009

784 23 1
                                    

Happy reading

Beberapa minggu berlalu setelah pertemuan alle dengan naya mereka tidak pernah bertemu lagi naya pun sudah bekerja di toko roti ..

"Naya pulang ya mba"

"Iya nay kamu hati hati udah mau hujan kayaknya " ucap tini

"Iya mba asslamuallaikum"pamit naya lalu berjalan keluar toko

Hari ini naya memilih berjalan kaki dari pada naik angkutan umum irit katanya mah dia kan tinggal di rumah nenek nya hanya menumpang tidur walaupun masih memiliki orang tua naya seperti sebatang kara apa apa harus sendiri mungkin kalau dia mati pun tidak ada yang perduli karna menurut mereka naya hanya anak yang tak berguna .

Tak lama hujan pun turun naya memilih berteduh di halte terdekat.

"Hah hujan juga , hari ini kenapa capek bnget gue capek hiks cape hiks capek banget tuhan kenapa hidup gue gini banget gue gk bisa milih harus lahir dari rahim siapa hiks hiks " runtuh sudah pertahanan naya sedari pagi di tahannya

Flashback

Di pagi hari sebelum berangkat kerja naya mampir kerumah ibu nya .

"Bu naya laper ibu masak gk naya belum gajian jadi gk ada uang buat beli makan"

"Cih sekali gk berguna tetap gk berguna nyesel saya nay ngelahirin kamu! Kamu sama ayah kamu sama ! Sama sama tidak berguna" sarkas ibu

Hati naya bedenyut nyeri

"Naya gk bisa milih bu lahir dari rahim siapa"

"Berani kamu jawab omongan saya hah!"Bentak ibu

"Pergi kamu dari sini ! Lebih baik kamu mati dari pada nyusahin saya!"

Flashback off

Disisi lain di perusahaan pranata group seorang wanita paruh baya yang sangat cantik dan anggun memasuki ruangan ceo .

"Mau sampai kapan kamu terpuruk atas kematian istrimu itu alle" ucap wanita yang tak lain adalah MELIANA SEKARA PRANATA

"Apa maksud mama?" Tanya alle

"Kau pasti tau maksudku nak . Apa kau tidak kasian dengan anakmu itu dia butuh sosok ibu ! Dia butuh sosok orang tuanya" sarkas ana

"Ada aku ma aku yang akan memberikan semuanya kepada marshal" ucap alle ia sudah lelah dengan ucapan mama nya itu

"Apa yang kau berikan hartamu? Nak marshall masih kecil ia butuh sosok ibu kamu tidak boleh egois alle" ucap ana

"Aku tidak egois ma. Pergilah ma kalau mama terus berbicara omong kosong seperti itu" ucap alle

"Kamu yang memilih atau mama yang menjodohkan mu pilihan ada di tangan mu alle jngan egois dengan hanya memikirkan perasaanmu sendri jika kau lupa kau sudah punya anak alle" sinis ana lalu pergi dari ruangan itu .

Alle mengambil sebuah figura kecil di mejanya ia mengelus lembut figura itu.
"Maafkan aku sayang . Aku harus bagaimana? Aku mencintaimu maafkan aku jika suatu saat aku harus mencari penggantimu" ucap alle pelan . Lalu menaruh kembali figura itu dan pergi mungkin tujuannya adalah mensionnya.

Disisi lain naya sedang menangis meraung di bawah hujan ia berniat akan menerobos hujan dan pulang karna pikirannya sedang kacau tapi dia malah terjatuh dah menyebkan kaki nya terluka dah mengeluarkan banyak darah . Kepala nya mulai sakit pengelihatannya mulai kabur samar samar ia melihat seseorang datang dan kegelapanpun menjemput .

Eunghh mata nya mengerejap menyesuaikan pencahayaan tapi tunggu ini dimana? Astaga kenapa kepala ini sangat sakit .

"Kau sudah bangun?"tanya seseorang

Naya pun menoleh untuk melihat siapa yang datang
"Alle apa yang kau lakukan disini?"tanya naya lemah. Badannya sangat sakit dan kepalanya pening

"Kau pingsan aku menemukanmu di jalan . Apa yang kau lakukan sebenernya?" Ucap alle

"Aku mau pulang setelah berkerja " lirih naya

"Ck. Kau demam sekarang karna kehujanan tinggalah disini dulu sampai demammu turun nanti akan kuantar kau pulang"ucap alle

Tak lama pintu pun terbuka menampilkan bocah laki laki yang sangat imut dengan mengerejapkan mata polosnya.

"Mami . Al yu okey?"tanya anak itu

Naya pun menoleh mencari seseorang yang di panggil mami oleh anak itu.
Bukan hanya naya yang bingung alle pun di buat kaget dengan penuturan anaknya itu sampai suara bocah itu kembali terdengar.

"Mami cali ciapa? Apa macih cakit mami?"tanya bocah itu lagi dengan mata polosnya . Imut banget astoge.

"Kamu panggil aku ?"tanya naya memastikan

"Iya acal anggil mami. Mami mami acel"ucap anak itu antusias

Naya yang bingung ia pun menoleh ke arah alle mata bereka bertemu namun tak lama bocah itu kembali berbicara dengan mata berkaca kaca.

" hiks mami napa mami nda tayang acel agi hiks papa mami napa hiks hiks" tangis bocah itu dengan memeluk kaki alle

Naya pun dibuat gelagapan karna tangis bocah itu.

"Hei anak ganteng , kenapa menangis sini sama aunty sini " ucap naya sambil menepuk nepuk kasur di sampingnya

Bocah itu pun berjalan dengan air mata yang mengucur deras ke pipi gembil merah merona hidung nya pun ikut memerah astaga ini sangan lucu.

"Mami mami okey ?"tanya bocah itu

"Ah aunty okey . Siapa namamu anak ganteng ? " tanya naya sambil mengusap mata bocah itu

Alle hanya memperhatikan interaksi keduanya ada rasa berdesir dihatinya apa benar dia egois selama ini apa benar anak nya itu butuh sosok ibu .

" acel nama acel itu acel mami" ucap anak itu disela tangis nya

Naya pun memeluk dan mengusap punggung anak itu dia tak tega dengan anak itu yang terus menangis di pelukannya

"Acel sudah ya jangan menangis ya nanti dadanya sesak" ucap naya masih dengan memeluk marshall

"Mami plomis cama acel ndak tinggalin acel agi ya plomis mami"ucap marshal sembari mendekatkan jari kelingkingnya ke arah naya

"Iya aunty tidak akan meninggalkan acel lagi ya sudah jangan menangis" ucap naya ragu sambil mengaitakan kelingkingnya

Alle yang melihat itupun tersenyum sangat tipis bahkan hanya ia dan tuhan yang tau hatinya sungguh menghangat seperti ada sesuatu yang terisi setelah lama kosong .

"Marshall kamu keluar dulu ya papa mau bicara dengan aunty"ucap alle

"No aunty papa but mami" ucap marshall cemberut ia pun menurut dan turun dari kasur

"Bye mami acal kelual dulu nnti acal kecini agi ya" ucap marshall sembari melambaikan tangannya lalu menghilang di balik pintu.

Naya pun mengalihkan pandangannya menatap alle yang juga sedang menatapnya. Banyak pertanyaan yg ingin naya tanyakan tapi ia takut lancang . Hingga suara alle pun terdengar

" ia marshall adalah anak saya" ucap alle seperti bisa membaca pikiran naya saat ini

"Lalu dimana ibu nya kenapa dia memanggil aku dengan sebutan mami?" Tanya naya

"Meninggal" ucap alle

"Ma maaf saya tidak tau" ucap naya merasa tak enak

" tidak apa . Bukan itu yang mau saya tanyakan " ucap alle

Naya mengangkat sebelah alisnya lalu berkata
"Apa yang mau kamu tanyakan?" Tanya naya bingung

"Luka apa yang ada di lenganmu?" Tanya alle dingin

Dan



Gimana part ini guys
Jangan lupa vote dan coment ya

Ily my dudaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang