Pertunangan Yang Mengejutkan

316 55 23
                                    

Aulia hanya bisa termenung sambil meneteskan air mata. Dia memang tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi. Tapi satu hal yang pasti, Hendery barusan pergi dan berkata akan kembali di waktu yang belum bisa ia tentukan. Semua karena keadaan orang tua Hendery, papanya sekarat dan ingin Hendery ada di sana untuk yang terakhir kali.

Tidak tahu persis, papa Hendery yang mana yang sedang terbaring di rumah sakit. Apakah papa kandungnya, atau bukan. Mengingat pria itu terlalu tertutup tentang kehidupan pribadinya, termasuk pada Aulia.

"Halo, iya, Kak. Aku baik-baik aja."

Sabrina menelepon adiknya, menanyakan bagaimana kabarnya.

Sabrina : Lia, kamu udah dengar kabar ayah mertua kamu?

Aulia langsung menegakkan tubuhnya seketika. Rupanya kakaknya juga tahu tentang berita itu.

"Kak, sebenarnya itu ayah kandung Mas Hen atau bukan? Lalu, seperti apa keadaanya. Do you know it?"

Sabrina : Dia ayah kandung Hendery, Lia. Hubungan mereka kurang baik. Kata Mas Sean, yang Hendery tahu ayahnya sudah meninggal, sedang yang ada di sana bukan ayah kandungnya. Tapi barusan mas mu dapat informasi, katanya bu Sandra, mama kandung Hendery, merahasiakan ini sudah lama sekali. Mark ayah kandung Hendery yang sedang sekarat.

Aulia terbengong mendengar penjelasan kakaknya itu.

"Astaga." Tak habis pikir betapa rumitnya urusan keluarga Hendery, dan dia tidak tahu apa-apa.

"Aku gak tau apa pun sama sekali. Barusan pantas saja mas Hendery pergi dengan keadaan sangat sedih. Dia cuman bilang, ayahnya, ayahnya, gitu terus sambil gak bisa jelasin apa-apa, Kak."

Sabrina : Sabar ya, Lia. Nanti pasti kalau sudah selesai urusannya, dia akan kembali dan menjelaskan ke kamu apa masalahnya secara detil.

"Iya, Kak. Tapi aku juga cemas sama kondisi dia. Pergi sendiri dalam keadaan kalut, aku gak boleh ikut."

Sabrina : Sebaiknya memang jangan. Mas Sean bilang, kondisi di sana belum tentu kondusif, apalagi latar belakang kedua orang tua Hendery dulu cukup berbahaya, Lia.

"Berbahaya?"

Sabrina : Ya, bahaya.

Terdengar suara kakaknya berbisik dengan suaminya. Sepertinya Sean, kakak iparnya tak ingin Aulia tahu lebih banyak.

"Berbahaya kenapa, Kak? Bisa kakak ceritain ke aku?"

Sabrina : Maaf, Sayang, nanti kamu akan tahu dari Hendery aja ya. Kakak juga gak tau lebih pasti. Tapi pasti Hendery gak mau kamu tahu dulu sekarang. Dia pasti titip pesan ke kamu sebelum berangkat ke Italy, kan?

Aulia menghela napas berat. "Iya, kata dia aku gak boleh kemanapun, termasuk nyusulin dia. Gak ada yang tahu persis tempat di mana. Terus dia bilang bakalan pulang dan ngabarin kalau keadaan udah baik-baik aja."

Sabrina : Nah, syukurlah, Lia. Itu artinya kamu harus nurutin Hendery ya.

Meski belum merasa puas sebab justru makin penasaran tentang latar belakang keluarga Hendery. Aulia tak bisa tidur sama sekali. Pikirannya terus memikirkan bagaimana keadaan sang suami, dan kapan memberi kabar. Ini adalah kali pertama Hendery meninggalkannya sendirian setelah menikah. Padahal hubungan baik di antara keduanya baru saja mulai terjalin.

Aulia dapat merasakan bekas kecupan di bibirnya yang Hendery berikan sebelum berangkat. Pria itu menciumnya dengan sangat lama sebelum pergi. Rasanya, kenapa sangat sesak. Seolah-olah Hendery akan pergi dengan waktu yang lama darinya.

"Kenapa kamu gak ajak aku, Mas. Kenapa?"

Waktu berganti

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Waktu berganti. Ini adalah hari berikutnya setelah suami Aulia pergi. Wanita itu menangis menunggu, tak pernah ia menjadi cengeng seperti sekarang. Bukan kebiasannya, menangis sendirian sampai sesenggukan. Hanya saja, rindu membuat Aulia sangat tersiksa. Dia sama sekali tak dapat melanjutkan hidupnya dengan baik tanpa Hendery.

"Kenapa kamu belum juga ngabarin aku, sih, Mas?"

Ponselnya memang berdering terus. Tapi setiap panggilan dan pesan yang masuk sama sekali tidak ada satupun dari Hendery. Aulia tidak tahu harus menghubungi Hendery kemana, selain mengirimi suaminya email bertubi-tubi.

"Kamu bilang akan kabari aku kalau udah di sana, gak mungkin kamu belum nyampe, kan, Mas. Apa kamu udah lupa sama aku?"

Namun Aulia tidak mau bersikap kekanakan di saat begini. Jelas sekali kondisi sang suami tidak sedang baik. Dia berusaha memaklumi, keterlambatan suaminya memberi kabar.

Di saat begini, Aulia bosan sekali dan tak tahu harus melakukan apa. Dia menyalakan televisi lalu duduk dengan lesu di bangku yang biasa dia duduki berdua bersama Hendery.

Dielusnya kursi tersebut dengan perasaan perih. Rupanya rindu memang berat hingga rasanya ia tak kuat. "Kalau kamu gak kasih kabar juga, aku akan nyusulin kamu."

Sampai kedua matanya melihat berita yang baru saja muncul di televisi. Tentang pertunangan antara petinggi di Roma dengan putra orang penting yang baru muncul setelah sekian lama menghilang. Betapa kagetnya Aulia melihat wajah Hendery terpampang di sana. Judul berita itu tak kalah mencengangkan, pertunangan yang tertunda, entah apa maksudnya.

"Astaga gak mungkin." Aulia menutup mulutnya kuat saking tidak percaya bahwa itu adalah Hendery, suaminya. Tapi di sana memang ada foto Hendery. Jujur saat itu pikiran Aulia langsung buyar dan tak bisa berpikir jernih.

"Gak mungkin mas Hendery mau tunangan?"

Jelas saja Aulia terkejut. Dia adalah istri sahnya, bagaimana bisa Hendery malah bertunangan dengan wanita lain. "Itu pasti salah."

Di saat dia panik begitu, kakaknya langsung menelepon lagi. Aulia langsung menerima panggilan dari Sabrina.

"Kak, apa kakak udah liat berita?"

Sabrina : Lia kamu tetap tenang ya. Ini kakak sama mas Sean lagi cari tahu tentang kebenaran berita itu.

"Gak mungkin kak, jelas itu salah. Kenapa ada orang yang menggunakan foto mas Hendery. Aku gak terima kak! Aku mau tuntut stasiun televisinya!" maki Aulia dengan segala sumpah serapah.

"Brengsek!"

Sabrina : Lia kamu harus tetap tenang. Semua pasti ada penjelasannya.

"Kak, gak mungkin banget mas Hendery tunangan dengan wanita lain. Dia suami aku!"

Sabrina kedengaran panik dan terus bertanya dengan suaminya tentang hal ini.

"Kak, aku mau nyusul mas Hen ke sana, dia di Roma, kan?"

Sabrina : Enggak dek! Kamu gak boleh kemana-mana!

"Tapi aku gak bisa kayak gini, udah gak bener! Kalau mas Hendery pergi untuk orang tuanya kenapa ada berita dia tunangan. Secara kebetulan aku liat beritanya, aku gak bisa diem aja kak!"

Tangan Aulia gemetar. Tak tahu lagi harus bagaimana menyikapi semua hal yang mengejutkan. Bom itu benar-benar meledak. Mata Aulia melihat sekali lagi, itu memang benar-benar Hendery.

"Mas Hendery?"

Pertama kali dia melihat suaminya ada di televisi. Itu jelas Hendery, itu memang suami Aulia. Berdiri dengan senyum, lalu berjabat tangan dengan reporter yang meliput. Di sisinya adalah wanita yang tak Aulia kenal, lebih parahnya lagi wanita itu sedang menggandeng suaminya.

"Gak mungkin Mas! Kenapa kamu malah bikin aku takut."

Sabrina : Lia, kamu matiin televisi sekarang!

"Gak mungkin mas Hendery! Ini pasti salah kan!"

_____

Sorry baru up gesss 🏃

Unforgettable NightTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang