Haihai!!Gimana? Siap buat part?
HAPPY READING ~"Bang kembar! Bang kembar!" Teriak Reina saat memasuki kantin.
Plak.
"Awshh,, sakit bego!" Sarkas Reina.
"Lo bisa gak sih,, gak teriak-teriak gitu! Bikin malu kita aja anjir!" Bisik Vania dengan suara yang ditekan.
"Malu? Malu gimana?"
Vania menggerak-gerakkan matanya berniat untuk mengode Reina.
"Apaan sih-"
Perkataan Reina terpotong saat matanya mengikuti arah pandang Vania.
Ia bisa melihat mata seisi penghuni kantin sedang menatap kearah mereka bertiga. Ternyata mereka sedang menjadi pusat perhatian.
Sontak Reina langsung tersenyum cengengesan.
"E-ehh,, m-maaf-maaf,, udah lanjut aja hehe" ucap Reina.
Setelah mengucapkan itu, siswa-siswi yang berada di kantin tersebut pun kembali melanjutkan aktivitas mereka.
"Lo sihh!" Ucap Reina.
"Kok gue sih anjir?!" Ucap Vania.
"Bodoamat pokoknya ini gara-gara Lo!"
Vania memutar bola matanya malas. Selalu saja seperti ini.
"Kita tu kesini buat nyari abangnya Zea bukan buat ribut!" Ucap Clara.
Ia mulai jengah melihat kedua sahabatnya itu.
"Eh iya lupa,, terus mereka dimana?"
Mereka pun mulai melihat kesana-kemari kesegala penjuru kantin.
"Nahh itu mereka!" Ucap Vania.
"Eh iya,, yaudah yuk samperin"
Mereka pun mulai berjalan untuk menghampiri meja yang diisi oleh Ravael and the gang.
Sesampainya dimeja tersebut, mereka bertiga melirik pada putri yang sedang duduk ditengah-tengah kelima para anak laki-laki tersebut.
Seolah paham dengan jalan pikir mereka, Garry pun sontak berdiri.
"Kalo mau cari masalah, gue saranin mending kalian pergi aja" ucapnya.
Clara menaikkan sebelah alisnya.
"Maksud Lo?""Gue tau kalian kesini mau gangguin putri lagi kan?"
"Gangguin? Lo pikir putri itu orang gila pake digangguin segala?" Ucap Clara yang membuat Putri memelototkan matanya.
"Bener tu,, lagian kita kesini tu buat nyari abangnya Zea,, bukan kalian" ucap Reina.
"Bentar,, Lo nyari kita?"
Mereka bertiga menganggukkan kepalanya.
"Iya,, kita kesini mau nanya kenapa hari ini Zea gak kesekolah? Tadi guru nanyain dia,, Untung aja absennya Zea kita tulis sakit biar gak ditulis alpa sama guru" ucap Reina.
"Bener,, apalagi Zea ditelpon gak diangkat,, kita jadi khawatir" sambung Vania.
Twins G terdiam. Astaga!! Mereka benar-benar lupa untuk mengabarkan kondisi Zea saat ini.
Ravael and the gang beserta dengan putri juga menatap kearah twins G, seolah menanti jawaban dari mereka.
"Kok Lo diem sih!"
Twins G pun kembali tersadar kemudian mereka berdua berdehem pelan.
"Emm,, Zea lagi sakit" ucap Gibrant.
"HAH?!" serempak mereka bertiga.
"J-jadi Zea beneran sakit? Kok gak ngabarin kita?" Tanya Vania.
"Ponsel Zea ada di gue,, tadi dia pengen ngabarin kalian tapi gue gak ngizinin,, soalnya dia masih demam" jelas Gibrant yang membuat mereka semua tak terkecuali putri melongo heran.
Bukannya Gibrant terkenal dengan kebenciannya terhadap Zea? Tetapi mengapa sekarang Gibrant terlihat seperti seorang possessive brother? Apa ada yang salah dengannya?.
Gibrant bingung melihat mereka semua yang memandang kearahnya. Akhirnya Gibrant berdehem untuk menyadarkan mereka.
"Ehh,, kalo gitu pulang sekolah nanti boleh gak kita bertiga jenguk Zea?" Tanya Vania.
"Boleh,, tapi jangan terlalu lama,, soalnya Zea masih perlu istirahat"
Mereka bertiga pun mengangguk paham.
"Zea lagi sakit?"
Semua mata kini tertuju pada Putri. Ya,, itu adalah suara putri.
"Gibrant,, Gifran,, kok kalian gak bilang sama aku kalo Zea lagi sakit" ucapnya dengan muka yang dibuat-buat.
"Emangnya kenapa?" Tanya Gifran.
"Aku juga khawatir tau sama Zea,, meskipun dia sering bully aku"
"Elo? Khawatir? Yakin Lo?" Sindir Reina.
"Iya Reina,, aku juga khawatir sama Zea meskipun kalian sering bully aku" ucapnya sembari menundukkan kepala.
"Apa Lo bilang hah? Gue parut juga lama-lama tu mulut Lo!" Ucap Reina.
"Bisa gak sih Lo gak ngomong gitu sama Putri?" Ucap Ravael.
Sontak Putri langsung tersenyum dalam hatinya mendengar pembelaan dari Ravael.
"Enggak,, gak bisa,, kenapa? Marah?"
"Udah Na,, percuma berdebat dengan orang kayak gini" ujar Vania.
Reina pun langsung menyilang kan tangannya didepan dada sembari menoleh kearah lain.
"A-aku boleh ikut jenguk Zea gak?"
"Gak,, gak boleh" sarkas Reina pelan.
"Boleh kok,, semua juga boleh"
"Yeyy,, makasih Gibrant,, makasih Gifran" ucap putri dengan suara yang di imut-imutkan yang membuat Reina bergidik.
"Huekk,, najis"
Gimana part ini?
Ehh,, btw kalian punya gak sih teman kayak putri?😭
Kalo ada ceritain dong...
Author pengen denger hahaha!!
Oke segitu aja.
SEE YOU NEXT PART 😽🫶
KAMU SEDANG MEMBACA
Transmigrasi Viola [REVISI]
Ficção AdolescenteBagaimana jika seorang gadis nerd dan sering dijadikan bahan bully di sekolahnya bertransmigrasi ke tubuh gadis antagonis yang berperilaku buruk? Hal itu terjadi pada Viola Qania Raquel yang meninggal akibat kecelakaan dan berakhir ditubuh seorang g...