Haihai!!
Gimana harinya?Jangan lupa vote & comment!😽🫶
HAPPY READING ~
"Itu beneran Zea Gib?" Tanya Aksa salah satu teman mereka.
Gibrant mengangguk.
"Sumpah! Baru berapa hari gak kesekolah udah berubah jadi bidadari aja tuh si Mak lampir" ucap Aksa masih syok.
"Apalagi tadi dia kayak B aja tuh ngeliat si Ravael, ato mungkin dia udah tobat?"
Sambungnya menggoda Ravael.Ravael pun begitu. Ia juga bingung dengan Zea yang sekarang. Biasanya jika melihat Ravael, gadis itu langsung mengikutinya kemana saja ia pergi.
Tetapi mengapa sekarang berbeda?
Apakah yang dikatakan Aksa itu benar?Sedetik kemudian Rafael tersadar, ia pun langsung menggelengkan kepalanya. Mengapa tiba-tiba Ravael memikirkannya.
Bukankah bagus kalau Zea tak mengganggu hidupnya lagi?.
(Halla! Bulshit!)
Mereka bertiga banyak dibuat bingung dengan kejadian yang baru saja terjadi.
Mulai dari Zea yang dulunya selalu menggunakan pakaian kurang bahan atau sering disebut pakaian lomte, menggunakan make-up menor dan berpenampilan layaknya cabe-cabean.
Tetapi sore ini, mereka bisa melihat bahwa Zea berubah drastis dengan wajah polos dan natural tanpa makeup dan juga menggunakan pakaian yang tertutup.
Serta Gifran yang tampaknya sudah akur dengan Zea sampai-sampai Gifran mengeluarkan senyum manisnya.
Mereka sungguh terherman-herman.
><><
Sekarang, Zea sedang berada di dalam kamarnya sambil bermain dengan kucing barunya itu.
Zea memutuskan untuk memberikan nama Mona pada anak kucingnya.
Ia senang dengan kucing barunya yang setidaknya bisa menghilangkan rasa bosannya jika abang apalagi mommy dan daddy nya tidak ada dirumah.
Ngomong-ngomong soal orang tuanya, Zea sudah menelepon mommy nya untuk memberitahu tentang kucing barunya itu.
Mereka juga memperbolehkan Zea untuk merawatnya.
Sementara dibawah, Twins G beserta ketiga temannya sedang berkumpul diruang tamu.
"Jadi?"
Tanya Ravael pada Twins G.
Gifran menghela napas. Mungkin ini waktunya untuk ia memberitahukan tentang Zea yang sekarang.
"Hm, sikap Zea yang kalian lihat tadi sore itu emang apa adanya" jelasnya.
"Tunggu, maksudnya gimana?" Tanya Garry bingung yang langsung di anggukki oleh Ravael dan Aska.
"Jadi setelah kecelakaan kemarin, menyebabkan Zea kehilangan sebagian dari ingatannya" ucap Gibrant memperjelas.
Mereka bertiga lantas terkejut.
'jadi Zea hilang ingatan?'
"Udalah gak usah dipikirkan, bisa aja kan itu cuma akal-akalan dia, lu kan tau dia licik" ucap Gibrant membuyarkan lamunan mereka.
Gifran memutar bola matanya. Ia jengah dengan sifat kembarannya yang selalu berfikiran buruk kepada Zea.
"Tapi bisa jadi yang dikatakan Gibrant itu ada benarnya, Zea kan cinta mati ke Ravael, gak mungkin dia lupa secepat itu"
Ucap Aska yang menganggap Zea hanya berpura-pura.
Ravael mengangguk membenarkan ucapan Aska. Tidak mungkin Zea secepat itu melupakannya.
Tapi berbeda dengan Garry yang menganggap bahwa Zea itu telah berubah.
"Gimana kalo benaran Zea udah berubah? Pasti dia jadi sedih kalo tahu abangnya aja gak percaya sama dia"
Mereka semua pun terlarut dalam pikiran masing-masing.
><><
Jam sudah menunjukkan pukul 19:25. Zea bersiap untuk turun ke dapur.
Sesampainya dibawah, Zea bisa melihat twins G beserta temannya yang sudah siap dimeja makan.
Semua intens tertuju pada Zea.
Zea yang ditatap pun hanya diam ditempat."Zea kenapa diam aja? Sini gabung" ajak Gifran.
Zea pun mengangguk lalu duduk di kursi di samping Gifran.
"Zea, kamu kenal gak sama mereka?" Tanya Gibrant menunjuk Ravael, Azka dan juga Garry.
Zea menatap mereka bertiga. Sedetik kemudian ia menggelengkan kepalanya ragu sambil menyengir yang jatuhnya malah imut.
Mereka menahan diri mati-matian untuk tak mencubit kedua pipi Zea.
"Yaudah biar abang kenalin dulu" ucap Gifran.
"Kalo yang ini namanya Azka, dia itu buaya jadi kamu jangan deket-deket sama dia"
Azka yang mendengarnya pun memanyunkan bibirnya membuat teman-temannya bergidik.
Plak
"Jijikk goblok" semprot Garry menoyor kepala Aksa.
Twins G hanya menggelengkan kepalanya.
"Kalo yang itu namanya Garry" ucapnya menunjuk kearah Garry.
"Nah terakhir namanya Ravael, mereka semua sekelas sama abang" jelas Gifran.
Zea mengangguk tanda mengerti.
"Yaudah yuk makan, keburu makanannya dingin" ujar Gibrant melerai.
Mereka semua mengangguk kemudian melanjutkan acara makannya yang sempat tertunda.
Setelah selesai dengan makan malamnya, Zea membantu untuk membereskan peralatan makan.
Setelah semuanya beres, ia pun pamit kemudian kembali ke kamarnya.
Duhh Zea rajin banget keg aku hahaha! 😽🫶
Jangan lupa vote & comment!
Thank you and
See you next part 🤍
KAMU SEDANG MEMBACA
Transmigrasi Viola [REVISI]
Ficção AdolescenteBagaimana jika seorang gadis nerd dan sering dijadikan bahan bully di sekolahnya bertransmigrasi ke tubuh gadis antagonis yang berperilaku buruk? Hal itu terjadi pada Viola Qania Raquel yang meninggal akibat kecelakaan dan berakhir ditubuh seorang g...