Tubuh itu luruh ke lantai sesaat setelah Aera menutup pintu kamar hotelnya. Bahu sempit itu bergetar hebat, Aera memeluk lututnya menyembunyikan wajahnya yang berantakan karna tangisannya.
Bayang-bayang kebersamaannya dengan Jungkook berputar, terus menerus hingga membuat tangisan wanita itu semakin menjadi. Ia mengangkat wajahnya, lalu tangan kanannya memukul dadanya berharap setiap pukulan itu bisa meredakan sesak yang ia rasakan.
"Aera, aku pasti akan mencintaimu. Aku akan menikahimu. Aku berjanji, sungguh."
Aera menutup kedua telinganya, kepalanya menggeleng ribut, "Seharusnya dari awal kau tidak usah memberiku harapan, Jungkook. Kau tidak bisa memenuhi harapan itu, kau tidak bisa menepati janjimu padaku. Kau mengingkarinya, kau menikah dengan wanita lain. Tapi kenapa perasaan ini masih ada untukmu."
"Aku membencimu tapi cintaku padamu lebih besar dari rasa benciku." ujar Aera pilu.
Tok
Tok
Tok
Suara ketukan pintu berhasil membuat Aera menghentikan tangisannya. Ia terdiam selama beberapa saat sebelum sebuah suara masuk dalam pendengarannya.
"Aera-ssi, ini aku Lisa."
Aera dengan cepat menghapus air matanya, ia sedikit berlari ke kamar mandi guna membasuh wajahnya.
Dengan sedikit terburu-buru, Aera membuka pintu. Ia tersenyum ramah menyambut kedatangan Lisa.
"Aku sungguh merindukanmu!" ujar Lisa sembari memeluk Aera.
Aera tersenyum, "Aku juga, maaf membuatmu sedikit menunggu. Ayo masuk."
Lisa tersenyum dan mengangguk, keduanya masuk setelah Aera menutup pintu kamarnya. Lisa duduk dengan nyaman di ranjang empuk kamar hotel, sedikit melakukan peregangan.
"Oh iya, aku lupa kedatanganku kemari." ujar Lisa lalu membuka tas miliknya dan menyerahkan sebuah dokumen pada Aera.
"Selain karna aku merindukanmu, R' Laurent Charlestown menyerahkan kontrak pekerjaan ini padamu. Kau bisa membacanya, sajangnim juga memesan kau tak perlu terburu-buru dalam mengambil keputusan, dia akan menunggumu." lanjut Lisa.
Aera terkekeh, "Aku sangat tersanjung model internasional ini mau membawakan dokumen kontrak pekerjaanku, sungguh aku merasa tersanjung."
"Heol, kau tidak sadar kau juga terkenal?" ujar Lisa.
Aera mengedikkan bahunya, "Tidak setenar dirimu, Lisa."
"Dimana Jennie? Apa dia ada pemotretan?" Aera bertanya sembari meletakkan secangkir teh untuk Lisa.
Lisa mengangguk, "Iya, dia sangat sibuk."
Lisa meneguk teh tersebut, netranya mengamati Aera yang berusaha menghindari kontak matanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Divorce
FanfictionProblematika perceraian Rose dan Jungkook dalam membesarkan kedua putra mereka. Lalu bagaimanakah usaha Soobin dan Jungwon untuk menyatukan kembali kedua orang tua mereka? "Kita boleh bercerai, tetapi Soobin dan Jungwon yang utama."