Tanpa membuang waktu, Hendery menggandeng tangan Aulia. Langkah kakinya tidak terlihat seperti orang yang tengah mabuk. Wajar jika Aulia berpikir bahwa, Hendery benar-benar sadar sewaktu mengajaknya masuk ke hotel itu.
Tidak perlu susah untuk memesan kamar. Hendery cukup memperlihatkan wajahnya, dan beberapa petugas hotel langsung memberikan kamar kelas terbaik untuk mereka.
Tentu saja Aulia bingung. Apa yang sedang Hendery lakukan sekarang, sama saja mengajaknya untuk melakukan ....
"Mas Hendery tunggu."
Aulia berhenti, tepat di depan pintu kamar yang telah dipesan untuk mereka berdua.
"Jangan bicara."
Hendery menatap Aulia dengan penglihatan setengah sadar. Tapi dia masih sanggup berjalan, sambil menggenggam tangan Aulia.
"T-tapi, Mas."
"Hem?"
"Kita akan melakukan itu?" tanya Aulia dengan polosnya.
Hendery makin tidak menjawab. Dia hanya membawa masuk Aulia segera ke dalam kamar sambil mendorongnya.
Aulia bernapas abstrak begitu berada di balik pintu.
Hendery tidak menunggu, pria itu langsung membuka pakaian yang masih menempel di tubuhnya kemudian memojokkan Aulia hingga punggungnya menyentuh pintu.
"M-Mas kamu mau apa?" tanya Aulia, gelagapan tak jelas.
"Hem?"
Aulia menelan ludah melihat tubuh Hendery yang bertelanjang dada.
"Kenapa buka baju?"
"Saya kegerahan."
Sekarang Aulia makin ketakutan.
"T-tapi ini dingin, Mas." Maksud Aulia adalah ruangan itu dingin karena AC yang menyala.
"Tapi saya panas."
Gadis itu sibuk meneguk ludah susah payah sambil ketakutan.
Sekarang dia benar-benar sadar. Seharusnya, dia mabuk saja, agar tidak bertindak layaknya amatiran.
Hendery mengelus pipi Aulia menggunakan jari telunjuknya, bersamaan dengan napas terengah.
"Kamu tidak merasakan nya?" tanya pria itu, sorot matanya mulai menggelap ngeri.
Aulia membeku di posisinya berdiri, mata membulat menatap Hendery. Aulia, dia benar-benar kebingungan.
"Ini terlalu membakar," ucap Hendery sembari menatap Aulia dengan rasa yang kacau.
Apanya? Aulia sibuk membatin. Sial! Dia ingin mengumpat keadaan yang aneh itu.
"Tubuh saya," ucap Hendery, seolah dia tahu apa yang dikatakan Aulia dalam hati.
Aulia memejamkan mata dengan gigi menggemeretak. Telapak tangannya mengepal kuat merasakan aliran darahnya mengalir deras.
"Kita lanjutkan yang tertunda. Bagaimana menurut kamu?"
Pertanyaan Hendery membuat Aulia terkesiap.
Gadis itu makin kehilangan suara. Dia belum pernah dihadapkan pada situasi setegang sekarang. Sampai-sampai jantungnya serasa akan meledak. Lidahnya kaku, tidak dapat berkata-kata.
"Aulia, saya ingin melakukannya."
Mungkin Hendery sudah gila. Aulia menggeleng cepat. Tubuhnya sempoyongan, ingin pergi tapi dia lemas.
"M-Mas. Apa kamu sadar siapa yang ada di depan kamu?" tanya Aulia dalam artian ingin menolak. Hendery bisa saja melihat dia seolah wanita lain, misalkan?
KAMU SEDANG MEMBACA
Unforgettable Night
RomanceFollow dulu biar cakep Rate 18 - 21+ Hendery Darian Ericson bukan pria dingin biasa. Dibalik sikap dinginnya, Hendery menyimpan pesona luar biasa terutama dimata gadis bernama Aulia. Aulia Mahira merupakan gadis muda yang sangat pemberani. Mencintai...