#17

12.8K 1.1K 18
                                    

Hasil sampel tak langsung keluar secepat itu, haechan dan chenle diajak sarapan oleh harvey setelah melakukan tes DNA dan akan kembali lagi nanti

"Jika hasilnya ternyata cocok bagaimana Chan? Kamu mau menerima tawaranku untuk memulainya dari awal? Aku akan bertanggungjawab atas semua yang telah terjadi" Pertanyaan Harvey sangat tidak bisa haechan jawab ia ingin mengatakan tidak ia merasa bahwa dirinya masih ingin sendiri namun tidak dengan chenle dia membutuhkan seorang ayah dan sekarang sudah ada ayah kandungnya yang siap menerima kehadirannya

"Tidak tahu, aku harus meyakinkan diriku sendiri" jawab haechan lirih

"Baiklah aku tidak memaksamu untuk menikah denganku hanya saja ini demi kebaikan chenle" ujar Harvey

Setelah selesai sarapan haechan dan Harvey kembali kerumah sakit untuk melihat hasilnya dan benar saja 100% bahwa chenle adalah anak haechan dan Harvey

"Haechan kamu mendengarkan ku kan tadi? Aku tidak memaksamu untuk menikah denganku, kita bisa jalani ini dengan perlahan aku akan mencoba agar kamu bisa menerimaku" lagaknya seperti anak muda yang sedang kasmaran saja

Haechan mengangguk, ia meminta untuk diantar pulang saja

"Boleh aku menggendong chenle?" Tanya Harvey

"Boleh" haechan menyerahkan gundukan besar dibalik selimut bayi dan juga jaket itu

"Hiks huaaaa!!!" Baru saja berpindah tangan chenle sudah menangis keras meraung Raung untuk kembali ke ibunya

"Sstt cup cup ini ayahmu bagaimana kamu takut pada ayahmu sendiri chenle" monolog Harvey sambil menenangkan chenle namun bukannya tenang balita itu semakin meronta ronta akhirnya chenle kembali ke gendongan haechan

"Maaf ya" ucap haechan

"Iya tidak apa-apa mungkin dia belum terbiasa" tanggap Harvey 

Setelah diantar pulang haechan juga hanya berdiam diri dirumah, membiarkan si kecil bermain kesana kemari dengan mainannya. Haechan merasa ada yang mengganjal dihatinya tidak nyaman sekali

Drrtt drrtt

Haechan sampai tak sadar jika ponselnya berdering berulang kali sampai chenle menepuk-nepuk menyadarkan bundanya

"Ndaa ponselnna bunii" seru chenle langsung membuyarkan lamunan haechan

"Ah iya, maaf ya lele" chenle mengangguk dan kembali bermain lagi

"Halo njun, kenapa?"

"Masalah Lo dah kelar?"

"Ga bakal kelar kayaknya" ucap haechan sambil menghela nafas

"Jelasin sedikit masalah Lo ke gue Chan biar gue bisa bantu"

"Lo gaakan bisa bantu masalah gue yang ini njunn"

"Setidaknya gue tau, gue kerumah Lo ya?"

"Heem" akhirnya panggilan dimatikan secara sepihak oleh haechan

Setelah beberapa saat lamanya terdengar suara deruan motor dari luar rumah haechan, suara deruan motor itu berhenti bertepatan dengan pintu rumah haechan yang diketuk karena itu haechan segera bangkit dan membukakan pintu

"Kantor Deket pake acara bawa pacar segala" cibir haechan Sama sekali tak didengarkan oleh renjun manusia itu langsung nyelonong masuk kedalam rumah haechan

"Duduk Jen, maaf ya rumah gue jelek"

"Gapapa kok santai aja" jawab Jeno sambil meletakkan buah tangan ke meja

"Jadi Chan? Apa yang terjadi sama Lo?" Tanya renjun membuka pembicaraan

"Njun.... Hiks gue bingung hiks kenapa hidup gue rumitnya engga jelas"

OB special?? [Markhyuck] [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang