Chapter 16

1K 211 43
                                    

"Mommy!"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Mommy!"

Teriakan melengking milik Jungwon menyambut kedatangan Rose di mansion Jeon. Rose tersenyum lebar, tangannya terbuka menyambut si bungsu dalam dekapan. Total abai pada atensi Jungkook yang duduk di sofa ruang tengah, nampak sibuk pada tablet miliknya.

Terhitung selama tiga hari berturut-turut Rose menginap di mansion Jeon sejak si bungsu keluar dari rumah sakit. Jungkook bisa apa selain mengiyakan permintaan putra bungsunya itu. Meski ia harus membujuk Soobin dengan sangat hati-hati.

"Mommy menginap lagi?"

Binar mata antusias milik si bungsu buat Rose bertekuk lutut detik itu juga. Sang ibu bisa apa selain mengangguk semangat.

"Yeay!!!"

Jungwon tertawa girang pun membuat Jungkook ikut tersenyum dibuatnya. Bersyukur dalam hati, Rose memikirkan putranya.

Jungwon menarik pelan tangan sang ibu menghampiri Jungkook yang duduk di sofa. Melihat sang mantan istri dan bungsunya duduk disampingnya, Jungkook memilih bangkit.

"Daddy disini saja."

Pasrah, Jungkook kembali duduk disamping si bungsu. Jungwon tersenyum lebar, kedua tangannya menggapai tangan orang tuanya. Menggenggamnya erat, "Jungwonie sudah lama tidak menggenggam tangan Daddy dan Mommy seperti ini, hehehe."

Praktis, baik Jungkook ataupun Rose terdiam ditempatnya. Jungwon menatap ayah dan ibunya bergantian, lalu tersenyum lebar seakan ia baru saja mendapat hadiah besar.

Ya, bagi anak sepertinya, apa yang lebih bahagia dari melihat kedua orang tuanya bersama?

Tidak ada

"Umm, Jungwonie ingin cerita. Waktu itu, teman Jungwonie bilang seperti ini 'Jungwon, walaupun orang tuamu berpisah, kau pasti hidup bahagia kan? Kedua orang tuamu kan kaya raya'  Jungwon sedih mendengarnya, tapi itu kebenarannya hehehe."

Lidah keduanya kelu, Rose dan Jungkook hanya diam mendengarkan cerita si bungsu. Pahit, sangat pahit tapi keduanya bisa apa? Jalan perpisahan ini sudah mereka tempuh dan mereka rasa tidak perlu disesali.

"Berhenti menjual cerita sedihmu, Jungwon. Itu tidak akan merubah apapun, sadarlah, dan terima semuanya."

Sebuah suara datar dari ujung tangga membuat ketiganya menoleh. Itu si sulung yang muncul dengan buku tentang astronomi ditangan kanannya.

"Jungwonie hanya berbagi cerita saja pada Daddy dan Mommy."

Soobin menoleh ke arah sang adik, tersenyum miring sembari menggelengkan kepalanya pelan.

"Jungwon, berekspetasi terlalu tinggi itu tidak boleh, kalau jatuh sakit sekali rasanya."

Tatapan Soobin beralih pada sang ayah yang menatapnya lurus tanpa sepatah kata. Soobin tahu, teramat tahu jika sang ayah tengah menekan emosinya kuat-kuat tapi dengan berani si sulung menatap kedua mata sang ayah.

DivorceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang