Haihai!!Ciee yang gak sabar nungguin.
Haha!
HAPPY READING ~
Jam sudah menunjukkan pukul 5:30. Zea dengan perlahan membuka matanya.
Hal yang pertama kali ia lihat adalah kedua abangnya yang masih terlelap.
Ia menatap kearah Gifran yang tertidur dengan posisi tangan kanannya yang terulur, yang saat ini digunakan Zea sebagai bantalan.
Kemudian ia melirik Gibrant. Saat ini Gibrant tertidur dengan posisi duduk dan bersandar pada kepala kasur sembari menepuk-nepuk pelan kepala Zea.
Zea tersenyum haru. Ini adalah hal yang selama ini dinanti-nantikan oleh Zea.
"Zea? Kamu udah bangun?" Tanya Gifran.
Zea terkejut. Apakah sedari tadi kedua abangnya sudah bangun?.
"Eh,, abang keganggu ya? Maafin Zea ya bang" ucapnya tak enak hati.
Gibrant menekan hidung Zea pelan menggunakan jari telunjuknya.
"Udah,, dari kemarin kamu minta maaf mulu" ucapnya gemas.
Zea tersenyum malu.
"Zea" ucap Gibrant.
Zea mendongak menatap kearah Gibrant.
"Iya bang?"Zea bingung saat tangan Gibrant menyentuh keningnya seolah mengecek suhu tubuhnya.
"Lo- ekhemm,, maksudnya kamu nanti gak usah kesekolah dulu,, badan kamu masih panas"
"Zea baik-baik aja kok bang,, gapapa Zea pergi aja" ucap Zea meyakinkan Gibrant.
"Gak"
Zea mendesah lesuh.
"Yah,, tapikan-""Zea bisa gak Lo kali ini dengarin gue sekali aja,, Lo itu lagi demam"
Ucapnya kemudian berhenti. Beberapa detik kemudian, ia kembali mengeluarkan suara.
"G-gue,, gue khawatir ama Lo" sambungnya sembari menundukkan kepalanya.
Zea terdiam sejenak memikirkan kata-kata Gibrant.
"Zea"
Lamunan Zea buyar saat mendengar suara Gifran yang memanggilnya.
"Coba kamu ceritain gimana kejadiannya sampai kamu bisa kaya gini" ucap Gifran.
Zea menganggukkan kepalanya pelan. Ia pun memposisikan dirinya untuk duduk.
Setelah selesai,, Zea pun mulai menceritakan semua yang ia alaminya kemarin sembari memperagakannya.
"Terus Zea itu dengar petir yang gedee banget,, Zea teriak soalnya Zea kaget hehe"
"Kemarin juga hujannya gede,, Zea sampai basah semua.."
"Brrrr...,, Pokoknya Zea kedinginan" ucapnya sembari memeluk dirinya memperagakan kejadian kemarin.
"Terus Zea-"
Zea menegang saat Gibrant tiba-tiba memeluknya erat.
Ia menatap kearah Gifran dengan wajah bingungnya. Gifran pun hanya tersenyum sembari menganggukkan kepalanya.
Zea pun tahu apa yang dimaksud oleh Gifran. Kemudian Zea dengan perlahan membalas pelukan hangat dari Gibrant tersebut.
"Bang?"
"Zea lain kali Lo gak boleh gini ya?,, Gue bener-bener takut Lo kenapa-napa"
"Zea,, maafin gue yang selalu nunjukin sifat kebencian gue ke Lo,, gue tau Lo pasti benci sama gue,, tapi gue juga gak tahu Zea,, gue gak tahu kenapa gue selalu nunjukin ketidaksukaan gue ke Lo"
"Setiap ngeliat Lo bareng ama Gifran, gue selalu iri,, gue iri Zea! Seakan gue cuma orang asing di hidup Lo,, dan itu karena gue sendiri"
Ucap Gibrant panjang lebar dengan suara bergetar dan semakin mengeratkan pelukannya pada Zea.
"Lo bisa hukum gue Zea,, gue emang bukan abang yang baik buat Lo"
Zea hanya diam mendengarkan penjelasan dari Gibrant. Ia mencoba untuk tak mengeluarkan air matanya.
Dengan perlahan Zea menguraikan pelukannya pada Gibrant.
Zea terkejut melihat mata Gibrant yang mulai memerah.
"Abang gak perlu minta maaf sama Zea,, Zea tau kok abang sayang banget sama Zea,, Zea juga sayangg.. banget sama abang"
"Abang tau gak kenapa?" Tanya Zea dengan senyum lebarnya.
Gibrant menggelengkan kepalanya.
"Karena abang nunjukin rasa sayangnya pake cara yang beda-beda,, Zea suka kok kalo abang marah-marah ke Zea"
"Suka?"
Zea mengangguk mantap.
"Iya,, karena kata Vania kalo abang marah tandanya abang sayang sama Zea"Tidak.
Sekarang Gibrant benar-benar sudah tidak bisa menahan air matanya.
Kemudian dengan cepat, ia kembali memeluk tubuh hangat Zea.
"Hm,, abang sayang,, sayang.. banget" ucap Gibrant dalam pelukan Zea.
Gifran pun ikut memeluk mereka berdua. Sepertinya kali ini usahanya telah berhasil.
___
Beberapa saat kemudian, mereka menguraikan kembali pelukannya.
Namun tak sengaja mata Zea menangkap jam dinding yang sudah menunjukkan pukul 06:02.
"Abang ini udah jam enam,, bentar lagi telat"
Twins G pun melirik kearah jam tersebut.
"Hari ini abang gak kesekolah,, mau dirumah aja jagain Zea" ucap Gifran yang diangguki Gibrant.
"Abang kesekolah aja,, kan yang sakit cuma Zea"
"Tapi abang mau jagain Zea"
"Bang,, kan ada bibik yang jagain Zea,, jadi Zea gak sendirian di rumah"
"Kalo abang gak pergi ke sekolah abang gak dapet ilmu,, rugi tauu" ucap Zea.
Setelah beberapa kali membujuk Twins G, akhirnya mereka pun setuju untuk kesekolah.
Twins G menghelakan napasnya.
"Yaudah,, tapi kamu diam aja dirumah,, jangan kemana-mana,, jangan lupa makan oke?""Oke!!"
Gimana part ini?
Author up karena banyak yang neror😭
Tapi gapapa,, author juga kangen sama komentar kalian hehe..
Awas aja ada yang plagiat lagi!
Yang plagiat bisulan!
Becanda haha!
SEE YOU NEXT PART 😽🫶
KAMU SEDANG MEMBACA
Transmigrasi Viola [REVISI]
Teen FictionBagaimana jika seorang gadis nerd dan sering dijadikan bahan bully di sekolahnya bertransmigrasi ke tubuh gadis antagonis yang berperilaku buruk? Hal itu terjadi pada Viola Qania Raquel yang meninggal akibat kecelakaan dan berakhir ditubuh seorang g...