Part Two - Luna Wand History (Ariel)

30.9K 1.3K 28
                                    

Tepat disamping kota metropolitan Detroit, ditengah-tengah negara bagian Michigan, dan dekat Sungai Saint Clair terdapat sebuah kota kecil bernama Luna Wand. Kota dengan area sebesar tujuh ratus sepuluh kilometer persegi dengan lima ribu penduduk, kota ini dikelilingi oleh hutan dan terkenal dengan makamnya yang super besar. Kota yang terkenal dengan bulannya yang bersinar lebih terang daripada matahari.

Luna Wand ada sembilan puluh delapan tahun yang lalu, saat Perang Dunia I terjadi. Pada saat itu tujuh orang berkumpul, berdoa kepada bulan meminta kekuatan untuk diberi perlindungan dari perang yang berlangsung terlalu lama itu. Bulan menjawab doa mereka, namun Bulan tidak hanya memberikan kemampuan pada mereka, Bulan juga memberikan mereka kutukan. Kutukan itu adalah ketika keturunan ketiga mereka lahir, sudah ditakdirkan terjadi perang besar di Luna Wand, begitu pula pada keturunan keenam, perang brutal tidak hanya terjadi di Luna Wand, namun diseluruh dunia. Setiap kali perang yang terjadi pada keturunan ketiga dan keturunan keenam, salah satu dari tujuh turunan dari tujuh keluarga akan menjadi pemeran antagonis, akan menjadi orang yang menyulut perang itu terjadi. 

Aku sendiri, Ariel Welch adalah generasi keenam dari keluarga Welch, keluarga asli dari Luna Wand. Bagaimana aku tahu semua itu? Nenek moyangku, generasi pertama dari keluarga Welch, Brigitta Duerre Welch yang menjelaskan padaku. Ya. Aku mempunyai kemampuan seperti keluarga-keluargaku yang lain, seperti orang-orang lain yang tinggal di Luna Wand. Aku dapat melihat hantu. Aku juga dapat melihat peristiwa-peristiwa yang telah terjadi dan bakal terjadi dalam mimpiku.

Aku ingat kali pertama aku dapat melihat hantu pada saat aku berumur tujuh tahun, ketika aku terbangun pada malam hari karena tidak bisa tidur. Itu adalah hantu nenek moyang generasi pertamaku, Brigitta Duerre Welch. Dia menjagaku sejak aku keluar kedunia ini, saat aku sudah ditakdirkan menjadi generasi keenam keluarga Welch yang bakal memiliki peran penting dalam perang brutal ini. Aku masih ingat betul saat itu, wajahnya pucat dengan garis-garis didekat bibir dan dipipinya, rambutnya berwarna pirang keputihan dengan gaya rambut keriting dan menggunakan terusan berwarna biru yang kuno.

“Apakah kau dapat melihatku?” Kalimat itu yang pertama kali ditanyakan Brigitta padaku, saat aku hanya dapat melihatnya dengan tampang bingung. “Apakah kau dapat melihatku?” Brigitta melayang mendekatiku, kepalanya denganku hanya berjarak beberapa senti. “Akhirnya salah satu keturunanku memiliki kemampuan sepertiku!” Dia bertertiak histeris senang.

“Siapa kau?” tanyaku.

“Aku nenekmu! Bukan sih. Aku ini generasi pertamamu! Generasi keluarga Welch,” ujarnya. “Kau memiliki kemampuan ini diwaktu yang tepat. Aku sangat bahagia sekarang dan aku sangat berterima kasih pada bulan! Setidaknya ada satu orang yang dapat mencegah perang itu terjadi.”

“Perang apa? Apa maksudmu?” tanyaku bingung. “Sedang apa kau dikamarku? Bagiamana kau bisa masuk kesini?”

“Tenang, Nak...” Dia membelai rambutku walaupun dia tidak bisa melakukannya. “Aku disini untuk membantumu mencegah semua perang ini terjadi. Aku bakal selalu berada disisimu untuk selama-lamanya.”

Aku berteriak histeris ketakutan. Aku menendang barang-barang yang dapat kutendang, dan menutup wajahku dengan bantal. Kedua tanganku mengusir hantu didepanku itu untuk segera pergi dari hadapanku. Beberapa menit kemudian nenekku sampai kedalam kamarku. Dia memegang tanganku dan aku merasa lebih aman sekarang. Aku melepaskan bantal dari dekapanku dan menatap wajah nenekku ketakutan. Namun orang yang mengaku sebagai generasi pertamaku itu masih ada, berdiri dibelakang nenekku.

“Nenek. Apakah kau tidak melihat orang dibelakangmu itu?” tanyaku sambil menunjuk Brigitta ketakutan.

“Orang?” Nenek menoleh, melihat arah yang kutunjuk dan dia hanya dapat menatapku bingung. “Tidak ada siapa-siapa disana, Ariel. Siapa yang kau-“ Nenek berhenti berbciara dan wajahnya terkejut, lalu dia tersenyum lebar. Nenek mengangkatku dari tempat tidur dan membawaku kekamar orang tuaku yang berada disamping kamarku. Nenek mengetuk pintu kamar dengan keras, dan Ayah membukakan pintu kamarnya dengan wajah bingung. “Anakmu Timothy! Anakmu!” Nenek berteriak dengan histeris. “Kemampuannya sudah keluar. Dia dapat melihat hantu!”

Luna Wand: The Unknown StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang