Part Nineteen - Before It (Meredith)

10.4K 728 12
                                    

Perasaanku sedikit buruk pagi ini. Bukan karena mathari di Luna Wand yang tampak aneh dengan khas buramnya itu. Bukan juga karena mungkin aku akan mengunjungi rumah bibiku dan bertemu keponakanku, harus menceritakan kebohongan bagaimana aku bisa berteman dengan Bianca. Bukan. Sama sekali bukan itu. Hanya entah mengapa PERASAANKU BURUK.

Terlalu banyak kata buruk dalam buku harianku. Aku tidak ingin menambahnya lagi. Bianca akan datang hari ini kerumahku untuk menagih janjiku ditelpon kemarin malam, membantu menemukan orang tuanya. Tubuhku masih terasa capek, pikiranku terbebani oleh banyak hal. Tetapi aku selalu mengingat kata-kata Bianca agar aku tidak memikirkan masa depan.

Aku menatap buku harianku beberapa saat. Aku tidak tahu mau menulis apa lagi. aku menutupnya dan menaruhnya ke tas ransel berwarna nila yang akan kubawa nanti. Entahlah. Aku hanya ingin membawanya. Ketika aku menaruh buku harianku, aku melihat buku harian Hollie Boone. Aku akan melanjutkan membaca, pikirku sambil menatap sampul berwarna merah itu:

Perang benar-benar dimulai pada saat ini. Setelah aku menyembunyikan anak-anakku ke Amerika Selatan. Aku segera berkumpul dengan yang lain, Shanon, Henry, Adam, Teddy, dan Christopher, dan para ras Luna lainnya yang masih hidup, untuk melawan Winoa, dengan pasukan manusia yang dia dapatkan, hasil pernikahannya dengan seorang jendral angkatan darah Kanada beberapa bulan yang lalu.

Semuanya berjalan cepat pada saat itu. Ditengah-tengah gerombolan massa yang menyerang kami, kami sudah bersepakat untuk meminimalkan membunuh manusia biasa, dan berkonsentrasi pada Winoa yang berada dibaris paling belakang, melihat situasi yang mulai kacau didepannya.

Dari sudut mataku pada saat itu, aku melihat Shanon yang menahan beberapa orang sekaligus yang ingin membunuhnya dengan ekor berwarna putihnya itu. Teddy, dia sedang menghantam beberapa orang sekaligus dengan tangan super besarnya. Kondisi didepanku semakin kacau, aku melihat beberapa ras Luna mulai kewalahan menghadapi massa. Aku mulai berkonsentrasi, memusatkan pikiranku pada orang-orang didepanku itu, mencari celah untuk merusak pikiran mereka. Beberapa detik kemudian, massa didepanku itu runtuh. Bukan tewas. Hanya pingsan.

Winoa adalah salah satu orang paling cerdik yang pernah kukenal. Dia langsung kabur pada saat melihat gerombolan massanya tidak dapat mengatasi kami. Kami kehilangan jejaknya pada saat itu, tetapi aku yakin. Sebentar lagi pertarungan yang sesungguhnya akan terjadi.

 

Aku menekan buku harian Hollie Boone terlalu keras ketika aku merasakan pegangan dipundakku dan suara mengangetkan itu. Aku menoleh kebelakang, melihat Bianca dengan  baju berwarna coklat, jaket pink, dan celana legging berwarna hitam, mengagetkanku dan membuat kesalahan fatal itu. Dia hanya nyengir lebar sementara aku melihat halaman yang kupegang terlalu kertas itu, hanya sobek kecil. Aku menaruh buku harian Hollie Boone kedalam tas ranselku bersama dengan buku harianku. Lalu, kupanggulkan tas itu kepunggungku.

“Ayo kita pergi sekarang.”

Aku hanya mengangguk sekali dan mengikuti Bianca turun kelantai satu. Aku melihat langit yang masih oren. Jam masih menunjukkan jam 6 pagi. Aku duduk dijok depan bersama Bianca. Aku memberitahu Bianca arah rumah Bibi Caroline.

Sesampainya dirumah Bibi Caroline, Bibi Caroline tampak repot, berdandan dikamarnya dengan pintu terbuka lebar. Dia sudah mengenakan pakaian kantornya. “Kau mau kemana?” tanyaku basa-basi padanya.

“Hari ini banyak sekali orang yang datang ke Luna Wand. Petugas imigrasi kewalahan dan aku disuruh membantu,” jawabnya sambil mengambl tasnya. “Kalau kalian mencari London, mungkin setengah jam lagi dia baru sampai. Dia nge-gym. Suzanne berada dihalaman belakang kalau kalian memang berniat menunggu London. Aku pergi dulu. Pekerjaan menumpuk,” katanya sambil mengedipkan salah satu matanya padaku.

Luna Wand: The Unknown StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang