Keesokan harinya haechan kembali bekerja, ia membiarkan chenle berjalan sebebasnya namun tetap dalam awasannya takut-takut balita itu diculik
Saat didepan gedung ia tak sengaja bertemu Mark dan juga Lucas, dari jauh saja Mark terlihat sangat tampan memang idaman siapapun
"Paman baik!" Chenle berlari menyapa Mark, haechan yang terkejut tiba-tiba saja chenle berlari jadi ia ikut berlari untuk memastikan keamanan balita itu
"Hey, bear nya paman baik how are you?" Mark mersih tubuh chenle pada gendongannya
"I'm okkie paman bagaimana dennan paman?"
"Paman baik mana bunda mu?" Chenle celingak-celinguk mencari keberadaan ibunya ternyata ibunya sedang berlari kearahnya
"Ituu!!" Chenle menunjuk haechan yang berlari dengan deru nafas yang tak terkontrol
"Astaga chenle! Jangan tinggalkan ndaa bagaimana jika kamu diculik" haechan mengomel sambil menetralisirkan nafasnya
"Sowwry ndaa lele hanna innin beltemu paman baik"
"Baiklah sekarang turun kita harus kebelakang biarkan paman baik bekerja" perintah haechan, sungguh melihat Mark ia merasa canggung sekarang
"Okkeee" chenle merosotkan badannya dari Mark dan mendekati ibunya namun
"Maaf menganggu" tiba-tiba datang Harvey disitu
"Harvey!? Kenapa kau kemari"
"Aku hanya ingin mengajak sarapanmu dan juga chenle"
"Emmm tapi aku harus bekerja dan aku juga sudah sarapan" jawab haechan
"Maaf menyela, anda siapa?" Tanya Lucas
"Perkenalkan saya harvey calon suami dong- em maksud saya haechan" jawab Harvey sambil tersenyum manis
Mark yang mendengar ucapan 'calon suami' dirinya langsung merasa panas entah mengapa terasa ada gejolak panas dihatinya ia langsung pergi dari sana diikuti dengan Lucas
"Oh begitu? Jadi apakah boleh nantiku mengajakmu untuk makan siang saja?" Tanya Harvey dengan terpaksa haechan menyetujuinya
Haechan bekerja seperti biasanya bersama renjun, seperti biasa juga ia mendapat perilaku kekerasan oleh karyawan ingin sekali rasanya haechan melaporkan hal itu tapi haechan tak sejahat itu
"Chan jujur Ama gue, sebenernya Lo ada rasa ga sih sama pak minhyung?" Tanya renjun membuka pembicaraan
"Bakal dibilang boong gasih kalo gue bilang engga? Boong kalo gue ga ada rasa setelah pak minhyung baik banget ke gue tapi gue sadar dia bantu karna gue juga karyawan dia jadi ya sewajarnya aja" ucap haechan sambil mengangkat kedua bahu
"Maaf Chan tapi kalo Lo mau milih Lo milih pak minhyung apa bapaknya chenle?" Ucap renjun ragu ragu takut pertanyaannya menyinggung perasaan haechan
Haechan terdiam ia tak bisa menjawabnya....
"Ah maaf Chan kalo pertanyaan gue terlalu menyinggu-
Ga njun, gue tau gapapa" belum selesai renjun berbicara haechan sudah memotongnya
Haechan lebih memilih untuk berlalu dari hadapan renjun tak mengucapkan sepatah kata pun, renjun merasa haechan marah padanya ia merasa bersalah sekarang
"chenle ayo ikut ndaa kita makan siang diluar" haechan memakaikan jaket pada putranya dan tak juga lupa membalut dirinya sendiri dengan jaket
"Chan Lo mau kemana?" Tanya renjun yang melihat haechan hendak pergi
"Emm.... Gue ada janji sama bapaknya chenle buat makan siang bareng, gue duluan ya njun" haechan langsung pergi dari hadapan renjun. Renjun semakin merasa bersalah jika seperti ini haechan benar-benar marah sampai tak mau berbicara padanya