Part Five - Meeting the Boone (Meredith)

16K 908 6
                                    

Kehidupanku di Luna Wand tidaklah buruk walaupun ada insiden kecil dengan BiancaKajwara, si cewek murahan yang sepertinya akan menjadi rival-seumur-hidupku. Dia cewek cantik yang semaunya saja. Aku dulunya seperti dia, tetapi lebih terkendali dan lebih dipuja. Dia adalah cewek tolol yang tidak bisa menggunakan dirinya sendiri dengan baik.

Aku tadi juga bertemu dengan teman London, Jonathan namanya. Dia lumayan cakep dengan rambutnya yang berwarna coklat tua itu, lalu matanya yang berwarna kelabu seolah-olah dapat masuk kedalam jiwamu! Aku bersumpah aku kehabisan kata-kata ketika melihat matanya itu. Dia membawa temannya dari LP. Namanya Ariel Welch. Entah mengapa aku tertarik padanya, walaupun aku tahu dia sangat bertolak belakang dariku. Ariel memiliki rambut lembat berwarna pasir seperti singa, dan dia juga mnggunakan gelang yang mungkin sebanyak sepuluh biji. Bukankah itu sudah memperlihatkan kalau dia anak tomboy? Aku juga mendengar Jonathan dan Ariel berbicara tentang luka cakar karena cewek murahan. No offense. Kalau aku berpikir cewek murahan di JW, bukankah seharusnya yang terpikirkan adalah Bianca? Oke. Kembali ke Bianca. Dia memang cewek murahan.

Lalu, Ethan. Aku sudah tahu sejak kemarin kalau Ethan benar-benar kunciku menuju kesukesan. Ibu sering memberitahuku kalau kau sudah memegang kuncinya, semua akan datang begitu saja. Perlahan tetapi pasti. Aku sudah mendapatkan kuncinya, Ethan Rainhood.

Dan sesuai perkataanku, hari ini Ethan sudah mengajakku makan bersama dimeja anak populer itu. Aku melihat tujuh murid disana memang semuanya terlihat populer, cantik dan ganteng, tipe-tipe perfeksionis, olahragawan, pemandu sorak, dan anak orang kaya. Aku menyukai mereka, kriteria anak populer di Paris tidak jauh berbeda dengan Luna Wand dan lama kelamaan aku merasa Luna Wand adalah kota biasa.

Aku menantikan hari-hari menyenangkan dan menegangkan di JW. Seperti kisah SMPku dulu di Paris dengan cewek-cewek murahan liar yang siap kuhajar dan kupermalukan. Korban pertamaku? Bianca O’Connell mendapatkan segalanya!

Oh ya! Aku ada pertemuan keluarga besar Boone hari ini! Aku harus segera siap-siap dan aku nggak mau terlihat jelek pertama kalinya didepan semua orang![]

Aku tersenyum puas ketika selesai menulis semuanya dibuku harianku. Aku mengembalikan buku harianku dan segera bersiap-siap untuk kedatangan keluarga besarku. Aku mengambil pakaian yang sudah kusiapkan sejak pulang sekolah tadi.

Aku melihat pantulan diriku didepan kaca dengan terusan bermotif trufle berwarna peach, terpadu sempurna dengan rambut merah tuaku yang terlihat semakin tebal. Aku juga menambahkan riasan yang lembut, tampak anggun.

Aku selesai berdandan ketika pintu rumahku diketuk dengan keras diikuti suara anak kecil yang memecahkan keheningan rumah. “Ibu, semua keluargamu rasanya sudah berada diluar rumah kita!” Clairine berteriak menggebu-gebu, berdiri didepan pintu rumah.

“Dia keluarga kita juga, Bodoh!” Aku menuruni tangga rumah dengan hati-hati, “Bukakan pintu dan sapa mereka semua dengan ramah.”

“Aku nggak butuh pendapatmu, Cewek Berambut Merah!” geram Clairine tampak sebal. “Aku nggak berani membuka pintunya, Bu. Kau harus kesini dan membukakan pintu untuk mereka!”

“Kau sangat rewel, Claire.” Ibu menggeram sambil keluar dari dapur dengan terusan indah berwarna biru muda, seperti pakaian yang selalu dia gunakan saat berada di Paris. Aku tersenyum tipis ketika melihat Ibu mulai berdandan lagi. “Kenapa kau harus gugup bertemu dengan keluargamu sendiri?” Ibu membuka pintu lebar-lebar, memasang senyum lebar seketika itu juga dan rasa jengkelnya pada Clairine menghilang dalam sekejap.

“Hei!” Bibi Caroline berdiri tepat didepan pintu menyambut kami. Dia tampak kelewat tinggi dengan hak tinggi yang dia pakai. Bibi Caroline langsung memeluk Ibu dengan girang. “Rasanya aku sudah kangen padahal kemarin kita baru bertemu, Lauren!”

Luna Wand: The Unknown StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang