"Kamu kenapa, Lia?"
"Gak tau. Aku mau muntah!"
Aulia berlari menjauhi Hendery, kemudian dia menuju ke toilet. Hendery mengejar sang istri karena cemas, tak biasanya Aulia mual-mual begitu melihatnya.
"Apa ada yang salah dengan saya?" gumam Hendery sambil berdiri di depan pintu toilet.
"Lia, kamu kenapa?"
"Menjauh Mas, aku mual kalau di dekat kamu," jawab Aulia.
"Apa? Tapi kenapa kamu bisa begitu?"
"Mana aku tahu. Intinya kamu menjauh dulu!" tegas Aulia. Perutnya seperti dikocok dan dia tak dapat menahan untuk memuntahkan isinya.
"Astaga." Setelah keluar dari toilet Aulia melihat Hendery berada sekitar dua meter darinya.
"Kamu kenapa?"
"Ngapain mas tanya pakai jauh-jauh gitu segala?"
"Loh, kamu kan tadi yang minta saya menjauh?"
"Terserahlah!" Kemudian Aulia bergegas ke kamar meninggalkan Hendery begitu saja.
Sambil mengusap wajah Hendery berpikir sendiri, mungkin saja Aulia tengah sengaja menghukumnya dengan cara begitu.
"Lia, saya ngerti saya salah. Tapi jangan perlakukan saya begini, kalau begini saya bingung. Kamu beneran gapapa muntah begitu?" tanya Hendery.
Aulia mengembuskan napas berat, ia lalu berbalik menatap Hendery yang kini ada di depannya.
"Intinya aku tadi mual liat kamu," kata Aulia.
"Lalu, apa sekarang masih mual?" ujar Hendery bertanya lagi.
"Gak terlalu, entahlah, kepalaku pusing." Aulia sendiri tidak mengerti kenapa mood nya sangat buruk ketika melihat Hendery. Padahal seharusnya dia senang kalau suaminya datang, dia juga yang sudah menunggunya sejak tadi.
"Ya sudah, kalau gitu kita ke dokter saja, bagaimana?" tawar Hendery sambil mendekati Aulia lalu mulai memeluknya perlahan.
Aulia mengeratkan pelukan, berusaha untuk lebih tenang daripada sebelumnya.
"Saya minta maaf ya. Tapi melihat kamu mual tadi, saya jadi takut kamu sakit. Kita ke dokter, ya?"
Aulia mendongak menatap wajah suaminya. "Kenapa setelah pulang dari sana kamu jadi lembut begini, kamu gak menyembunyikan sesuatu, kan?"
Hendery mengusap pipi Aulia, lalu menatap matanya. "Saya tidak menyembunyikan apa pun. Kalau kamu mau saya jelaskan mulai dari nol sekalipun, saya akan ceritakan semuanya pada kamu, Lia."
"Beneran?"
"Iya."
"Kalau gitu tidak perlu ke dokter. Kamu cukup ceritakan aja semuanya," ucap Aulia.
"Tidak, saya akan ralat."
"Ralat apa?"
"Saya akan jelaskan ke kamu, asalkan kamu mau periksa ke dokter terlebih dahulu," tegas Hendery.
"Kok gitu?" Kening Aulia mengkerut.
"Iya, karena saya ingin memastikan kamu baik-baik saja," kata Hendery.
"Ini udah malam, besok aja gimana?"
"Tidak masalah, saya ada kenalan dokter."
"Dokter yang 24 jam?"
"Iya."
Kalau sudah begini Aulia tak ada pilihan menolak. "Ya udah, tunggu aku pakai makeup dulu."
"Tidak perlu Lia, kamu udah cantik tanpa makeup begini."
KAMU SEDANG MEMBACA
Unforgettable Night
RomanceFollow dulu biar cakep Rate 18 - 21+ Hendery Darian Ericson bukan pria dingin biasa. Dibalik sikap dinginnya, Hendery menyimpan pesona luar biasa terutama dimata gadis bernama Aulia. Aulia Mahira merupakan gadis muda yang sangat pemberani. Mencintai...