Ini hari libur, kalau hari libur biasanya haechan akan mengistirahatkan tubuhnya namun tidak kali ini ia sangat bersemangat karena dihari ini adalah hari spesial dimana putranya akan genap berumur 3 tahun
Sebenarnya didalam lubuk hati terdalamnya masih sedikit ragu untuk menyebut chenle sebagai putranya namun ia sangat menyayangi chenle
Haechan sudah mempersiapkan segalanya dari kue bahkan sampai makanan lainnya dari semalam, ia berencana untuk berpiknik ke taman bersama chenle
"Chenlee ayo bangun!" Haechan memasukan makanannya ke dalam piknik set yang sudah lama sekali tidak haechan keluarkan, terakhir kali ia melihat wadah makanan untuk makanan banyak itu adalah saat Bu tiffa masih ada
Karena tidak melihat tanda tanda putranya akan bangun, haechan lekas menyelesaikan apa yang dia kerjakan setelahnya membangunkan chenle
"Chenle!! Ayo bangun kamu tidak tahu ini hari apa?? Ayolah bangun" haechan mengguncangkan pantat si kecil yang tertidur miring itu
"Eungg tthenapa ndaa!!" Chenle tidak terima tidurnya terganggu
"Kamu ini sudah genap 3 tahun masih seperti bayii! Bangun cepat kita akan jalan jalan chenle" chenle membuka matanya perlahan mengumpulkan segenap nyawanya
"Ayo mandi, ndaa mandikan" ucap haechan sumringah sambil merentangkan kedua tangannya, dengan senang hati chenle menerima uluran tangan sang bunda
"Anaknya bunda sudah besarr sekarang, jadi anak yang berbakti nanti ya sayang" haechan mencium pipi gembul chenle
"Let Goo kitta mandii"
"Gooo!!" Pagi ini pagi paling bahagia untuk haechan dan chenle
Setelah keduanya selesai mandi, haechan memakaikan baju yang taeyong belikan saat chenle sakit karena menurutnya itu sangat lucu dimana baju lumba-lumba itu memiliki ekor kecil dibelakangnya jadi mungkin saat chenle berjalan ekornya akan kekanan kekiri sangat menggemaskan bukan!!
"Ahh astaga putraku sangat maniss" padahal sudah dibedaki tapi karna haechan tidak kuat akhirnya kembali menghujami pipi sang balita
"Aaaa!! Ndaa jannan cepelti itu gelii ahahaha" chenle tertawa terbahak-bahak
Haechan juga mengganti bajunya, tidak ada yang spesial hanya baju putih polos dan dibalut dengan cardingan bergambar bunga matahari
Memandangi dirinya dari pantulan cermin, haechan rasa ia memang sudah cocok menjadi seorang ibu bagaimanapun ia pernah mengutuk bayinya sendiri ia sedikit marah dengan dirinya dimasa lalu kenapa juga harus mengucapkan hal semacam itu anak itu anugerah terindah yang Tuhan berikan
Drrtt drrtt
Handphone yang tergeletak dikasur tepat disebelah chenle bergetar menandakan ada yang menghubungi haechan
"Chenle bisa tolong bunda ambilkan ponsel bunda?"
"Hu'um! Ini ndaa" chenle menyerahkan ponsel itu kepada bundanya
"Ahh! Putraku ternyata memang sudah besar!" Haechan memekik, dan setelahnya menatap layar ponselnya dan ternyata yang menghubunginya adalah renjun
"Halo njun kenapa?"
"Katanya Lo mau jalan jalan kan sama chenle?"
"Iya bener"
"Dimana?"
"Ditaman kota"
"Loh kok sama kek gue? Gue mau date Ama Jeno ketaman kota eh nanti kita boleh ikut nimbrung lahh gue bawain oleh oleh deh buat chenle"