihat saja"

"Ayolah". Bujuk Akemi.

"Baiklah, kita akan datang"

"Hahaha, terimakasih Sanji"

Acara selesai dan mereka pulang.

Di mobil...

"Apa tempat itu menyeramkan?". Tanya Zoro.

"Kau dengar ya? Ya, tempat itu menyeramkan. Nanti juga kau akan tahu"

Zoro ragu-ragu untuk ikut, dia menggenggam telapak tangannya sendiri sambil melihat kebawah.

"Meskipun tempatnya menyeramkan, kamu hanya bermain denganku jadi tak usah khawatir"

"I-iya"

- Bersambung

Seberapa menyerangkan ruangan itu sih? Sampai-sampai Sanji yang seperti itupun menganggap ruangan itu mengerikan.

Sampai jumpa Sabtu besok, bye-bye (⁠◍⁠•⁠ᴗ⁠•⁠◍⁠)

Be My Favourite Toy by Zera - (Ongoing)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang