Part Seven - The Smart Bitch (Meredith)

14K 848 5
                                    

Senin, 2012

Hari ini adalah hari pertamaku masuk sekolah di JW. Aku benar-benar senang tetapi juga ketakutan sekaligus. Untuk apa aku takut? Apa yang kutakutkan disini? Aku adalah Meredith Boone, cewek terkenal di Paris dan hal itu juga akan terjadi disini, di Luna Wand. Apalagi ini hanya kota kecil dan bukanlah kota sebesar Paris. Luna Wand seperti kampung dan Paris adalah ibu kota. Jadi, pada intinya aku berhasil di ibu kota dan pasti aku bakal berhasil di kampung. Iya kan?

Oke. Aku benar-benar takut. Percaya atau tidak aku tidak tidur semalaman karena aku takut hari pertamaku di sekolah baru bakal benar-benar buruk. Aku sudah meyakinkan diriku beberapa kali dengan kalimat yang sering dikatakan Ibuku ketika Clara masuk sekolah pertama kalinya: “Keluarga Boone, keluarga ibumu ini adalah keluarga anak-anak populer.” Mungkin aku terinfeksi virus-takut-sekolah-pertama-kali milik Clara. Entahlah...

Jadi, semalaman ini aku memilih baju yang bakal kugunakan untuk hari ini aku pergi ke sekolah. Ini memakan waktu yang cukup lama karena kesan pertama disekolah baru harus bagus. Ini sama saja seperti memilih baju untuk pergi ke pesta teman atau ketika diundang pesta teh oleh keluarga besarmu di Paris. Baju yang kupilih adalah kemeja berwarna putih dengan rendah disekitar kancingnya yang terbaut dari sutra dengan celana ketat warna merah. Baju ini bakal memperlihatkan diriku yang sebenarnya, berani tetapi elegan.

Aku dapat melihat matahari terbit di Luna Wand hari ini. Sedikit aneh dan ganjil sebenarnya. Matahari di Luna Wand tampak pucat dan sangat berbeda dengan matahari di Paris yang tampak berenergi. Entahlah, mungkin bentuk matahari disetiap benua berbeda-beda. Aku tidak pernah terlalu peduli tentang hal-hal semacam itu.

Selasa, 2012

Kehidupanku di Luna Wand tidaklah buruk walaupun ada insiden kecil dengan BiancaKajwara, si cewek murahan yang sepertinya akan menjadi rival-seumur-hidupku. Dia cewek cantik yang semaunya saja. Aku dulunya seperti dia, tetapi lebih terkendali dan lebih dipuja. Dia adalah cewek tolol yang tidak bisa menggunakan dirinya sendiri dengan baik.

Aku tadi juga bertemu dengan teman London, Jonathan namanya. Dia lumayan cakep dengan rambutnya yang berwarna coklat tua itu, lalu matanya yang berwarna kelabu seolah-olah dapat masuk kedalam jiwamu! Aku bersumpah aku kehabisan kata-kata ketika melihat matanya itu. Dia membawa temannya dari LP. Namanya Ariel Welch. Entah mengapa aku tertarik padanya, walaupun aku tahu dia sangat bertolak belakang dariku. Ariel memiliki rambut lebat berwarna pirang seperti singa, dan dia juga menggunakan gelang yang mungkin sebanyak sepuluh biji. Bukankah itu sudah memperlihatkan kalau dia anak tomboy? Aku juga mendengar Jonathan dan Ariel berbicara tentang luka cakar karena cewek murahan. No offense. Kalau aku berpikir cewek murahan di JW, bukankah seharusnya yang terpikirkan adalah Bianca? Oke. Kembali ke Bianca. Dia memang cewek murahan.

Lalu, Ethan. Aku sudah tahu sejak kemarin kalau Ethan benar-benar kunciku menuju kesukesan. Ibu sering memberitahuku kalau kau sudah memegang kuncinya, semua akan datang begitu saja. Perlahan tetapi pasti. Aku sudah mendapatkan kuncinya, Ethan Rainhood.

Dan sesuai perkataanku, hari ini Ethan sudah mengajakku makan bersama dimeja anak populer itu. Aku melihat tujuh murid disana memang semuanya terlihat populer, cantik dan ganteng, tipe-tipe perfeksionis, olahragawan, pemandu sorak, dan anak orang kaya. Aku menyukai mereka, kriteria anak populer di Paris tidak jauh berbeda dengan Luna Wand dan lama kelamaan aku merasa Luna Wand adalah kota biasa.

Aku menantikan hari-hari menyenangkan dan menegangkan di JW. Seperti kisah SMPku dulu di Paris dengan cewek-cewek murahan liar yang siap kuhajar dan kupermalukan. Korban pertamaku? Bianca O’Connell mendapatkan segalanya!

Luna Wand: The Unknown StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang