20

68.2K 4.2K 2
                                    


Haihai!

Gimana kabarnya?

Don't forget to follow me. Hahaha!

HAPPY READING ~

Bel pulang sekolah telah berbunyi sepuluh menit yang lalu.

Kini Zea dan ketiga sahabatnya tengah berjalan melewati koridor untuk menuju gerbang sekolah.

"Eh, gimana kalo besok kalian nginep di rumah gue aja? Biar kita lebih gampang ngerjain tugas kelompoknya" Ujar Vania.

"Gue sih terserah aja" ucap Clara.

"Gue setuju! Tapi Clara, Lo jemput gue ya" ucap Reina.

"Ogah" sarkasnya.

Mendengar perkataan dari Clara membuat Reina memanyunkan bibirnya.

"Huwwuww Clara, kok Lo tega sama sahabat Lo sendiri" ucap Reina dengan menunjukkan puppy eyes nya yang membuat Clara bergidik.

"Bukan, bukan temen gue itu" ucap Vania.

"Ya, ya,Lo mau kan?" Bujuk Reina sembari menarik pelan lengan Clara.

"Ck! Dasar beban!"

"Yaudah iya!" Ucapnya dengan nada kesal.

Reina sontak memeluk Clara erat.

"Terima kasih monyet.. ehh, terima kasih Clara, kaulah sahabat terbaik aku" ucap Reina.

Clara yang mendengarnya hanya memutar bola matanya malas kemudian melanjutkan perjalanan.

Beberapa saat kemudian mereka telah sampai di gerbang sekolah.

"Tumben Lo di jemput nya lambat, biasanya jam segini supir Lo udah udah di sini" ucap Reina yang tak melihat keberadaan mobil Zea.

"Mungkin udah di jalan" jawab Zea

Reina menganggukkan kepalanya.
"Emm, kalo gitu gue duluan ya, mobil gue udah nyampe"

"Gue juga, mobil gue udah didepan" ucap Vania.

"Yaudah hati-hati" jawab Zea dan Clara serempak.

Kini hanya ada mereka berdua.

"Clara, kok kamu belum pulang juga?" Tanya Zea.

"Gapapa, gue nungguin jemputan Lo nyampe dulu" jawabnya.

Diantara mereka, memang hanya Clara lah yang tidak menggunakan supir pribadi. Bukan karena ia tak memiliki supir, tetapi itu adalah kemauannya sendiri.

"Ehh gapapa, Clara duluan aja,, pak Adi pasti udah deket sini kok"

"Beneran? Ato Lo naik mobil gue aja gimana?" Tawarnya.

"Udah, Zea beneran gapapa kok Clara"

"Yaudah, kalo gitu gue pergi dulu, kalo ada apa-apa telfon gue aja" ucap Clara.

Zea menganggukkan kepalanya sembari tersenyum. Clara pun melenggang pergi.

Sekarang hanya tersisa Zea. Ia menatap kearah sekitar yang memperlihatkan siswa-siswi satu-persatu mulai menghilang.

Zea kemudian menatap kearah langit yang mulai mendung.

"Yahh, bentar lagi hujannya turun" ucapnya mulai panik.

Zea pun mengambil ponselnya berniat untuk menelfon abangnya. Namun sayangnya kesialan kembali menimpanya.

Kali ini ponsel Zea mati total. Ia baru ingat kalau ia lupa untuk mengisi daya ponselnya.

Huh! Benar-benar sial!

Zea mulai takut, namun ia mencoba untuk menenangkan dirinya.

"Mungkin pak Adi kejebak macet"

><><

Hari semakin gelap, jam telah menunjukkan pukul 17:33 . Tetapi Zea masih berada disekolah.

Sekolah yang tadinya ramai diisi oleh sorak-sorai siswa-siswi, kini menjadi sepi. Hanya ada Zea dan beberapa penjaga sekolah.

Ditambah dengan derasnya hujan yang membuat suasana semakin seram dan membuat Zea semakin panik. Ia takut kedua abangnya mengkhawatirkan dirinya.

"Gimana ini, Zea harus ngapain" ucapnya pada dirinya sendiri.

"Gak, Zea gak boleh disini aja, Zea harus pulang"

"Apa Zea jalan kaki aja ya?"

Setelah lama mempertimbangkannya, akhirnya Zea memutuskan untuk pulang dengan berjalan kaki.

Meski itu tidak memungkinkan. Karena jarak dari rumahnya kesekolah itu terbilang cukup jauh.

Tapi apa salahnya mencoba.

Zea mulai membereskan barang-barangnya. Setelah selesai, Zea mengangkat tasnya dan memeluknya dari depan agar tidak terkena hujan.

"Zea pasti bisa kok, tadi aja lari di lapangan bisa, masa ini enggak" ucapnya menyemangati dirinya.

Setelah mengatakan itu, Zea pun melangkahkan kakinya keluar dari sekolah.

Salah satu penjaga sekolah yang melihat Zea hanya menggeleng-gelengkan kepalanya.

"Semoga kamu gapapa nak"


























Gimana part ini??

Baru sadar kalo cerita ini kebanyakan part yang typo nya banyak huhu..😭🙏

Nanti author bakal benerin lagi

Oke?

SEE YOU NEXT PART 😽🫶

Transmigrasi Viola [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang