Hari hari biasa yang haechan jalani memang sedikit membosankan, namun hidup sebatang kara itu sangat tidak enak kehidupan serasa monoton dan begitu berliku
"Eh Chan kan besok gajian Lo ada schedule ga?" Tanya renjun
"Engga ada, duit gajian kayak biasa mau gue tabung setengahnya buat beli barang-barang chenle, tapi kayaknya gue mau ngajak chenle jalan sekali-sekali kasihan dia kalo duduk gitu terus setidaknya dia punya teman, gue bakal berusaha biar chenle jangan sampe dia ga punya teman nantinya" jelas haechan dengan tangan yang sibuk membersihkan kaca
"Lo udah kayak janda muda anjir"
"Banyak yang bilang gitu njir wkwk mirip banget emang gue Ama chenle?"
"Jelas Cok, dari bentuk wajah sampe kelakuan hampir sama haha" akhirnya mereka tertawa, jika melakukan pekerjaan bersama renjun seperti ini haechan tak merasa kelelahan seperti kemarin
"Emm Chan gue bisa minta tolong ga?"
"Apaan?"
"Nanti temenin ke rumah pacar gue"
"Lah masa kerumah pacar sendiri minta ditemenin"
"Masalahnya ini pertama kali anjir, ayolah Chan ya ya ya"
"Iya deh iya" sedikit berbincang membuat tak terasa mereka hampir menyelesaikan semuanya
"Lele!! Sini sama ko injunn!" Selagi jam istirahat siang renjun bermain dengan chenle, terkadang haechan heran memangnya renjun tidak lelah apa setelah bekerja setengah hari penuh malah bermain dengan anak kecil, tapi ia sangat bersyukur bisa kena dengan sosok renjun ini meski terkadang kesabarannya setipis tisu namun saat haechan mengalami kesusahan renjun akan menjadi garda terdepan dalam hal membantu. Renjun sudah seperti Bu tiffa kedua baginya kkk
"Njun mau ga pudding? Semalem lele minta pudding masih sisa banyak akhirnya gue bawa kesini tadi nitip ke kulkas kantor masih dingin nih"
"Wihh pudding, gue suka pudding buatan Lo, yakin gue kalo Lo ga kerja disini mah Lo pasti udah buka toko pudding" monolog renjun sambil mencomot satu potong pudding dengan garpu kecil
"mungkin iya... Nanti kalo chenle udah gede bisa apa apa sendiri gue mau buka toko aja kali ya"
"Apapun keputusan yang Lo buat selagi itu positif gue dukung Chan"
"Iya maka-njir jangan diabisin pudding nya nanti chenle nangis ga kebagian" renjun nyengir tak berdosa dengan pipi menggembung penuh dengan pudding
Karena menyelesaikan pekerjaannya lebih awal renjun dan haechan hendak pulang lebih awal sebenarnya mereka akan pergi ke rumah pacar renjun untuk menjenguk pacar renjun yang katanya sakit
"Njun gue bawa apa? Masa tangan kosong ga sopan banget"
"Lo bawa chenle aja udah"
"Heh, masa chenle gue kasihin ke calon mertua Lo"
"Becanda aelah, udah gausah bawa apa-apa lagian gue udah bawa banyak kok" haechan tak menyadari renjun membawa satu totebag besar ditangan kirinya
"Udah yuk, tuh taxi udah nungguin" ajak renjun
"Ndaa kita maw ttemana??" Tanya chenle yang sedari tadi menyimak bunda dan temannya berbicara
"Kita mau menjenguk orang lele, nanti lele jangan rewel ya kasian orang sakitnya jika chenle berisik" chenle mengangguk paham
Didalam mobil taxi chenle juga tak banyak mengoceh balita itu memainkan jari haechan terkadang juga mengigitnya namun haechan memperingatinya untuk jangan digigit itu kotor