Kringg..kringg...Alarm dikamar Zea berbunyi menandakan pagi telah datang.
04:35
Zea pun bangkit dari tidurnya. Sebenarnya ini masih terlalu pagi, tetapi entah mengapa Zea merasa hari ini ia terlalu bersemangat untuk kesekolah.
Bahkan ia sudah menyiapkan semua perlengkapan nya dari malam tadi.
Zea pun mulai bergegas kekamar mandi untuk melaksanakan ritual mandinya.
Setelah selesai, Zea pun langsung mamakai seragam baru yang telah diberikan oleh mommy nya.
Zea juga memoleskan sedikit bedak ke wajahnya. Sebenarnya dulu ia tak pernah menggunakannya, tetapi karena ia melihatnya dimeja rias zea pun tertarik untuk mencobanya.
Setelah semuanya siap, Zea kembali melirik kearah jam yang telah menunjukkan pukul 05:15.
Ia kemudian turun kedapur, didapur ia bisa mencium aroma makanan yang sedang dibuat oleh Art nya.
"Pagi bik" sapa Zea.
Sang bibik yang tengah memasak pun sontak menoleh. "Eh,, pagi juga non"
"Bibik lagi masak apa?"
"Oh ini non, bibik lagi buat nasi goreng"
"Mau Zea bantu gak bik?" Tawarnya.
"Jangan non, ini juga udah mau selesai kok, non duduk aja"
Zea pun mengangguk paham kemudian memilih untuk menunggu di meja makan.
Beberapa saat kemudian makanan telah siap bertepatan dengan twins G yang baru datang.
"Pagi den, ini sarapannya udah bibik siapin" ucap Art kepada twins G.
Mereka hanya mengangguk kemudian Gibrant langsung berjalan keluar meninggalkan mereka.
Gifran yang melihatnya hanya menggelengkan kepalanya.
"Zea, hari ini abang ada keperluan di sekolah jadi mau berangkat cepat, kamu gapapa kan sarapan sendiri?" Ucap Gifran.
Zea yang pasrah pun hanya menganggukkan kepalanya. "Gapapa bang, Abang hati-hati ya"
Gifran tersenyum, ia merasa senang saat Zea menghawatirkan dirinya. Ia pun mulai melangkah menyusul Gibrant.
Zea kemudian memulai sarapannya tanpa kedua abangnya.
Setelah selesai sarapan, Zea pun langsung berangkat ke sekolah dengan diantar oleh supir pribadi yang juga disiapkan orang tuanya.
><><
Sesampainya di sekolah, Zea kemudian turun dari mobilnya dengan pelan.
Ia terkagum melihat gedung sekolah yang ada didepannya ini berdiri dengan megah. Ia masih tak percaya bisa berada disekolah yang tentunya untuk anak kalangan atas.
Berbeda dengan siswa-siswi yang melihat kedatangan Zea. Mereka berbisik-bisik mengira bahwa Zea adalah siswa baru.
Eh itu siswa baru yah?
Cakep banget anjay..
Omaigat gue sebagai cewe jadi insinyur ngeliat dia
Bentar,, bukanya itu Zea ya?
Lah iya anjirr itu si Queen bullying
Ternyata Queen bullying kita cute anjir.
Dan banyak lagi komentar-komentar jahanam yang mereka lontarkan kepada Zea.
Begitu juga dengan Ravael and the gang yang tengah melihat kearah Zea yang baru datang.
Beberapa saat kemudian, Zea masih belum beranjak dari tempatnya. Ia tengah celingak-celinguk mencari keberadaan sahabatnya.
Semalam memang sahabat Zea meneleponnya, mereka mengatakan akan menemuinya di gerbang sekolah.
Gifran yang melihatnya tengah kebingungan pun langsung menghampiri Zea.
"Zea" panggilnya.
Zea menoleh kearah Gifran. "Iya bang?"
"Zea kok masih disini? Kenapa gak masuk?"
"E-eh, itu bang Zea nunggu teman Zea" ucap Zea pelan.
Gifran melihat sekelilingnya, sedetik kemudian ia melirik kearah jam tangan yang dikenakannya.
"Sepuluh menit lagi kita masuk, abang antar aja gimana?" Tawanya.
"B-beneran bang?"
Gifran mengangguk. "Yaudah yu---"
"ZEAAA!" Teriak mereka sembari menghampiri Zea.
Gifran dan Zea sontak menoleh kearah sumber suara tersebut. Mereka adalah sahabat Zea.
"OMAIGAT ZEA! MAKIN CANTIK AJA" pekik Reina heboh.
Zea yang tak tahu harus menjawab apa pun hanya tersenyum kaku.
"Sumpah kita kangen banget ama lu Zea aaaaa.." ucap Vania.
Mereka berempat pun berpelukan ala Teletubbies.
"Yaudah yuk kita ke kelas" ucap Clara yang diangguki oleh mereka.
Sebelum beranjak, Zea berpamitan kepada Gifran.
"Bang, Zea masuk dulu ya"
Gifran tersenyum. "Yaudah hati-hati"
Kejadian itu tak luput dari pandangan siswa-siswi.mereka terkejut dengan Gifran yang tersenyum kearah Zea karena setahu mereka Gifran sangat membencinya.
Gibrant yang melihat kedekatan Gifran dengan Zea merasa iri kepadanya tetapi ia ditutupi dengan wajah datarnya.
Mereka berempat pun berjalan menuju kelasnya sembari bercerita ria.
"Buset dah, sekarang gue bener bener percaya kalo Zea ngelupain lu bos, buktinya aja Zea gak ngelirik sama sekali" ucap Aska memanas-manasi.
"Bener tuhh, biasanya kalo ketemu bos dia udah keg ekor ngintilin Mulu hahaha" timpal Garry.
Entah mengapa mendengar itu hati Ravael seolah tak suka, tetapi hanya ia, Tuhan dan author yang tau. HAHAHA!
Kemudian Ravael dan teman-temannya pun memutuskan untuk masuki sekolah.
Orang kaya kok nongkrongnya di parkiran, mending ke rumah aku.
Hahaha! 😽🫶
SEE YOU NEXT PART 🤍
KAMU SEDANG MEMBACA
Transmigrasi Viola [REVISI]
Teen FictionBagaimana jika seorang gadis nerd dan sering dijadikan bahan bully di sekolahnya bertransmigrasi ke tubuh gadis antagonis yang berperilaku buruk? Hal itu terjadi pada Viola Qania Raquel yang meninggal akibat kecelakaan dan berakhir ditubuh seorang g...