29

51.5K 3.1K 27
                                    


Haihai!!

Author minta maaf minta maaf karena udah ngehapus beberapa komen kalian. Abisnya kalian nyamain cerita ini dengan cerita milik orang lain.

Cerita ini milik author, cerita lain itu milik orang lain, jadi jangan bawa" atau nyamain cerita orang lain dengan cerita author. Hiks..

Kalian harus mikir author yg udh lelah jiwa raga buat nulis, tapi liat komen kalian yang anjayy bngt,, bikin author jadi mikir kalo udah kalian nuduh author ngeplagiat. Author bisa marah loh.

Tapi udah lah

Untuk kali ini author maapin.

                  HAPPY READING ~

Setelah selesai memarkirkan mobilnya, Clara pun mulai memasuki rumahnya.

Sepi.

Itulah yang pertama kali ia rasakan saat memasuki rumahnya.

Clara menghembuskan nafasnya pelan. Selalu saja rumah yang sepi ini menjadi pemandangan setiap harinya.

Ia pun tak menghiraukannya, kemudian melangkahkan kakinya menuju kamarnya untuk segera membersihkan tubuhnya.

....

Jam telah menunjukkan pukul 19:10

Clara berjalan turun ke dapur untuk makan malam. Sesampainya di meja makan, Clara tak melihat siapapun selain makanan yang sudah tersedia di atas meja.

Mama udah pulang?

"Ma?" panggil Clara.

Ia melihat sekeliling namun disana tidak ada siapapun.

Clara mengedikkan bahunya acuh. Bukankah setiap hari selalu begini? Makan tanpa kehadiran mama dan papanya adalah juga salah satu dari banyaknya pemandangan lain dirumah ini yang selalu ia lihat?

Jadi apa masalahnya? Pikirnya.

Clara pun mulai memakan makanannya itu seorang diri.

Selesai makan, Clara membawa peralatan makanya itu ke wastafel untuk ia cuci. Setelah semua selesai, Clara pun memutuskan untuk naik ke kamarnya.

Skip.

Clara terbangun dari tidurnya. Ia merasa sangat haus sekarang. Iapun melirik kearah jam yang berada disebelahnya.

22:46

Sebenarnya ia malas untuk turun namun ia juga tidak bisa menahan rasa hausnya itu.

Akhirnya setelah mengumpulkan niat, Clara pun turun dari kasur dan berjalan ke arah pintu kamarnya.

Namun saat tiba di depan pintu, ia tak sengaja mendengar percakapan sepasang suami istri yang tak lain adalah kedua orang tuanya.

"Jadi kamu mau pergi dari kehidupan aku mas?!"

"Kalo emang iya kenapa?! Aku udah muak sama kamu Amanda!"

Clara pun mendekatkan telinganya dengan pintu kamar untuk mendengar lebih jelas.

"Jadi itu mau kamu mas? Setelah sekian lama kamu sama aku dan sekarang kamu bilang kamu muak?!"

"Amand--"

"Cukup! Kamu kira aku orang bodoh yang gak tau kalo kamu punya selingkuhan?!"

A-apa?

"Dan kamu kira aku tidak tahu kalo kamu juga punya selingkuhan Amanda?!"

Amanda terdiam dengan perkataan suaminya itu.

"Kenapa diam Amanda? Kamu gak bisa jawab?"

"Mas itu--"

"Kamu jangan banyak alasan Amanda!"

Ingin sekali Clara keluar untuk memberhentikan kedua orang tuanya itu, namun ia mengurungkannya.

"Itu semua karena kamu mas! Kamu kira aku akan tinggal diam ngeliat kamu selingkuh?! ha?! Asal kamu tahu ya! Aku juga udah muak sama kamu!"

"Yaudah kalo gitu kita cerai!"

Deg.

Clara mematung ditempatnya.

"Kalo itu mau kamu yaudah kita cerai! Besok aku akan pergi dari rumah ini!"

"Tunggu! Jadi maksud kamu Clara tinggal sama aku?! Enggak Amanda! Aku gak akan tinggal dengan Clara?!"

"Emang kenapa mas?! Kamu itu ayahnya Clara!"

"Aku gak mau kalo Clara ada di kehidupan baru aku Amanda! Kenapa tidak kamu saja,, kamu itu ibunya!"

"Aku juga gak mau mas!"

Amanda terdiam sejenak sembari menghapus air mata.

"Aku juga gak mau merusak kehidupan baruku! Dan aku gak mau bawa semua yang berkaitan dengan kamu mas! Termasuk Clara!"

Ceklek..

Pintu kamar terbuka dan menampilkan Clara yang berdiri dengan wajah datar.

Ia bisa melihat orang tuanya yang terkejut saat melihat dirinya.

"C-clara?"

"Clara haus jadi mau kebawah" jelasnya.

Clara melirik kearah orang tuanya secara bergantian, setelahnya ia pun mulai melangkahkan kakinya.

"K-kamu dengar apa yang mama sama papa bicarakan?" Tanya Amanda dengan ragu.

Langkah kaki Clara terhenti. Mengingat percakapan mereka tadi membuatnya ingin langsung menerjunkan dirinya dari atas ketinggian yang paling tinggi.

Namun Clara berusaha tenang. Kemudian ia pun membalikkan badannya.

"Kalian gak perlu bilang apa-apa,, Clara bisa kok hidup sendiri" ucapnya.

"Dan kalian gak perlu khawatir,, Clara gak bakal ganggu kehidupan baru kalian" lanjutnya setelah itu ia pun pergi meninggalkan kedua orang tersebut.

...

Di meja makan, Clara sedang duduk dengan menelungkupkan wajahnya pada lipatan tangannya diatas meja.

Pikirannya saat ini sedang kacau.

Ia sangat sering mendengar pertengkaran antara kedua orang tuanya itu. Seolah pertengkaran mereka adalah lagu tidur bagi Clara.

Namun yang ia dengar baru saja dimana kedua orang tuanya menganggap bahwa Clara akan merusak kehidupan baru mereka membuat hatinya hancur.

Clara juga seorang manusia yang memiliki perasaan. Ia bahkan tak menginginkan hal itu terjadi dalam keluarganya.

Clara menutup matanya rapat-rapat berusaha untuk tak mengeluarkan air matanya. Namun ia tak bisa menahannya.

"Gue prihatin ngeliat skenario hidup Lo Clara" ucapnya lirih.














Gimana part ini?

SEE YOU NEXT PART

Transmigrasi Viola [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang