Haihai!!Author mau minta maaf karena up nya baru sekarang.
Hehe...✌️
HAPPY READING ~
Bel berbunyi menandakan bahwa jam istirahat telah tiba.
Kelas yang tadinya pun hening seketika menjadi heboh oleh sorak-sorai gembira dari para siswa-siswi.
"Eh, kekantin yok" ajak Vania yang diangguki oleh Clara dan Reina.
Namun perhatian mereka teralihkan ketika melihat zea yang masih duduk di kursinya dengan menyembunyikan wajahnya pada lipatan tangannya.
Mereka bertiga pun saling memandang satu sama lain seperti sedang berbicara melalui mata.
"Emm, Zea" panggil Vania.
Zea yang dipanggil pun langsung mendongak menatap kearah Vania.
"Kenapa Vania?"
"Lo gak mau kekantin?" Tanya Vania.
Zea hanya tersenyum simpul sambil menggelengkan kepalanya pelan.
"Tumben, kenapa? Lo sakit?" Tanya Reina.
Reina lalu meletakkan tangannya pada dahi Zea kemudian meletakkan tangan satunya pada dahinya,guna membandingkan suhunya dengan suhu tubuh Zea.
Gak panas kok.
"Zea gapapa Reina" ucap Zea saat Reina kembali menurunkan tangannya.
"Tapi kenapa Lo gak ikut bareng kita?"
"Lo marah ama kita?" Tanya Clara.
Zea kembali menggeleng. Mana mungkin ia bisa marah pada sahabatnya itu.
"Terus Lo kenapa gak mau ikut?"
Zea menghelakan napasnya.
"Gapapa, Zea cuma lagi males aja kekantin"Mereka bertiga mengerutkan keningnya bingung.
Tidak biasanya Zea menolak ajakan mereka.
"Kalian pergi aja, beneran Zea cuma lagi males kekantin aja, masih belum lapar soalnya" jelasnya meyakinkan ketiga sahabatnya itu.
"Beneren nih?" Tanya Reina belum yakin.
Zea mengangguk.
"Emm, kalo gitu Lo mau nitip sesuatu gak?"
Zea menggelengkan kepalanya.
"Gak usah Reina, Zea belum laper kok"Mereka bertiga pun menghelakan napasnya pasrah.
"Yaudah kalo gitu kita kekantin dulu" ucap Vania.
"Lo jangan kemana-mana, kita bakal usahain buat cepet-cepet kok"
Zea menganggukkan kepalanya tersenyum.
Mereka pun keluar meninggalkan Zea menuju kantin.
Bukan hanya Zea yang ada dikelas ini. Ada juga beberapa siswa-siswi yang mengisi jam istirahat dengan berdiam diri dikelas sama seperti dirinya.
Sebenarnya alasan Zea untuk tidak kekantin adalah karena ia takut untuk bertemu dengan putri dan juga Ravael.
"Yang pantes itu gue! CUMA GUE!! NGERTI?!" sambungnya.
Zea yang tak kuasa menahan air matanya pun mulai menangis dan menganggukkan kepalanya.
"Kalo sampai gue masih ngeliat Lo deket sama Ravael awas aja Lo!" Ancamnya.
Setelah selesai berbicara,, putri mendekat kearah Zea kemudian menabrakkan bahunya dengan bahu milik Zea dan berlalu pergi.
Zea mengelakkan napasnya pasrah. Kenapa hidupnya selalu saja seperti ini
><><><
"Gak biasanya si Zea gak kekantin" ucap Reina.
Sekarang mereka bertiga tengah berjalan menuju kantin sekolah.
"Lo gak inget, tadi kan Zea bilang lagi males kekantin" ucap Vania memutar bola matanya malas.
Reina dan Clara terdiam sejenak.
"Bentar, tadi kata Zea dia dihukum kan?" Tanya Clara.
Vania mengangguk.
"Emang kenapa Ra?""Gapapa sih, cuma... Setahu gue kan siswa telat hukumannya gak nyampe jam kedua deh"
Mereka kembali terdiam.
"Mungkin Zea--""Tunggu!"
Mendengar suara tersebut membuat mereka bertiga sontak membalikkan badannya.
"Kalian mau kekantin kan?" Ucap Arga.
Mereka menganggukkan kepalanya.
"Kenapa emang?""Gue ikut" ucapnya.
"Yaudah yuk, keburu kantinnya rame"
Sebelum beranjak, Arga merasa ada yang hilang dari antara mereka bertiga.
Kok gue gak ngeliat Zea?
"Zea kemana?" Tanya Arga.
"Ohh, dia dikelas" jawab Reina.
"Kok gak ikut?"
"Katanya sih lagi males kekan-"
"Yaudah kalo gitu kalian duluan aja" ucap Arga memotong perkataan Reina dan langsung berlari meninggalkan mereka bertiga.
"Ishh! Awas aja Lo!" Sarkas Reina mendengus kesal.
Gimana part ini?
Semoga kalian suka ya.
SEE YOU NEXT PART 😽🫶
KAMU SEDANG MEMBACA
Transmigrasi Viola [REVISI]
Teen FictionBagaimana jika seorang gadis nerd dan sering dijadikan bahan bully di sekolahnya bertransmigrasi ke tubuh gadis antagonis yang berperilaku buruk? Hal itu terjadi pada Viola Qania Raquel yang meninggal akibat kecelakaan dan berakhir ditubuh seorang g...