Hendery meletakkan bolpoin ditangannya setelah mengurus beberapa berkas. Merentangkan tangan untuk sekedar membuat otot-ototnya menjadi lebih rileks. Ia terlarut dengan pekerjaannya sampai tak ingat bahwa Aulia ada bersamanya sekarang. Ia pun menoleh ke arah sofa, di sana istrinya berada.
"Lia." Hendery segera menghampiri istrinya.
Aulia masih memejamkan mata. Wanita hamil itu ketiduran, mungkin tak sadar karena kelamaan menunggu Hendery selesai mengerjakan pekerjaannya.
"Kamu sampai ketiduran. Maafkan saya ya, kamu pasti bosan." Hendery mengelus anak rambut yang menutup kening istrinya sambil tersenyum.
"Tadi itu ... tak boleh terjadi lagi," gumam Hendery.
Perasaan aneh yang ia rasakan saat melihat Helen membuatnya tak tenang. Ia tak boleh kembali berurusan dengan masa lalunya lagi. Jika itu terjadi, maka hubungan harmonis yang baru dimulai bersama Aulia bisa-bisa berantakan. Apalagi kondisi Aulia tengah mengandung buah hatinya.
"Em, Mas Hendery, kamu udah selesai?"
Aulia mengulas senyuman. Ia lalu bangun perlahan.
"Maaf ya bikin kamu jadi menunggu lama," kata Hendery.
Aulia mengerucutkan bibitnya. "Iya nih! Kamu ngerjain apa sih?"
Hendery terkekeh. "Sudah selesai kok. Kita pulang?"
"Pulang?"
"Iya, kita pulang. Pekerjaan saya sudah selesai."
"Ih! Kok pulang sih!"
"Loh? Memangnya kamu mau kemana?" Hendery mengerutkan kening. "Ini udah sore, kamu juga masih belum boleh beraktivitas terlalu banyak."
Aulia cemberut sambil memegang perut. "Aku laper tau Mas."
Hendery berdecak. "Ya Tuhan. Maafkan saya, Lia. Ayo kita cari makan sekarang."
Tiba-tiba seseorang muncul mengejutkan.
"Ekhem. Hari ini makan di rumah Mama saja ya."
"Mama?" Aulia dan Hendery sama terkejutnya.
***
"Mama, kenapa tidak bilang kalau mau datang? Kalian berdua muncul seperti setan."
"Mas Hendery, kamu gak boleh gitu sama orang tua!" sentak Aulia sambil mendelik sok seram.
Hendery tertawa pelan. "Iya, maafkan saya."
Sandra dan Mark turut tertawa. Begitulah putra mereka, kalau berubah bukan Hendery namanya.
"Mama sengaja. Ini hukuman karena kamu tidak memberitahu mama bahwa sebentar lagi mama dan papa akan punya cucu."
Mark menggeleng berat. "Hendery, apa kamu masih marah sama papa? Kenapa tidak bilang kalau istrimu hamil?"
Aulia tertawa gugup. Meski ini pertemuan pertamanya dengan Mark, dia senang karena pria itu rupanya sangat perhatian. Tapi apa ini akan jadi masalah karena Hendery tidak mengabari orang tuanya tentang dirinya hamil. Sedangkan selama ini dirinya tak mau bertanya banyak tentang orang tua Hendery sebab takut membuat suaminya tak nyaman.
"Kamu tidak boleh begitu, Hendery. Meski mama menolak kembali bersama kamu waktu itu. Bukan berarti hubungan kita putus sebagai keluarga," ujar Sandra pada sang putra.
Hendery menggaruk sebelah alis. "Maaf. Saya bukan sengaja. Tapi belum sempat saja."
"Belum sempat." Mark meneguk air di gelasnya. "Bilang saja kamu masih marah pada Papa kan, Hen?"
![](https://img.wattpad.com/cover/328196736-288-k137128.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Unforgettable Night
RomanceFollow dulu biar cakep Rate 18 - 21+ Hendery Darian Ericson bukan pria dingin biasa. Dibalik sikap dinginnya, Hendery menyimpan pesona luar biasa terutama dimata gadis bernama Aulia. Aulia Mahira merupakan gadis muda yang sangat pemberani. Mencintai...