Chapter 20

1K 207 38
                                    

Mansion besar itu terasa hampa malam ini, petir diluar sana saling bersahutan, rinai hujan seakan berlomba siapa paling cepat

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Mansion besar itu terasa hampa malam ini, petir diluar sana saling bersahutan, rinai hujan seakan berlomba siapa paling cepat. Malam ini lebih dingin dari malam sebelumnya, lebih sendu hingga terasa menyesakkan dada.

Diujung sana Jungkook tengah duduk dengan Jungwon dalam pangkuannya. Keduanya menatap jendela besar didepannya, menyaksikan bagaimana petir diluar sana saling bersahutan. Isakan kecil itu masih terdengar dari belah bibir si bungsu, tangan besar itupun tidak berhenti mengelus pucuk kepala putranya.

"Jungwon putra Daddy."

Kalimat itu terucap dari belah bibir Jungkook tanpa henti. Pelukannya mengerat, matanya memejam sesaat berusaha menghapus ingatannya beberapa saat yang lalu.

You're my sunshine

My only sunshine

U make me happy

When skies are gray

You'll never know, dear

How much I love you

Please don't take

My sunshine away

Nyanyiannya terdengar, kecupan sayang Jungkook sematkan didahi si bungsu dengan penuh kasih. Melirik sesaat lalu senyum kecilnya terbit, si bungsu jatuh tertidur dalam dekap. Diujung sana para sahabatnya melihat, semuanya nampak duduk dengan pandangan menunduk.

Soobin ada disana, duduk diantara Jennie dan Taehyung. Menatap datar pada sang ayah juga adik kecilnya. Lalu sepasang obsidian hitam itu beralih menatap sang ibu yang terduduk dilantai dengan pandangan tak lepas dari sosok ayah dan juga adiknya.

Netra bocah sepuluh tahun itu bergetar, ia bangkit dari duduknya melangkah cepat mendekati Rose tanpa bisa dicegah.

"Selamat."

Rose mendongak, menatap sulungnya dengan tatapan sendu miliknya. Tangan kanannya terangkat, bermaksud menggapai si sulung dalam dekap. Praktis, bocah sepuluh tahun itu memundurkan tubuhnya, menghindar.

"Jangan menyentuhku, jangan pernah."

Jisoo segera berdiri dari duduknya, menghampiri Soobin dengan langkah pasti, "Soobin.."

Soobin tetap tak bergeming, ia menatap tajam pada sang ibu, "Selamat Roseanne Park, kau berhasil menghancurkan semuanya. Semuanya hancur.."

Bagai disayat Rose menatap sulungnya, tangannya menepuk dadanya yang sesak dengan tangisan pilu.

"Aku masih ibumu Soobin, aku yang mengandungmu—

"Tapi kau juga berniat untuk membunuhku! Aku yang kau sebut putramu ini ingin kau habisi!" potong Soobin cepat dengan nanarnya.

Sang ibu total terpaku, menatap putra sulungnya yang menangis pilu. Lengan besar itu tiba-tiba segera mengambil Soobin dalam gendongan, tentu Jungkook lah sang pelaku utama. Sedangkan Jungwon sudah berada dalam gendongan Taehyung menaiki anak tangga menuju kamar.

DivorceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang