Setelah tau haechan membuka cafe didepan gedungnya, Mark sering berkunjung kesana bahkan menghabiskan waktu berjam-jam disana hanya untuk memandangi haechan dari jauh, bahkan dia mengerjakan pekerjaannya disana
"Mark Hyung ingin minuman lagi? Atau camilan?" Tawar haechan
"Emm kopi lagi satu saja"
"Memangnya tidak kembung ya minum kopi terus?" Mark terkekeh dengan pertanyaan haechan, merasa senang haechan tak merasa canggung kepadanya walau sudah tak terikat kontrak pekerjaan
"Lalu untuk apa kamu menawarkan minuman? Rekomendasikan saja sesukamu" ucap Mark
"Okee" haechan berlalu kedapur dan membuatkan sesuatu untuk Mark, setelah selesai ia kembali ke meja Mark dengan sepiring cookies coklat dengan segelas susu coklat
"Ini Mark Hyung" haechan meletakkan cookies dan susu coklat itu
"Cookies dan susu? Memangnya aku anak anak Chan?"
"Sstt Mark Hyung tidak tahu ya ini itu menu rahasia aku hanya membuatkan ini hanya untuk chenle jika anak itu merajuk, dan kini aku membuatkannya untuk Mark Hyung harusnya Mark Hyung berterimakasih!" Haechan menyilakan tangannya didepan dada dengan wajah tengilnya
Mark tertawa melihat ekspresi menggemaskan haechan rasa ingin mencubit pipi haechan!
"Oke oke terimakasih ya aku merasa spesial mengetahui rahasia itu" Mark mulai mencoba cookies itu rasanya selalu enak
"Emm tentang hal yang ibuku titipkan padamu bisa kau lupakan saja tidak apa-apa, maaf soal itu" ujar Mark
"Tidak apa-apa Hyung, tidak masalah aku masih mempertimbangkannya dan sejujurnya...."haechan menarik nafas dalam-dalam dan...
"Aku berani menolak tawaran ayahnya chenle demimu" mendengar pernyataan haechan, Mark tersedak cookies yang ia makan rasanya menyangkut dikerongkongkan susah sekali ditelan ia langsung menyambar susu coklat yang haechan buatkan
Wajah haechan sudah merah padam sampai telinga
"Chan? Coba katakan sekali lagi, mungkin aku salah mendengar" haechan menggeleng
"Aku bersungguh-sungguh Hyung..." Tubuh haechan mulai bergetar dan wajah yang menunduk kini mulai terdengar isakan
"Hei hei kenapa menangis?" Mark merengkuh tubuh haechan pada pelukannya
"Hiks maaf Hyung aku ingin egois, aku menginginkanmu, aku ingin Mark Hyung menjadi milikku, hanya untukku. maaf Hyung aku egois aku mencintaimu" suara haechan teredam didada Mark, ia menangis tersedu-sedu
"Sstt iya aku mengerti, sudah jangan menangis lagi hatiku jadi sakit jika kamu menangis" Mark menengangkan haechan, sungguh ia bingung harus bahagia atau sedih melihat haechan menangis begini
Tangisan haechan mulai mereda, ia menarik diri dari pelukan Mark lama-lama ia malu pasti diperhatikannya orang seisi cafe
"Kebetulan juga aku ingin mengajakmu untuk serius" Mark mengeluarkan kotak kecil berwarna merah dan membukanya, menampilkan satu cincin sederhana namun ada tulisan terukir disana 'mark's mine'
"Sudah lama sekali aku ingin memberikan ini kepadamu namun ada kendala kemarin yang hampir membuatku menyerah namun bubu dan Jeno memberiku semangat untuk terus mempertahankanmu" jelas Mark
"Kamu mau menerima cincin ini kan?" Tanya Mark dengan sorot mata yang tak berhenti menatap haechan, haechan mengangguk bahagia
Mark tersenyum ia diterima dengan baik, ia memasangkan cincin itu pada jari manis haechan
"Terimakasih sudah menungguku, aku hampir terlambat kemarin" bisik Mark, haechan kembali mengangguk malu
Tiba-tiba terdengar tepukan tangan yang meriah dari seisi cafe, ternyata perasaan haechan benar mereka menjadi pusat perhatian seisi cafe sedari tadi