016

704 23 0
                                    

Happy reading...

Alle berjalan di lorong rumah sakit dengan tatapan kosong nya kenapa ini harus terjadi? . Pikirannya benar benar kacau apa yang di sampaikan dokter benar benar mengganggunya.

Alle teringat sesuatu lalu ia segera menelfon orang itu.

"Bawakan berkas yang saya perintahkan sekarang!"

"..."

.......

Di ruang rawat naya.

"Pergilah tuan dan nyonya. Terimakasih telah berkunjung dan maaf harapan kalian harus pupus karna saya masih hidup" ucap naya datar.

"Apa yang kamu katakan naya? Kenapa kamu berbicara seperti itu pada ayah?" Ucap hendri

"APA SALAH SAYA SEBENARNYA! APA SALAH SAYA SAMPAI SAMPAI KALIAN INGIN SAYA MATI!! KENAPA KALIAN SELALU MENGINGINKAN SAYA MATI HAH!! KATAKAN ! KATAKAN APA SALAH SAYA! APA SAYA MINTA UNTUK DILAHIRKAN !! " Teriak naya . Hatinya bergemuruh tidak ada lagi tatapan memohon kasih sayang hanya kilatan marah dan kecewa.

"Nay-" ucap hendri terpotong . Mereka yang berada di ruangan itu hatinya berdenyut nyeri mendengar kata kata yang terlontar dari mulut naya.

" ayah-ibu . Naya menyerah ! Sudah cukup naya berusaha ! Naya manusia dan naya punya kata lelah ! Ayah-ibu jika naya gagal naya hanya butuh kata kata penyemangat bukan hinaan ! Apa kata kata itu sangat berat untuk naya ! Fisik naya baik tapi hati naya engga ! " ucap naya lirih . Lalu iya mengangkat kedua tangannya memeperlihatkan begitu banyak bekas sayatan disana .

" pernahkah sekaliiiiiii saja bertanya. Apakah naya baik baik saja atau engga! Liat bu-yah cantik kan tangan naya? Setiap naya kerumah ayah dan naya mendengar suara kalian sedangan tertawa naya sakit tapi naya gk tau sakitnya dimana? Setelah naya buat luka ini naya baru tau, 'oh ya' sakit nya disini di lengan ini yang berdarah" lirih naya sambil menunjuk goresan di lengannya.

Mereka diruangan itu mematung termasuk hendri dan renata ntahlah apa yang mereka rasakan yang pasti ini sungguh tidak nyaman.

"Ibu naya memang tinggal sama kakek sama nenek tetapi naya merasa asing setiap naya lapar naya gak berani untuk makan, mangkanya naya selalu kerumah ibu untuk meminta makan sama ibu tapi ibu selalu bilang naya anak durhaka, anak tidak berguna dan kata kata lainnya yang buat naya sakit tapi sekali lagi naya gk tau sakitnya dimana ? Lalu naya buat luka ini lagi dengan begitu naya tau kalau sakit nya disini karna disini yang luka, hehehheh yang kanan ayah lalu yang kiri ibu " ucap naya lirih .

Naya sama sekali tidak menangis justru ia tersenyum sesekali bergumam pilu saat mengatakan semuanya berbeda dengan juan, tia dan ana yang sudah tidak tahan dengan semua yang dikatakan naya begitu menyayat hati . Ya memang benar selama ini naya enggak pernah menangis sama sekali juan , tia , dan nurul yang selalu mengobati luka itu namun naya tidak pernah merintih atau mengeluh . Berbeda dengan renata dan hendri yang mematung mencoba memahami semua perkataan naya. Apa mereka sudah keterlaluan pada naya ?

Melihat keterdiaman orang tuanya Dengan gerakan pasti naya melepas infus di lengan kanannya darah menetes semua orang membatu melihat itu.

"Ayah-ibu naya cape dan naya menyerah sekali lagi naya menyerah ! Naya gk minta untuk dilahirkan dan minta maaf karna naya telah hadir di hidup kalian. Sekarang naya mau bebas dan bahagia . Naya lelah sangat sangat lelah" ucap lirih naya. lalu dengan gerakan cepat ia menggoreskan jarum infus ke pergelangan tangannya . Semua orang melotot tak percaya dengan apa yang naya lakukan.

Grep

Alle berlari lalu memeluk naya.

"Stttttt. Tidak apa apa semua akan baik baik saja . Kau akan bahagia tanpa mereka . Saya akan membahagiakan kamu . Kita akan bahagia . Kamu menyayangi marshall bukan ?hmm . Marshall selalu memanggil mu mami . Ia begitu menyayangimu begitupun saya . Jika mereka tidak menginginkanmu saya menginginkanmu naya " bisik alle menenangkan . Hatinya sakit melihat wanitanya begitu rapuh wajah yang ia lihat pertama kali sangat berbeda dengan yang sekarang ia lihat.

Alle mendongakan kepalanya menelisik orang yang katanya keluarga naya itu satu persatu.

"Pegilah dari sini tuan hendri dan nyonya renata !! Saya alleandra sena pranata akan menikahi naya kusuma putri ! Atas restumu atau tidak saya tidak perduli" desis alle membuat keluarga itu mematung atas ucapannya .

"a-apa yang kau ucapkan alle?" Tanya laura . Ia tidak menyangka alle akan mengucapkan itu.

Alle pun melepaskan pelukannya dan menatap mereka nyalang laura yang berada di samping ibunya.

"Atas dasar apa anda memanggilku seperti itu! Berani sekali mulutmu sampahmu itu!" Desis alle

"ma-maafkan saya tuan . Sa-saya adalah keluarganya naya dan saya berhak tau " ucap laura . Ia sangat takut dengat tatapan alle saat ini tapi ia juga tidak terima kalau naya menikah dengan alle.

"Cih"

"Sudah cukup kalian disini saya dan suami saya yang akan menggantikan peran kalian sebagai orang tua naya! Sangat di sayangkan saya sebagai orang tua miris dengan kalian! Memuakan! Pergilah dan jangan pernah temui naya lagi ! Dan penyesalan akan selalu menghantui kalian !" Ucap ana datar.

Setelah kepergian keluarga naya . Diruangan rawat hanya tersisa sahabat naya, orang tua alle dan si kecil marshall.

" naya apa kau menerima lamaran ini nak?" Tanya kenddrik lembut .

Ya alle sudah memberitahukan segalanya kepada ana dan kenddrik termasuk hal yang diderita naya . Dan sahabatnya naya tentunya.

Naya hanya menatap kenddrik tatapan yang begitu rapuh kenddrik sendiri tak habis pikir dengan jalan pikir orang tua bajingan itu.

"Apa kau mau menjadi mami nya marshall nak?"tanya kendrik lagi.

Naya memandang alle, ana, ketiga sahabat dan marshall yang tertidur si sofa .

"Alle.." panggil naya lirih

"Ya ?" Jawab alle sambil memegang tangan naya yang terbalut kasa.

"Apa kalian gk takut sial?" tanya naya

"Tidak. Tidak naya kamu adalah keberuntungan yang dikirim tuhan untukku dan marshall . Takdir mempertemukan kita walaupun dalam keadaan seperti ini" ucap alle lembut. Ia menatap naya dalam sangat dalam .

"Alle.."

"Hmm aku disini" jawab alle yang masih memengang tangan naya.

Naya menatap alle tatapan tulus dari alle membuat hatinya menghangat. Ia mengurkan tangannya dan mengelus rahang tegas alle lembut. Alle yang mendapatkan perlakuan itu memejamkan matanya meresapi sentuhan tangan dingin naya.

"Kenapa jadi gini? Mirip om om . Jadi gak ganteng" ucap naya yang terus mengelus rahang yang di tumbuhi bulu halus.

Alle bangkit dari duduk nya dan memeluk naya erat seakan tak ada hari esok.

"Saya terlalu takut meninggalkan kamu . Bertahanlah jangan tinggalin saya . Menangislah naya saya mohon jangan di tahan lagi. Bagi beban kamu kesaya. Menangislah jangan ditahan" bisik alle lirih.

Mendengar itu hancur sudah pertahanan naya . Ia menangis sejadi jadinya . Siapapun yang mendengar tangisan pilu naya pasti akan menangis juga. Sosok kuat yang selalu tebar senyuman inilah sosok sesungguhnya rapuh dan penuh luka.

"Hiks-hiks aku mau bahagia . Hiks ini sakit sakit banget hiks! Hiks aku gak sekuat itu alle! hiks aku mau disayang ! hiks aku udah berusaha alle sungguh aku udah berusaha hiks hiks! To-hiks tolong bawa aku pergi hiks aku mohon hiks!" Tangis naya ia mengeratkan pelukannya pada alle.

Lama naya menangis ia pun tertidur si pelukan alle . Wanita kuat yang tidak pernah mengeluh bukan berarti tidak punya rasa lelah . Keaadaan lah yang membuat fisiknya kuat tapi tidak dengan jiwanya.

Gimana teman teman part ini
Jangan lupa vote dan comen
Follow juga akun aku ya 💕

Ily my dudaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang