Sepasang mata Aulia yang sayu itu mengedip lambat berulang. Ia melepaskan cengkeraman pria berbadan tegap itu dari pergelangan tangannya secara kasar.
"Saya harus mengantar Nona pulang." Ekspresinya serius, dan firasat Aulia mengatakan ada sesuatu dibalik itu.
Dia menarik tangan Aulia lagi, tak menunggu Aulia bersedia atau tidak. Aulia menghempaskan kembali tangan Hendery lalu bergerak mundur.
"Tolong ikut saya, Nona."
Gadis itu terkekeh lalu duduk kembali di tempat duduknya semula. Hendery sedikit membuang napas melihat Aulia yang sepertinya sudah dibawah pengaruh alkohol.
"Fuck me if it's really him."
Rupanya Aulia masih belum yakin bahwa yang berdiri di depannya itu adalah Hendery.
"Nona, saya yakin kamu sudah sangat mabuk."
Bisa terlihat dan terdengar jelas dari umpatan Aulia barusan yang menandakan gadis itu tengah mabuk berat.
Aulia mendongak melihat seksama wajah itu. Ia meneguk ludah lalu tertunduk. Dia sudah tidak dapat mengontrol apa yang akan dilontarkan oleh mulutnya. Kalau sudah begini tidak ada jalan lain, dia harus mengusir Hendery.
"Mas Hendery silakan pergi dari sini," kata Aulia lalu mengambil kembali gelas yang ada di atas meja. Kini dia yakin bahwa pria tersebut memang Hendery.
Pikirnya dia sudah sangat mabuk sekarang. Sebaiknya dia pingsan saja daripada harus menanggung malu. Hanya dia yang tahu betapa parahnya ia jika sudah mabuk. Karena itu Aulia bermaksud meneguk minuman di gelasnya lagi.
"Jangan minum lagi."
Hendery mengambil gelas dari tangan Aulia dengan cepat.
"Berikan." Aulia meminta gelas itu dari Hendery.
"Tidak," geleng Hendery, menolak tegas.
"Berikan padaku!" mohon Aulia memaksa.
"Hentikan, Nona." Hendery tetap bersikeras tidak membiarkan Aulia meneguk minuman memabukkan tersebut. "Ini tidak bagus untukmu," lanjutnya.
"Apa peduli kamu?"
Hendery tidak peduli apa pun yang dikatakan Aulia. Dia tetap melarang Aulia meminumnya lagi.
"Berikan padaku Mas Hendery!" Aulia kekeh merebut gelas itu tapi Hendery masih tidak membiarkan Aulia menjangkaunya.
Tubuh tinggi yang dimilikinya membuat Aulia benar-benar kesulitan mengambil gelas itu.
Aulia berdiri sempoyongan lalu menatap Hendery. Pria itu tidak mengalihkan pandangan atau sekedar merasakan salah tingkah. Padahal jantung Aulia saja berdegup tidak jelas sewaktu ditatap Hendery begitu.
Namun yang dia lihat, Hendery biasa-biasa saja waktu sedekat itu dengannya.
"Berikan padakuh," pinta Aulia tak sadar dia malah mendesah.
Apa benar di hati Hendery sama sekali tidak pernah ada namanya? Jadi Hendery tidak merasakan berdebar-debar sama sekali karenanya.
"Aku akan mengikuti perkataan mu. Tapi ada syaratnya. Apa kamu mau melakukannya untukku?" Aulia mengajukan pertanyaan sambil menggelengkan kepala.
Oh! Dia mulai tidak dapat mengontrol tubuhnya sendiri.
Hendery menggeram melihat Aulia sempoyongan begitu. Sudah tahu mabuk, tapi keras kepala.
Dia segera meraih Aulia yang kehilangan keseimbangan dan nyaris jatuh.
"Ah, maaf." Aulia memijat kepala yang terasa sakit. "Lupakan saja. Jangan lakukan apa-apa," gelengnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Unforgettable Night
RomanceFollow dulu biar cakep Rate 18 - 21+ Hendery Darian Ericson bukan pria dingin biasa. Dibalik sikap dinginnya, Hendery menyimpan pesona luar biasa terutama dimata gadis bernama Aulia. Aulia Mahira merupakan gadis muda yang sangat pemberani. Mencintai...