37

38.8K 2.1K 30
                                    


Ikan hiu makan tomat.

Hai tomat!

HAPPY READING ~


"Gila seh, Clara tadi Lo keren banget sumpah!" Seru Vania.

Sekarang mereka berempat sudah berada di dalam kelas sembari menunggu kedatangan sang guru.

"Bener! Si Putri bungsul itu aja sampai ketakutan tadi hahaha!"

Clara yang mendapat pujian dari sahabatnya hanya terkekeh pelan.

Berbeda dari ketiga sahabatnya yang lain, Clara memang lah terkenal jutek dan sedikit dingin. Orang lain bahkan sampai heran bagaimana bisa mereka semua menjadi dekat satu sama lain.

Tetapi Zea dan ketiga sahabatnya itu tak menghiraukan.

Menurut mereka, Clara adalah orang yang seru. Ya walaupun memang benar sih sifatnya sedikit dingin.

Namun tak terkesan menakutkan jika bersama para sahabatnya. Buktinya, Clara selalu melindungi mereka bertiga. Apalagi sifatnya yang lebih dewasa dibanding yang lain.

Apa kalian juga punya?

"Habis ini, kita harus waspada buat jaga-jaga. Karena bisa aja dia rencanain sesuatu yang buat kita celaka" yang lain mengangguki ucapan Clara.

"Iya, apalagi dia itu licik banget. Pen banget gue nampol muka dia" Vania menggeram sinis.

"Sama. Gue tuh kek peng--"

"Selamat pagi semua"

Ucapan mereka terpaksa harus terpotong kala seorang guru memasuki kelas.

"Nanti kita lanjut lagi" bisik Reina yang langsung mendapat acungan jempol.

.....

Bel istirahat berbunyi. Semua siswa berhamburan untuk melakukan kegiatan mereka masing-masing.

Sama halnya dengan Zea dan ketiga sahabatnya yang kini telah berada dikantin untuk mengisi perut mereka.

"Lo pada ngerasa gak sih kalo si Rafael dari tadi ngeliatin si Zea mulu dari awal kita kesini tadi" bisik Reina risih.

"Eh, tapi kalian jangan nengok dul-"

"Mana? Mana? Kok gue gak liat?" Vania mengedarkan pandangannya kesana-kemari mencari sosok yang dimaksudkan oleh Reina.

"Oh itu mereka!" Dengan wajah tak bersalahnya ia menunjuk kearah meja yang kini diisi oleh Rafael dan teman-temannya.

Mata Reina membelalak. Iapun langsung merengkuh kuat leher sahabatnya itu.

"Kan gue bilang jangan nengok, kenapa Lo malah nunjuk!" Reina berbicara dengan nada rendah seolah ingin memangsa Vania.

Vania pun hanya menyengir lalu mengangkat dua jarinya membentuk peace.

"Sorry-sorry" Reina hanya memutar bola matanya malas.

"Tapi Rafael emang ngeliatin Lo mulu tau Zea"

Zea yang disebut namanya pun langsung mendongak menatap kearah Vania.

"Mungkin Vania salah liat kali. Siapa tau kak Rafael lagi ngeliatin orang lain"

"Gue gak mungkin salah liat, orang dianya aja masih natap Lo" kekeh Vania.

Zea pun mencoba untuk mencuri-curi pandang kearah meja yang berada disebelahnya itu. Dan benar saja, Rafael saat ini sedang menatap kearah dirinya.

"Menurut gue sih, si Rafael udah mulai suka sama Lo" tutur Reina yang diangguki oleh Vania.

Zea yang tak tahu ingin berkata apa, pun memilih untuk diam dan melanjutkan makannya.

"Tapi gue gak setuju" ucap Clara yang langsung mengundang tatapan ketiganya.

"Lah? Kok gak setuju sih?" Heran Reina.

Clara meletakkan sendok yang ia pegang kemudian menaikkan kedua tangannya di atas meja. Seolah akan membicarakan hal yang serius.

"Bukannya gue memprovokasi, tapi gue gak mau kejadian yang sama keulang lagi ke Zea. Bukan cuma gue kan yang liat gimana cara Rafael memperlakuin Zea? Bahkan kalian juga liat"

"Zea bahkan dipermalukan, dan itu ulah dia. Iya gue gak setuju, lebih tepatnya gue khawatir kalo ini cuma akal-akalan dari Rafael." Jelas Clara dengan wajah yang tampak sangat serius.

Dulu ia sempat kesal pada Zea yang terus-menerus mencari perhatian pada Rafael. Bahkan saat Rafael terang-terangan mengatakan bahwa ia tidak menyukainya namun Zea tetap nekat.

Ia mencoba segala cara untuk mendapatkan simpati dari sang pujaan hatinya. Namun itu hanya sia-sia.

Rafael hanya peduli pada putri. Seakan putri sudah menjadi prioritas utama dari si Rafael Anggara

Sekuat apapun ketiga sahabatnya menasehati Zea, ia tak peduli. Persahabatan mereka bahkan hampir renggang waktu itu.

"Udah kita makan dulu, entar keburu masuk" lerai Zea.

><><><

"Aelah sih bos, biasa aja kali ngeliatinnya" sindir Aksa.

Sedangkan yang disindir hanya diam sembari memperhatikan kearah seorang gadis cantik yang tengah makan tersebut.

"gg si bos, ngeliatin adik orang padahal abangnya ada disini. Dua lagi" ujar Garry yang mendapat gelak tawa dari twins G.

Rafael lalu menatap tajam kearah keempat temannya itu seolah ingin membunuh mereka semua.

Melihat tatapan dari Rafael, membuat mereka berempat langsung mengedarkan pandangannya kearah lain.

Rafael menghelakan nafasnya.

"Pulang sekolah jadi ke rumah Lo kan?" Ucap Rafael pada twins G.

Gifran mengangguk.
"Entar pulang sekolah gue-"

"ZEAA!"






















Gimana? Gimana?

SEE U NEXT PART 😽🫶

Transmigrasi Viola [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang